Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Komunikasi » 10 Gaya Komunikasi dalam Psikologi

10 Gaya Komunikasi dalam Psikologi

by Hana Masita

Setiap manusia pasti melakukan komunikasi dengan manusia lainnya. Dalam melakukan komunikasi tersebut, mereka akan memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda, yang dipengaruhi oleh banyak hal.

Gaya komunikasi sendiri, menurut Efendi (2001), adalah seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu. Gaya komunikasi dalam psikologi sangat dipengaruhi oleh situasi, stimulus dan kumpulan perilaku komunikasi lainnya. Gaya komunikasi bisa disesuaikan juga dengan respon yang diharapkan atau situasi yang sedang dihadapi.

Jika gaya komunikasi bisa disesuaikan menurut situasi, maka akan ada banyak hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan komunikasi tersebut. Gaya komunikasi yang kita gunakan harus sesuai dengan gaya komunikasi yang dimiliki oleh lawan bicara kita. Kesesuaian gaya komunikasi satu dengan yang lainnya sangat bergantung pada maksud pesan yang ingin disampaikan oleh pengirim (sender) dan harapan yang dimiliki oleh penerima pesannya.

Oleh karena pentingya gaya komunikasi ini, di artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai gaya komunikasi dalam psikologi. Simak terus, ya!

  1. The Controlling Style

Controlling style adalah gaya komunikasi yang lebih memegang kendali proses komunikasi yang terjadi. tanda-tanda dari gaya komunikasi ini adalah adanya kehendak yang sifatnya memberi batasan, memaksa, ataupun mengatur perilaku, pikiran dan respon orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal sebagai komunikator satu arah atau one way communicators.

Gaya komunikasi ini biasanya lebih diperuntukkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, bukan berbagi pesan. Pengirim pesan dengan gaya controlling style ini tidak mengharapkan adanya umpan balik, kecuali jika umpan balik tersebut berguna untuk diri mereka sendiri.

  1. The Equalitarian Style

Gaya komunikasi equalitarian ini memiliki ciri-ciri adanya arus penyebaran pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang sifatnya dua arah. Artinya, dalan gaya komunikasi ini akan ada interaksi dua arah antara orang yang sedang berkomunikasi. Namun, dalam komunikasi gaya equalitarian, komunikasi dilakukan tidak dengan cara terbuka. Setiap anggota yang sedang terlibat dalam komunikasi bisa mengungkapkan pendapatnya dengan suasana yang paling memungkinkan untuk bisa mencapai kesepakatan dan pemahaman bersama. (Baca juga: Terapi Kelompok dalam Psikologi)

Biasanya, orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi equalitarian adalah orang-orang yang mempunyai rasa kepedulian dengan orang lain dan ingin membina hubungan baik dengan orang lain secara pribadi maupun professional.

  1. The Structuring

Selanjutnya adalah gaya komunikasi structuring yang memanfaatkan pesan verbal secara lisan maupun tertulis dengan tujuan menegaskan perintah yang wajib dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan dalam struktur organisasi. Komunikasi lebih dilakukan untuk bisa mempengaruhi lawan bicara dengan melakukan pembagian informasi untuk tujuan organisasi, seperti pembagian kerja, jadwal, prosedur dan lain-lain.

  1. The Dynamic Style

Gaya komunikasi yang dinamis ini cenderung bersifat agresif, karena subjek yang membawa pesan melihat bahwa lingkungan di sekitarnya lebih berorientasi pada tindakan. Gaya komunikasi dinamis umumnya digunakan oleh para juru kampanye atau orang-orang yang pekerjaannya di bidang pemasaran produk.

Baca juga:

Gaya komunikasi dinamis memiliki tujuan utama untuk memberi stimulasi atau rangsangan pada orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara lebih cepat dan efektif demi menyelesaikan banyak pekerjaannya yang sifatnya kritis. Namun, dalam gaya komunikasi ini perlu diperhatikan bahwa penerima pesan harus memiliki keahlian untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah kritis tersebut.

  1. Relinguishing Style

Dalam gaya komunikasi relinguishing style, pembawa pesan memiliki kemauan untuk menerima saran ataupun pendapat dari orang lain. Pembawa pesan bahkan bisa jadi mengharapkan feedback dari penyampaian pesan tersebut, bahkan jika pembawa pesan ini memiliki hak untuk memerintah atau mengontrol orang lain.

Menggunakan gaya komunikasi ini akan lebih cocok jika dilakukan dengan orang-orang yang memiliki keahlian tertentu, berpengetahuan luas, teliti, dan bersedia bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan kepadanya.

  1. The Withdrawal Style

Gaya komunikasi ini mungkin merupakan gaya komunikasi yang tertutup, dimana subjek tidak ingin untuk berkomunikasi dengan orang lain. Ketidakinginan untuk berkomunikasi ini bisa jadi karena adanya persoalan pribadi yang sedang dimiliki orang tersebut.

Contohnya adalah ketika seseorang mengucapkan bahwa dirinya tidak ingin terlibat jika terjadi suatu permasalah, maka dirinya memberi indikasi bahwa dia ingin menghindari komunikasi dengan orang lain. Gaya komunikasi ini merupakan gaya komunikasi yang tidak cocok untuk digunakan dalam lingkup organisasi. (Baca juga: Ciri Pendekatan dalam Psikologi Komunikasi)

  1. Gaya Kinestetik

Jika Anda melihat seseorang yang berbicara secara perlahan dan lemah lembut, maka itulah salah satu ciri gaya komunikasi kinestetik. Seseorang yang menggunakan gaya komunikasi kinestetik biasanya juga akan mengungkapkan ‘perasaan’ dalam pernyataannya, dengan mengungkapkan bahwa dirinya bisa benar atau salah.

Seseorang yang menggunakan gaya komunikasi kinestetik, biasanya merupakan seseorang yang pandai menjalin hubungan dengan orang lain.

Mereka adalah orang yang setia dan bersedia memberi dorongan kepada orang lain. Namun, mereka juga merupakan orang yang mudah sakit hati jika merasa tersisih dan tidak dianggap. Maka, orang-orang ini termasuk orang-orang yang ‘high maintanance’ karena harus diperlakukan secara hati-hati.

  1. Gaya audiotori

Selanjutnya adalah gaya audiotori. Orang-orang dengan gaya komunikasi ini akan mengingat apa yang orang lain katakan pada mereka, kata demi kata. Mereka lebih cenderung belajar melalui pendengarannya dan sangat suka terlibat dalam pembicaraan. Gaya komunikasi audiotori akan suka memberi pemaparan yang panjang atau menjelaskan sesuatu dengan sangat mendetail. Orang-orang ini biasanya bagus untuk diajak brainstorming atau berdiskusi. (Baca juga: Peran Psikologi Dalam Mengatasi Konflik)

Karena orang-orang dengan gaya komunikasi audiotori senang berbicara, mereka cenderung berbicara dengan keras, lantang dan terlihat kasar.

Bahkan, mereka sedikit sulit mendengarkan sehingga lawan bicaranya akan cenderung kesulitan menyelesaikan kata-katanya. Salah satu hal negatif yang ada pada diri orang dengan gaya komunikasi audiotori adalah mereka kurang terstruktur dalam berbicara sehingga lawan bicaranya akan cenderung kesulitan mengikuti arah pembicaraan yang sedang terjadi.

  1. Gaya komunikasi visual

Seperti Namanya, gaya komunikasi visual cenderung melihat suatu hal seperti gambar di dalam kepalanya. Mereka akan lebih mudah memahami sesuatu dengan membuat gambaran visual di dalam kepalanya.

Biasanya, orang-orang dengan gaya komunikasi visual merupakan orang yang terencana dan menyukai ketepatan waktu. Mereka lebih suka mendapatkan suatu arahan yang jelas, alih-alih arahan yang terinci.

Baca juga:

Umumnya, orang yang menggunakan gaya komunikasi visual akkan mudah untuk diarahkan ke satu topik pembicaraan ke topik pembicaraan yang lain. Mereka juga ahli memberi gambaran visual mengenai ide atau kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan.

Namun, orang-orang dengan gaya komunikasi visual biasanya tidak fleksibel terhadap perubahan. Mereka juga kurang sabar dengan orang lain sehingga bisa berakibat pada kecerobohan atau hasil yang kurang maksimal akibat terlalu terburu-buru.

  1. Gaya komunikasi digital audio

Gaya komunikasi digital audio mungkin merupakan gaya komunikasi yang paling fleksibel dibandingkan gaya komunikasi yang dibahas sebelumnya. Orang-orang dengan gaya komunikasi ini juga bisa menggunakan karakteristik yang dimiliki di sistem lain. Orang-orang ini sangat logis dan praktis, serta memiliki banyak pertanyaan di kepalanya untuk bisa memahami lingkungan di sekitarnya.

Baca juga:

Karena sifat logis dan praktis yang dimiliki oleh orang dengan gaya komunikasi digital audio, maka mereka cenderung lebih meminta bukti daripada sekedar menerima pernyataan begitu saja. Mereka cenderung berpikir keras dan bisa tenggelam di dalam pikiran mereka sendiri.

Demikian 10 gaya komunikasi dalam psikologi yang bisa kita pelajari bersama. Semoga pengetahuan ini bermanfaat, ya!

You may also like