Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang pasti membutuhkan orang lain, sehingga akn selalu berinteraksi selama hidup. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya bisa berkembang dan bertahan hidup ketika melakukan kerja sama dengan orang lain. Maka dari itu, komunikasi yang terjalin dengan lancar penting untuk diwujudkan.
Sesuai dengan informasi sebelumnya, terdapat berbagai unsur komunikasi. Setiap unsur tersebut saling bergantung dan juga terhubung satu sama lain. Sebelum membahas tentang efek gangguan psikologis pada proses komunikasi, perlu diketahui terlebih dahulu proses komunikasi tersebut. Berikut adalah proses komunikasi antarpribadi:
- Penginterpretasian oleh komunikator, yakni motif melakukan komunikasi atau dengan kata lain pemahaman mengenai adanya komunikator yang memiliki suatu ide atau gagasan untuk diinterpretasikan.
- Penyandian atau disebut juga dengan encoding, yakni tahap di mana komunikator menyusun ide atau gagasannya ke dalam sebuah pesan.
- Pengiriman, yaitu proses ketika pesan-pesan yang telah di-encoding dikirim kepada penerima pesan yang dituju menggunakan media yang tepat.
- Perjalanan melalui sistem saluran komunikasi, yakni proses yang terjadi sejak pesan dikirim oleh komunikator hingga pesan diterima oleh komunikan.
- Penerimaan, yakni proses yang terjadi ketika saluran komunikasi yang digunakan dapat berfungsi secara tepat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
- Penyandian balik atau disebut dengan decoding, yaitu proses di mana komunikan sebagai penerima pesan menguraikan ide atau gagasan dari pesan.
- Penginterpretasian oleh komunikan atau umpan balik, yakni proses yang terjadi sejak ide atau gagasan diuraikan menjadi pesan kemudian komunikan berganti peran menjadi komunikator.
Pada proses komunikasi di atas, mungkin akan terjadi hambatan pada tahap-tahap tertentu. Misal, pada diri komunikan atau komunikator, proses penerimaan pesan yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya, atau bisa juga pada proses pengiriman pesan melalui saluran yang tidak tepat.
Berbagai hambatan tersebut dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh adanya gangguan psikologis. Gangguan psikologis secara umum menyebabkan individu yang mengalaminya memiliki hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, termasuk dalam proses komunikasi karesna berkaitan dengan konsep diri dalam psikologi komunikasi.
1. Kurang Percaya Diri
Berdasarkan sebuah studi, dampak dari gangguan psikologis berupa kecemasan dapat menyebabkan penurunan tingkat percaya diri. Biasanya individu dengan gangguan psikologis merasa kurang percaya diri karena gangguan yang dimilikinya dan melihatnya hanya sebagai suatu kelemahan, kekurangan, atau keburukan, padahal setiap orang pun pasti memiliki kekurangan.
Rendahnya tingkat percaya diri membuat komunikasi bisa saja tidak terjadi sama sekali karena individu tersebut terlalu takut untuk bicara. Bisa juga komunikasi tetap terjadi, tetapi kurang maksimal, misalnya individu sebagai komunikator tidak dapat menyampaikan keinginannya dengan baik, sehingga sulit dipahami orang lain atau sebaliknya, individu sebagai komunikan tidak dapat menangkap maksud dari komunikator.
2. Komunikasi Lebih Kaku
Selain itu, komunikasi yang dilakukan oleh individu dengan gangguan psikologis juga dapat membuat prosesnya menjadi lebih kaku. Komunikasi yang kaku ini bisa ditunjukkan dengan pilihan bahasa yang cenderung baku dibanding bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian, seperti penyebutan saya-anda atau kosa kata sesuai KBBI.
Tidak hanya itu, komunikasi yang kaku juga dapat terlihat ketika hanya komunikan saja yang bertanya atau membuat topik pembicaraan. Dengan kata lain, komunikasi hanya terjadi secara satu arah saja. Individu dengan gangguan psikologis mungkin memilih untuk tidak menanggapi lebih lanjut pertanyaan yang diterimanya, sehingga komunikasi menjadi terhenti.
3. Kurang Mampu Memahami Pesan yang Disampaikan
Pada manusia pada umumnya, ketidakpahaman terhadap pesan yang diberikan oleh komunikator sering kali terjadi. Maka dari itu, individu dengan gangguan psikologis juga sangat mungkin merasa kurang memahami pesan yang disampaikan.
Penyebabnya bisa saja karena media yang digunakan tidak sesuai, misalnya berkomunikasi melalui pesan teks yang membuat emosi, gestur, atau ekspresi menjadi tidak tergambar dengan jelas. Selain itu, mungkin juga karena waktu penyampaian pesan yang tidak tepat, seperti memberikan kritik pada saat orang yang menerima kritik sedang tidak dalam kondisi yang baik.
4. Kesalahan dalam Menyampaikan Pesan
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, individu dengan gangguan psikologis juga dapat menyebabkan kesalahan dalam menyampaikan pesan sebagai bentuk dari umpan balik terhadap pesan yang diterima. Apabila dari makna pesan yang diterima saja sudah berbeda, maka pasti tanggapan yang diberikan juga cenderung tidak sesuai dari maksud pesannya.
Contohnya juga masih berhubungan dengan contoh sebelumnya. Bisa jadi terdapat kesalahpahaman antara komunikator dan komunikan, sehingga mungkin terjadi konflik, padahal seharusnya baik-baik saja. Bahkan, maksud baik dari pesan yang disampaikan oleh orang lain juga bisa saja justru dianggap sebagai tindakan yang jahat. Oleh sebab itu, penting pula untuk menerapkan sikap tubuh positif dalam komunikasi efektif.
5. Perasaan Ragu
Sering kali perasaan ragu muncul ketika dihadapkan dengan situasi yang mengharuskan individu untuk menyampaikan pesan di depan umum atau dengan orang lain yang kurang dikenal secara dekat. Perasaan ini juga berkaitan dengan rasa malu akibat kondisi gangguan yang dimilikinya atau memang tidak terbiasa berinteraksi.
Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap orang dengan gangguan psikologis sekalipun harus mampu belajar menghadapi situasi ketika berinteraksi dengan orang lain. Maka dari itu, penting untuk memiliki motivasi yang tinggi dan disertai dengan dukungan dari keluarga untuk dapat keluar dari rasa ragu dan belajar untuk berkomunikasi dengan baik. Selain itu, dapat dilakukan cara menghilangkan keraguan saat berkomunikasi.
6. Perasaan Cemas
Rasa cemas atau khawatir muncul ketika individu memikirkan dampak buruk dari suatu perilaku yang ia lakukan, meski pikiran-pikiran tersebut belum tentu benar-benar terjadi atau justru yang terjadi adalah sebaliknya, yakni respons positif. Hal tersebut membuat individu dengan gangguan psikologis cenderung lebih lama memilih antara berbicara atau tetap diam.
Sebenarnya, rasa cemas sebelum berbicara merupakan hal yang wajar, tetapi bukan berarti pada setiap kesempatan dapat memilih untuk tidak berbicara. Permasalahannya adalah, ketika memilih tetap diam mungkin ada informasi atau ilmu yang tidak dimiliki secara penuh, sehingga wawasan yang dimiliki menjadi terbatas. Maka dari itu, cara mengatasi kecemasan menurut psikologi perlu dilakukan.
Komunikasi jika dijabarkan sebenarnya tidak hanya terdiri atas dua orang yang berbicara, melainkan terdapat unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi, yaitu sumber, penyandian, pesan, saluran, penerima, penyandian balik, dan respons penerima. Berdasarkan ketujuh unsur tersebut, terdapat proses komunikasi antarpribadi.