Terapi modalitas merupakan macam macam alternatif yang bisa diberikan untuk penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa dan juga gangguan kepribadian dalam psikologi klinis sendiri merupakan penyimpangan perilaku yang masih belum jelas penyebabnya sehingga dibutuhkan pengkajian lebih mendalam untuk mengetahui apa penyebab dan pemicu dari terjadinya gangguan jiwa tersebut. Selain itu, kondisi fisik seseorang, masalah kepribadian awal, kondisi keluarga dan juga masyarakat bisa menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan jiwa. Maramis melakukan identifikasi penyebab dari gangguan yang bisa berasal dari kondisi fisik, kondisi psikologis atau kejiwaan dan juga masalah sosial atau lingkungan. Jika gangguan jiwa memang disebabkan karena gangguan fisik seperti keseimbangan neurotransmitter yang menjadi pengendali perilaku manusia, maka pengobatan yang bisa diberikan adalah farmakologi. Sedangkan jika gangguan jiwa disebabkan karena kondisi psikologi maka harus diatasi secara psikologi dan jika penyebabnya karena masalah lingkungan, maka bisa diatasi dengan terapi yang fokus pada manipulasi lingkungan. Dengan ini, maka berbagai macam terapi dalam keperawatan kesehatan jiwa bisa berbentuk somaterapi, terapi lingkungan dan juga psikoterapi. Lalu, apa saja macam macam terapi modalitas jiwa yang bisa digunakan?, berikut ulasan selengkapnya untuk anda.
- Terapi Individual
Terapi individual merupakan penanganan seseorang dengan macam macam gangguan jiwa melalui pendekatan hubungan individual antara terapis dengan klien tersebut. Sebuah hubungan yang terstruktur akan dijalin antara perawat dengan klien nantinya bisa mengubah perilaku klien. Sedangkan hubungan yang dijalin sendiri adalah hubungan yang memang disengaja dengan tujuan terapi dan dilakukan pada tahap sistematis atau terstruktur sehingga lewat hubungan tersebut nantinya perilaku klien akan berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Hubungan terstruktur ini memiliki tujuan agar klien bisa menyelesaikan masalah yang sedang dialami dan juga bisa meredakan penderitaan atau distress emosional sekaligus mengembangkan cara yang tepat untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sedangkan tahapan yang digunakan dalam terapi individual ini meliputi tiga tahapan yakni tahapan orientasi, tahapan kerja dan juga tahapan terminasi.
- Tahapan orientasi: Merupakan jenis terapi dalam psikologi yang dilakukan saat perawat memulai interaksi dengan klien untuk membina hubungan saling percaya yang sangat penting agar klien bisa mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi dan mau bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut dengan perawat.
- Tahapan kerja: Dilakukan saat klien mulai bisa mengeksplorasi diri dan mengungkapkan apa saja yang sedang ia alami. Tugas perawat nantinya tidak hanya untuk memperhatikan namun konteks cerita namun juga memperhatikan perasaan klien saat bercerita.
- Tahapan terminasi: Dilakukan ketika terjalin hubungan terapeutik yang sudah mereda dan terkendali yakni klien sudah merasa lebih baik, memperlihatkan peningkatan fungsi diri, sosial dan juga pekerjaan serta yang terpenting adalah mencapai tujuan dari terapi.
- Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan merupakan terapi menata lingkungan supaya bisa merubah perilaku abnormal klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku yang adaptif. Perawat nantinya akan memakai seluruh lingkungan rumah sakit dalam hal terapeutik dan bentuknya adalah memberikan kesempatan pada klien agar bisa tumbuh sekaligus merubah perilaku dengan cara fokus pada nilai terapeutik pada aktivitas dan juga interaksi.
Pada terapi lingkungan ini, perawat akan memberikan kesempatan, dukungan sekaligus pengertian supaya klien bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Klien nantinya juga akan diberikan beberapa peraturan yang harus ditaati, tekanan peer, harapan lingkungan dan juga belajar untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Perawat juga harus mendorong komunikasi serta membuat keputusan, meningkatkan harga diri, belajar mengenai keterampilan dan juga perilaku yang baru.
Lingkungan rumah sakit tersebut hanyalah lingkungan sementara sebelum kembali ke rumah sehingga tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan klien agar bisa hidup di luar lembaga yang sudah diciptakan lewat belajar kompetensi yang dibutuhkan agar bisa beralih dari lingkungan rumah sakit ke lingkungan tempat tinggal setelah sembuh dari penyakit kejiwaan ringan atau berat.
- Terapi Biologis
Terapi biologi atau terapi sonatic memiliki dasar model medical yang memandang gangguan jiwa sebagai penyakit. Hal ini berbeda dengan model konsep lain yang lebih memandang gangguan jiwa hanya merupakan gangguan jiwa saja dan tidak mempertimbangkan kelainan patofisiologisnya. Tekanan bodel medical merupakan pengkajian spesifik dan juga mengelompokkan gejala dalam sindroma yang spesifik. Perilaku abnormal dipercaya terjadi karena perubahan biokimiawi tertentu pada klien.
Beberapa jenis terapi biologis gangguan jiwa adalah memberikan obat atau medikasi psikofarmaka, intervensi nutrisi, electric convulsice therapy [ECT], bedah otak dan foto terapi.
- Terapi Kognitif
Terapi kognitif merupakan sebuah strategi untuk memodifikasi keyakinan dan juga sikap yang bisa mempengaruhi perilaku dan perasaan klien seperti cara mengatasi stres berat. Proses yang digunakan adalah untuk membantu mempertimbangkan stressor dan juga dilanjutkan dengan identifikasi pola berpikir serta keyakinan tak akurat mengenai stressor tersebut. Gangguan perilaku bisa terjadi karena klien mengalami pola berpikir dan keyakinan yang kurang akurat sehingga modifikasi perilaku dilakukan dengan mengubah pola berpikir dan juga keyakinan klien.
Terapi kognitif sendiri memiliki tiga jenis tujuan yakni:
- Mengembangkan pola berpikir rasional dengan cara mengubah pikiran tidak rasional yang seringkali menyebabkan gangguan perilaku.
- Membiasakan diri untuk memakai pemeriksa realita dalam menanggapi stimulus agar bisa terhindar dari pikiran yang terdistorsi.
- Membentuk perilaku dengan pesan internal dimana perilaku akan dimodifikasi yang diawali dengan mengubah pola pikir.
- Terapi Keluarga
Terapi keluarga merupakan terapi yang dilakukan untuk semua anggota keluarga sebagai treatment unit. Terapi ini memiliki tujuan agar keluarga bisa melakukan fungsinya dengan sasaran utama yakni keluarga yang mengalami disfungsi atau tidak bisa melakukan beberapa fungsi yang dibutuhkan anggota keluarga sebagai cara mengatasi stres dan depresi. Dalam terapi ini, semua masalah keluarga akan diidentifikasi, dirasakan dan juga masalah setiap anggota keluarga akan digali lebih dalam. Proses terapi keluarga ini terdiri dari 3 tahap yakni perjanjian, kerja dan juga terminasi.
Dengan digalinya setiap masalah anggota keluarga, maka nantinya masing masing anggota keluarga akan lebih mawas diri dengan masalah yang sedang terjadi dalam keluarga, kontribusi pada masalah tersebut yang kemudian akan dicarikan solusi untuk bisa mempertahankan utuhnya sebuah keluarga sekaligus meningkatkan dan mengembalikan fungsi dari keluarga tersebut.
- Terapi Kelompok
Terapi kelompok merupakan bentuk terapi pada klien yang memang dibentuk dalam sebuah kelompok. Dalam terapi kelompok, perawat nantinya akan berinteraksi dengan sekelompok klien dengan teratur yang bertujuan agar bisa meningkatkan kesadaran diri klien, lebih meningkatkan hubungan interpersonal sekaligus mengubah perilaku maladaptive yang juga terdiri dari 3 tahapan.
- Tahap permulaan: Klien akan diorientasikan pada yang dibutuhkan dalam interaksi, kegiatan yang dilakukan dan aktivitas yang dilakukan.
- Tahap kerja: Terapis akan membantu klien agar bisa mengeksplor isu dan lebih fokus pada keadaan sekarang.
- Tahapan terminasi: Dilakukan apabila kelompok sudah difasilitasi sekaligus dilibatkan dalam hubungan interpersonal diantara anggota.
- Terapi Perilaku
Terapi perilaku memiliki dasar jika sebuah perilaku terjadi karena proses belajar. Perilaku sehat bisa dipelajari dan disubsitusi dari perilaku yang tidak sehat seperti dari ciri ciri depresi berat. Sedangkan teknik dasar yang akan dipakai dalam terapi perilaku diantaranya adalah:
- Pengendalian diri
- Role model
- Kondisioning operan
- Desentisasi sistematis
- Terapi aversi atau releks kondisi.
Role model: Strategi mengubah perilaku dengan cara memberikan contoh perilaku adaptif agar bisa ditiru klien yang biasanya akan dikombinasikan dengan teknik kondisioning operan dan juga desensitiasi. Kondisioning operan: Terapis akan memberikan penghargaan pada klien mengenai perilaku positif yang dilakukan klien. Desensitiasi sistematis: Untuk mengatasi kecemasan pada sebuah stimulus atau kondisi secara bertahap memperkenalkan pada stimulus tersebut pada saat klien sedang dalam keadaan tenang. Seiring berjalannya waktu, maka klien akan bisa mengatasi ketakutan atau kecemasan pada stimulus tersebut. Pengendalian diri: Untuk mengatasi klien dengan perilaku maldaptive ringan cara berlatih mengubah kata negatif menjadi kata positif.
- Terapi Bermain
Terapi bermain akan diterapkan karena pendapat dasar jika anak anak bisa berkomunikasi dengan baik lewat permainan dibandingkan dengan ekspresi verbal sebagai cara menghilangkan beban pikiran. Dengan terapi bermain ini, perawat bisa melihat perkembangan, status emosional, hipotesa diagnostik dan juga melakukan intervensi untuk mengatasi masalah klien.
Prinsip terapi bermain adalah membina hubungan agar lebih hangat, merefleksikan perasaan anak lewat permainan, mempercayai jika anak bisa menyelesaikan masalah dan menginterpretasikan perilaku. Terapi bermain ini diindikasikan untuk seseorang yang mengalami depresi, mengalami ansietas atau korban dari penganiayaan baik untuk anak dan juga orang dewasa yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dan klien yang mengalami penganiayaan.
Sampai sekarang tidak ada macam macam terapi modalitas jiwa yang sanggup untuk digunakan dalam semua masalah gangguan jiwa pada klien. Kombinasi terapi modalitas sangat penting untuk dilakukan sehingga perawat juga memiliki peran penting agar bisa mengkombinasikan beberapa terapi modalitas agar tujuan bisa didapat dengan optimal. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, maka kemampuan perawat juga harus selalu ditingkatkan dalam melakukan berbagai strategi terapi modalitas tersebut dan belajar berkelanjutan menjadi hal yang harus dilakukan untuk setiap perawat jiwa.