Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sastra » 13 Pendekatan Psikologi Dalam Penelitian Sastra

13 Pendekatan Psikologi Dalam Penelitian Sastra

by Bernadet Maress

Sastra adalah gambaran nyata pada kehidupan seseorang mengenai perjalanannya dengan berbagai masalah yang terjadi. Untuk itulah sastra dipandang sangat berguna karena didalamnya terkandung berbagai gagasan berupa ajaran, petuah dan juga pengetahuan. Bisa dikatakan jika sastra tidak hanya berguna bagi masyarakat dengan seseorang. Namun yang sering menjadi bahan sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan masyarakat.

Sedangkan psikologi sastra adalah salah satu dari macam macam psikologi khusus yang merupakan kajian sastra dalam memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarangnya akan menggunakan rasa, cipta dan karya ketika berkarya. Hal serupa juga terjadi pada pembaca dalam menanggapi karya tersebut yang tidak lepas dari kejiwaan masing-masing.

Pemakaian aspek kejiwaan pada manusia dengan cara pendekatan psikologi dalam penelitian sastra dilakukan guna menganalisa tokoh dalam sebuah naskah. Untuk tulisan kali ini, kami akan menjelaskan tentang beberapa pendekatan psikologi dalam penelitian sastra untuk menambah informasi anda.

  1. Pendekatan Sigmund Freud

Dalam konsepnya, Freud menggunakan tolakan psikologi umum. Ia menyatakan jika dalam diri manusia terdapat 3 bagian yakni ide, ego dan super ego. Apabila ketiganya bisa bekerja dengan seimbang serta wajar, manusia juga akan memperlihatkan watak yang juga wajar. Jika ketiganya tidak bekerja dengan seimbang bahkan salah satunya lebih mendominasi, maka akan terjadi perang batin dalam jiwa manusia dengan beberapa gejala seperti gelisah, depresi dalam psikologi, resah, tertekan dan neurosis.

Dalam penggambaran tentang pengarang dan juga menciptakan karya sastra, freud berkata jika pengarang tersebut terserang penyakit jiwa (neurosis) bahkan berada dalam kondisi tertekan dan akhirnya sampai menimbulkan gagasan serta ide yang menghendaki guna disuplimasikan dalam bentuk karya sastra.

  1. Pendekatan Intuitif

Pendekatan intuitif merupakan metode yang dilakukan dengan cara sengaja atau tidak disengaja yakni dengan cara memperhatikan atau menyimak seseorang dalam kehidupannya sehari hari yang juga dijadikan sebagai model pendekatan dalam psikologi sosial. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengetahui situasi yang akan terjadi sebab biasanya manusia memang sudah bisa mengetahui dari apa yang biasa terjadi.

  1. Pendekatan Kontemplatif

Pendekatan kontemplatif merupakan metode yang dilakukan dengan cara merenungkan kontemplasi pada objek yang sedang diselidiki dengan cara menggunakan kemampuan berpikir yang optimal atau konsentrasi sama seperti pendekatan psikologi dalam memahami Islam. Pendekatan ini mempunyai tujuan yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pendekatan intuitif. Namun di dalam pendekatan ini, bisa didapatkan pemikiran atau penggabungan dari apa yang sudah ditemukan dan juga yang baru ditemukan.

  1. Pendekatan Filosofis Religius

Pendekatan ini dipakai untuk mengetahui antara pribadi manusia dengan cara melihat norma yang terkandung dalam agama berbeda dengan pendekatan kognitif dalam bimbingan konseling. Tujuan dari pendekatan ini memiliki tujuan untuk mengetahui psikologi manusia atau pribadi manusia dengan memakai materi agama yang terkandung dalam kitab kitab agama.

  1. Pendekatan Observasi

Observasi dalam psikologi sastra berasal dari kata observe yang memiliki arti mengamati atau meneliti. Itu artinya observasi adalah kegiatan mengamati situasi yang sedang terjadi secara spontan, biasa disebut dengan situasi kehendak alam atau alamiah. Hasil pengamatan akan dicatat secara teliti guna mengambil beberapa kesimpulan dalam mempelajari tingkah laku, interaksi sosial, aktivitas keagamaan dan juga kejadian lain yang bisa dijadikan eksperimen. Pada hakikatnya, eksperimen merupakan salah satu metode dari observasi yang dibatasi dengan menghasilkan beberapa kondisi tertentu.

  1. Pendekatan Ekspresif

Fokus kajian terletak pada aspek kejiwaan pengarang selaku pencipta karya sastra, psikologi pengarang mempunyai kaitan erat dengan pendekatan ekspresif. Seperti yang dikemukaan Abrams, jika pendekatan ekspresif memandang sekaligus mengkaji karya sastra dengan fokus perhatian pada sastrawan sebagai pencipta karya sastra dimana ada hubungan psikologi dan sastra.

Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai ekspresi sastrawan. Curahan perasaan dan juga pikiran sebagai produk imajinasi yang bekerja dengan berbagai persepsi , pikiran serta perasaannya. Pendekatan ekspresif mempunyai fokus kajian yang serupa dengan mengkaji keberadaan pengarang sebagai pencipta karya sastra. Meski demikian, pendekatan ekspresif mempunyai area kajian yang jauh lebih luas karena tidak terbatas pada aspek kejiwaan pengarang saja.

Namun, latar belakang sosial budaya tempat pengarang dilahirkan dan berkarya. Dengan ini bisa dikatakan jika psikologi pengarang sebetulnya menjadi salah satu wilayah kajian dalam pendekatan ekspresif sehingga untuk memisahkan keduanya pada kasus pengarang dan karya tertentu seringkali tidak memungkinkan.

  1. Pendekatan Resepsi

Pendekatan resepsi lewat kritik sastra dikembangkan Felix Vodicka. Dalam pendekatan ini cara kerja psikologi sastra kritikus dianggap sebagai penanggap utama serta khas sebab kritikus dianggap bisa menetapkan konkretisasi atau pemaknaan karya sastra. Perwujudan penempatan serta penilaian karya tersebut pada masalah kemudian mengeksplisitkan tanggapannya pada karya sastra. Sebagai contoh, dikaji tentang tanggapan kritikus dari mulai sekitar tahun 1940-an hingga 1990-an pada pusi pusi karya dari Chairil Anwar dengan menganalisis kritis yang ada pada puisi Chairil Anwar.

  1. Pendekatan Intertekstualitas

Pendekatan psikologi dalam pengkajian sastra yakni intertekstualitas dalam resepsi sastra dikembangkan Jauss yang bisa diterapkan untuk mengetahui resepsi pembawa yang terwujud dalam hubungan dua karya sastra atau lebih. Asumsi karya sastra tertentu adalah bentuk tanggapan atau transformasi pada karya sebelumnya. Dengan pendekatan intertekstualitas seperti contohnya novel Burung burung Manyar karya Y.B Mangunwijaya sebagai tanggapan novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.

Ini dikarenakan ada persamaan motif cerita serta karakter tokoh dalam kedua karya tersebut yakni berhubungan dengan karakter Tuti dan Larasati sebagai tokoh emanispatoris. Demikian juga intertekstual bisa dikaji sekaligus dipahami pada novel Arjuna Mencari cinta karya Yudhistira Ardi Nugraha sebagai tanggapan atau resepsi dari cerita wayang khususnya Mahabharata yang bercerita tentang kehidupan keluarga Pandawa sebab nama tokoh dalam novel tersebut sama seperti nama dalam tokoh tokoh pewayangan.

  1. Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural yang berbeda dengan pendekatan tekstual dalam psikologi sastra bisa dikatakan sebagai pendekatan awal dalam meneliti sebuah karya sastra. Pendekatan struktural ini juga disebut dengan pendekatan objektif dimana struktur menjadi komponen utamanya dan menjadi prinsip kesatuan lakuan dalam drama. Analisis struktural pada dasarnya memiliki tujuan untuk memaparkan dengan cermat dari fungsi dan hubungan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersamaan menghasilkan sebuah keseluruhan.

Analisis struktural tidak hanya cukup dilakukan dengan mendata unsur tertentu dalam karya fiksi, namun ada yang lebih penting yakni memperlihatkan hubungan antar semua unsur dan sumbangan apa yang diberikan pada tujuan estetik serta makna keseluruhan yang ingin dicapai. Untuk itu bisa disimpulkan jika pendekatan struktural adalah langkah awal untuk mengetahui makna karya sastra sebagai sebuah kesatuan yang utuh.

  1. Pendekatan Fisiologis

Fisiologi adalah turunan dari biologi yang mempelajari tentang bagaimana kehidupan berfungsi secara kimiawi dan fisik yakni kajian tentang kehidupan benda hidup berbeda dengan pendekatan psikologi dalam belajar bahasa. Para ahli psikologi fisiologi mencoba menemukan hubungan antara proses biologi dengan perilaku seperti yang ada di dalam karya sastra. Dengan kata lain, pendekatan fisiologis merupakan pendekatan atas dasar aspek fisiologis dan tidak berhubungan dengan jiwa dan perasaan.

  1. Pendekatan Psikofisis

Psikofisis terdiri dari dua kata yakni psiko yang berarti jiwa dan juga fisik yang diambil dari kata fisik. Pendekatan ini hanya bersifat luar saja yang dilakukan lewat dua aspek yakni aspek dalam atau jiwa dan juga aspek luar atau fisik yang keduanya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya berbeda dengan pendekatan dalam psikologi pendidikan.

Teori ini dinyatakan oleh ahli filsafat asal Perancis bernama Rene Descartes yang menyatakan jika psikis bisa berpengaruh pada tubuh dan begitu juga sebaliknya dimana tubuh juga bisa berpengaruh pada psikis yang hubungannya dinamakan dengan mutual interaction.

  1. Pendekatan Fungsionalis

Pendekatan fungsionalis merupakan penyesuaian diri sebagai proses mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan lingkungan tidak seperti model pendekatan dalam perkembangan manusia. Ini merupakan pendekatan psikologis untuk melihat bagaimana cara beradaptasi seseorang dengan lingkungannya. Pendekatan fungsionalis merupakan pendekatan psikologi yang memandang jika psikis atau mind sebagai fungsi atau dipakai oleh organisme untuk menyesuaikan atau beradaptasi dengan lingkungan.

Fungsionalis adalah psikologi yang mempelajari tentang psikis dan tidak bertitik tolak pada komposisi atau struktur dari psikis atau struktur dari psikis atau struktur mental yang terdiri dari beberapa elemen namun dari fungsi atau proses mental yang mengarah pada akibat akibat praktis.

  1. Pendekatan Saintifik

Sains merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai kata kolektif untuk memperlihatkan bermacam pengetahuan yang sistematis dan objektif sekaligus bisa diteliti kebenarannya. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan dengan cara memahami aspek perilaku tertentu yang bisa digunakan untuk menjelaskan semua perilaku.

Itulah tadi artikel tentang beberapa pendekatan psikologi dalam penelitian sastra. Anda tertarik memperakterkannya ?. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan membantu anda.

You may also like