Home » Gangguan Psikologi » 14 Gejala Anti Sosial Dalam Kalangan Pelajar dan Cara Mengatasinya

14 Gejala Anti Sosial Dalam Kalangan Pelajar dan Cara Mengatasinya

by Bernadet Maress

Kepribadian anti sosial akan berbeda beda untuk setiap orang. Pengertian dari anti sosial sendiri adalah bentuk kepribadian sikap dan tindakan yang tidak memperhitungkan presensi orang lain yang ada disekelilingnya. Beberapa contoh dari perilaku anti sosial diantaranya adalah introvert dan hikikomori. Seseorang yang memiliki perilaku anti sosial umumnya akan lebih suka menyendiri dibandingkan dengan berkumpul bersama orang banyak. Sedangkan dalam psikologi, anti sosial diartikan sebagai sebuah sikap yang dihasilkan dari nilai dan norma masyarakat pada umumnya. Sedangkan beberapa penyebab dari anti sosial khususnya untuk kalangan pelajar adalah faktor kegagalan keluarga dalam pendidikan formal. kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan juga pelampiasan akibat dari kenyataan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam ulasan kali ini, kami akan berikan beberapa gejala anti sosial dalam kalangan pelajar yang sangat penting untuk diketahui.

  1. Memiliki Ego Tinggi

Seorang pelajar dengan sikap anti sosial umumnya akan memiliki ego yang lebih tinggi sekaligus tidak mengerti bagaimana cara menghilangkan sikap egois tersebut. Hal tersebut nantinya akan membuat mereka kesulitan untuk mengubah sikap anti sosial dan bahkan mereka akan lebih sering memaksakan orang lain untuk bisa mengerti dan memahami diri mereka tanpa memperdulikan pendapat dari orang lain.

  1. Tidak Banyak Bicara

Seorang pelajar yang anti sosial juga umumnya lebih memikirkan diri sendiri tanpa peduli dengan orang lain yang berbanding terbalik dengan kepribadian extrovert. Salah satu gejala paling jelas adalah tidak banyak bicara dan saat mereka terpaksa untuk berinteraksi dengan orang lain, maka akan berbicara sangat sedikit dan terkadang hanya menggunakan bahasa tubuh sehingga semakin mempercepat berakhirnya pembicaraan.

  1. Tidak Sering Meminta Bantuan

Pada saat seorang pelajar yang memiliki sikap anti sosial dan sedang menghadapi masalah seperti pelajaran dan sebagainya, maka mereka tidak akan meminta bantuan dari orang lain. Mereka akan berusaha untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri sebab mereka memiliki mindset jika ia pasti bisa menyelesaikan segala masalah sendiri tanpa adanya bantuan dari teman atau orang lain.

  1. Penyendiri

Sikap dari seorang pelajar yang anti sosial adalah lebih senang menyendiri atau memiliki gangguan kepribadian menghindar dibandingkan berkumpul dengan orang lain. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu sendirian dengan hal hal yang disukai dibandingkan dengan bergaul bersama teman teman.

  1. Tidak Memiliki Sikap Dominan

Setiap orang selalu ingin menjadi orang utama dalam kehidupan baik dalam sekolah, pergaulan atau pekerjaan. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk seseorang yang anti sosial sebab mereka lebih senang untuk menjadi penonton dalam kehidupan dibandingkan harus terlibat dalam sesuatu yang menurutnya tidak memiliki arti.

  1. Selalu Menghindari

Seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial juga akan selalu menghindari beberapa hal seperti mengeluh, mengungkapkan pendapat atau saran dan bahkan disaat ada seseorang yang memberikan pertanyaan untuk dirinya. Hal ini bisa terjadi karena orang anti sosial akan selalu menghindari orang lain untuk memberikan respon atas apa yang ia utarakan dan pada saat ada seseorang yang memberikan respon maka akan terjadi interaksi antara kedua belah pihak. Seorang pelajar yang anti sosial akan selalu menghindari interaksi sebab merasa jika berinteraksi hanya membuang waktu dan tidak berguna. Mereka biasanya hanya akan berinteraksi saat sedang membutuhkan sesuatu yang tidak bisa lagi ia lakukan.

  1. Pintar Menyembunyikan Masalah

Baik pelajar atau orang dewasa yang anti sosial pasti memiliki sisi lemah dalam kehidupan yang ia miliki. Akan tetapi, saat mereka memiliki masalah, maka ia lebih memilih untuk menyembunyikan masalah tersebut dan berusaha sekeras mungkin agar bisa menyelesaikan masalah yang ia miliki. Seorang anti sosial tidak ingin kehidupan yang ia miliki banyak dicampuri oleh orang lain. Saat mereka tidak bisa memecahkan masalah tersebut, maka akan cenderung mengalami depresi sehingga barulah ia sadar dan meminta bantuan pada orang lain.

  1. Selalu Memikirkan Pro Kontra

Seorang anti sosial atau fobia sosial yang saat melakukan sesuatu umumnya akan selalu memikirkan pro dan kontra atas tindakan yang akan dilakukan. Mereka akan selalu berpikir keras akan tindakan mereka bahkan bisa menghabiskan waktu hingga beberapa jam hingga sampai mengabaikan inti dari masalah yang sebenarnya harus diselesaikan.

  1. Menghindari Kontak Mata dan Senyum

Seorang anti sosial  yang merupakan salah satu dari macam macam tingkah laku dalam psikologi akan lebih sering menghindari kontak mata dan juga senyum terlalu lama pada orang lain yang sedang memandangnya. Selain itu, mereka terlihat malas untuk mengawali sebuah percakapan dengan orang lain sebab takut jika orang tersebut akan semakin mengenal dirinya atau lebih memeriksa kehidupan pribadinya. Saat mereka bertemu dengan teman baru baik di sekolah ataupun di universitas baik orang baru atau teman lama, maka akan selalu menghindar dan lebih memilih jalan lain agar tidak bertemu dan bertegur sapa dengan orang tersebut.

Hal ini bisa terjadi karena anti sosial berpikir jika melakukan kontak mata atau tersenyum akan mendorong seseorang untuk bertanya atau berkomentar mengenai sesuatu yang ada pada dirinya dan pembicaraan bisa berlanjut.

  1. Hidup Dalam Masa Lalu

Sebenarnya, seseorang yang anti sosial bisa saja tidak seperti itu sebelumnya namun bisa terjadi karena disebabkan trauma masa lalu sehingga membuat mereka merasa ketakutan dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain. Anti sosial yang mengalami trauma masa lalu maka akan menjalani hidupnya dengan bayang bayang masa lalu sehingga takut untuk mengenal orang baru sebab merasa bisa menimbulkan kembali trauma serupa yang pernah ia alami sebelumnya.

  1. Hidup Dengan Hewan Peliharaan

Semua orang membutuhkan seorang teman termasuk anti sosial. Akan tetapi mereka lebih senang berteman dengan hewan peliharaan atau bahkan sering mengajak benda kesayangannya untuk berbicara saat sedang ingin berbagi kebahagiaan atau masalah. Bagi anti sosial, hewan peliharaan atau benda mati memang tidak bisa menyelesaikan masalah, akan tetapi mereka menganggap jika hal tersebut bisa dijadikan tempat mencurahkan perasaan tanpa perlu menyusahkan diri sendiri. Mereka akan merasa bebas untuk bercerita tanpa perlu menjawab pertanyaan umpan balik dari macam macam sifat manusia.

  1. Tidak Peduli Pendapat Orang Lain

Seorang anti sosial juga biasanya tidak peduli dengan pendapat atau perkataan orang lain yang membicarakan tentang dirinya. Bagi mereka, perkataan tersebut akan berlalu tanpa perlu masuk ke dalam hati atau pikiran. Untuk para anti sosial, kebenaran hanyalah mutlak ada pada diri mereka sendiri dan bukan terletak dari perkataan orang lain sehingga mereka tidak akan mudah percaya dengan orang lain. Namun, ketika ia menemukan seseorang yang bisa dipercaya, maka ia bisa menaruh harapan besar pada orang tersebut agar bisa dijadikan pendengar yang baik dan tempat untuk meminta bantuan saat sedang mengalami kesulitan.

  1. Tidak Peduli Dianggap Sombong

Seorang anti sosial yang menjadi salah satu gangguan psikologis remaja ini merupakan orang yang senang dan selalu sibuk dengan dunia yang ia miliki sendiri. Ia tidak peduli dengan orang lain sebab beranggapan bisa menghasilkan kebahagiaan mereka sendiri. Semua yang mereka inginkan nantinya bisa ia penuhi sendiri apapun cara yang harus ditempuh dan ketika hal tersebut sudah terpenuhi, maka ada perubahan sikap jelas yang muncul dari orang tersebut.

Hal inilah yang membuat teman teman di sekolah berpikiran jika seorang anti sosial adalah orang yang sombong entah karena kurang peka atau pura pura tidak peka namun tetap tidak akan dipedulikan oleh orang yang anti sosial.

  1. Tidak Berminat Unjuk Gigi

Seorang anti sosial juga tidak memiliki minat untuk unjuk gigi atau memamerkan macam macam bakat yang ia miliki karena cemas jika ada seseorang yang akan berkomentar tentang hal tersebut dan berakhir dengan percakapan yang aktif. Selain itu, ia juga tidak memperdulikan tentang orang lain yang sedang unjuk gigi di hadapan mereka. Ia akan bersikap tidak peduli dengan yang dilakukan oleh orang lain sebab bagi mereka, pada saat masalah yang mereka hadapi bisa terselesaikan, maka mereka bisa bahagia tanpa perlu ada orang lain dalam kehidupan mereka sekalipun untuk memamerkan apa yang ia miliki pada dirinya.

Cara Mengatasi Gejala Anti Sosial

Untuk mengatasi gejala anti sosial pada pelajar, maka ada beberapa cara yang bisa dilakukan baik untuk mencegah dan juga mengobati sikap anti sosial tersebut dan diantaranya adalah:

  • Memberikan kedisiplinan tanpa paksaan: Cara pertama untuk mengatasi gejala anti sosial adalah dengan mengusahakan untuk memberikan fasilitas pengembangan sikap disiplin tanpa adanya paksaan, strategi meningkatkan pembangunan sosial dan pendidikan, meningkatkan keterlibatan orang tua di sekolah dan juga kegiatan ekstrakurikuler.
  • Mendukung keberhasilan akademis: Fokus untuk memberikan dukungan untuk keberhasilan akademis, memodifikasi lingkungan sekolah agar bisa menghambat perilaku menyimpang, lebih meningkatkan kemampuan organisasi dan juga akademik sekaligus mengajarkan hubungan dengan teman sebaya dalam hal positif.
  • Terapi binaural beats: Terapi yang fokus pada terapi otak yang didesain dengan musik dan juga kata kata. Terapi ini akan mengajak penderita masuk ke alam bawah sadar agar bisa mengetahui sekaligus memvisualisasikan masalah yang sedang dialami.

You may also like