Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Komunikasi » 7 Jenis Komunikasi Nonverbal

7 Jenis Komunikasi Nonverbal

by Raehatul Jannah

Komunikasi pada dasarnya memiliki dua jenis, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan komunikasi verbal. Komunikasi verbal merupakan suatu kata-kata yang di ucapkan secara langsung (berbicara) yang bisa dilakukan secara tatap muka ataupun melalui perantara media.

Media perantara berupa telepon genggam, atau media elektronik lainnya yang dapat menyalurkan suara satu sama lain. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan sebuah bentuk dimana komunikasi antar seseorang satu sama lain berlangsung tanpa menggunakan suara ataupun kata-kata.

Biasanya, komunikasi nonverbal berfungsi untuk menunjukkan sesuatu hal menggunakan bahasa tubuh yang memberi pesan khusus menggantikan peran secara verbal (berbicara). Selain itu, hal tersebut dilakukan untuk menekankan dan memperkuat beberapa bagian atau sikap umum yang di komunikasikan oleh pesan secara verbal.

Maka dari itu, komunikasi nonverbal mempunyai peran penting dalam cara seseorang menyampaikan informasi dan maksud di baliknya sehingga tidak ada kesalahpahaman antara satu sama lain. Berikut ini merupakan beberapa jenis komunikasi yang termasuk ke dalam komunikasi nonverbal.

1. Ekspresi wajah

Ekspresi wajah merupakan salah satu jenis komunikasi yang memiliki peran paling besar. Sebab saat berkomunikasi, hal yang pertama kali di lihat oleh lawan bicara adalah wajah. Bahkan hal tersebut sudah dilakukan sebelum Anda mulai membuka suara.

Biasanya, hanya dengan melihat dari ekspresi wajah yang di tampilkan tanpa perlu mengeluarkan kata-katapun seseorang akan dengan cepat langsung mendapatkan banyak informasi. Karena rata-rata orang akan menunjukkan ekspresi wajah yang serupa dengan regulasi emosi yang mereka rasakan pada saat itu. Misalnya, orang akan tersenyum saat sedang merasa bahagia, dan akan cemberut saat sedang merasa kesal akan sesuatu.

2. Tatapan mata

Selain ekspresi wajah, tatapan mata juga sama pentingnya dalam peran penggunaan komunikasi nonverbal. Sebab hanya dari tatapan matanya, cara melihat, dan caranya berkedip, seseorang juga akan dengan mudah menebak emosi yang sedang di rasakan oleh orang tersebut.

Biasanya, saat seseorang sedang merasa terkejut akan suatu hal, pupil matanya akan membesar, saat seseorang tidak percaya dan ingin memastikan sesuatu, biasanya matanya akan menyipit fokus, dan apabila seseorang tersebut sedang bersedih, matanya akan terlihat berkaca-kaca dan sayu.

Selain itu, tatapan mata dapat menjadi patokan apakah seseorang sedang berkata jujur atau berbohong. Hal itu dapat terlihat apa bila pandangan matanya stabil dan normal, hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa seseorang tersebut berkata jujur. Sedangkan apabila pupil matanya selalu terlihat bergerak ke kanan dan ke kiri secara gelisah, maupun selalu mengalihkan pandangannya dari lawan bicaranya, maka cara tersebut dapat dilakukan sebagai cara menjebak seseorang yang sedang berbohong.

3. Sentuhan

Sentuhan merupakan komunikasi nonverbal yang dapat dikatakan sebagai komunikasi untuk menguatkan. Karena dengan sentuhan, disitu tersalurkan sebuah kasih sayang, rasa simpati, dan juga keakraban untuk berbagi emosi dengan orang lain. Biasanya, seseorang yang cenderung melakukan hal tersebut adalah wanita.

Sebab, wanita lebih mudah menunjukkan kasih sayang dan perhatiannya dengan sebuah sentuhan seperti pelukan ataupun genggaman tangan. Sedangkan biasanya untuk para lelaki, sentuhan merupakan sebuah tanda kepemilikan yang menegaskan sebuah kekuasaan atau kendalinya atas seseorang.

4. Penampilan

Apa yang seseorang tampilkan seperti gaya rambutnya, gaya berpakaiannya, cara berdandan dan pilihan-pilihan warna untuk mencocokkan semuanya juga bisa termasuk ke dalam komunikasi nonverbal. Karena dengan menunjukkan penampilan, seseorang bisa menyampaikan pesan khusus kepada orang lain yang di tuju.

Selain itu, penampilan juga dapat menentukan cara pandang orang lain terhadap Anda. Karena tidak bisa di pungkiri bahwa biasanya penampilan juga termasuk ke dalam salah satu yang di lihat pertama kali oleh orang lain sebelum Anda berbicara.

5. Bahasa tubuh

Bahasa tubuh dapat menggantikan peran komunikasi verbal. Karena bahasa tubuh juga merupakan komunikasi nonverbal yang mengambil peran banyak dalam hal berkomunikasi dengan seseorang. Dengan bahasa tubuh, seseorang akan mengetahui pesan atau informasi yang ingin disampaikan.

Misalnya, berdiri tegap dengan kedua tangan berada di pinggang cenderung menunjukkan sikap yang berkuasa dan tegas, mengacungkan jempol digunakan sebagai tanda setuju atau sesuatu yang bagus, kedua tangan bersidekap di depan tanda cenderung menunjukkan sikap bosan atau sedang mengawasi sesuatu tergantung pada situasi di saat itu.

6. Paralinguistik/ parabahasa

Paralinguistik merupakan suatu aspek nonverbal dari proses bicara (komunikasi verbal). Aspek dalam paralinguistik meliputi nada bicara, volume suara, dan ketinggian nada yang di gunakan dalam berbicara. Paralinguistik ini dapat menunjukkan makna sebenarnya dari suatu pembicaraan.

Misalnya, saat Anda bertanya, “Apa kamu marah pada saya?” Lalu di jawab “tidak” tapi dengan intonasi yang datar, pelan, namun tegas, Anda sudah dapat menangkap makna yang sebenarnya hanya dari nada bicaranya tersebut.

7. Proksemik

Menurut Edward T. Hall, proksemik merupakan bentuk lain untuk menjelaskan hubungan antara pengamatannya dan juga teori tentang bagaimana seseorang menggunakan ruang yang khusus dalam kebudayaan dan kebiasaan untuk berkomunikasi antarpersonal.

Jarak atau ruang dalam komunikasi jenis ini biasanya ditentukan oleh seberapa akrab dan nyamannya Anda berbicara dengan lawan bicara Anda. Ada beberapa jarak dalam zona proksemik, yaitu jarak intim ( 0-46 cm) yang menurut Edward Hall pada jarak intim ini perilaku yang termasuk di dalamnya bisa bervariasi, seperti sentuhan ataupun mengamati wajah seseorang.

Sedangkan jarak personal mencakup jarak antara 46 cm -1,2 m. Perilaku yang dapat terjadi pada jarak personal biasanya seperti bergadengan tangan hingga menjaga jarak sejauh panjang lengan. Umumnya jarak personal ini sering digunakan pada saat berkomunikasi dengan keluarga atau teman sejawat. Sedangkan pada titik 1,2 cm biasanya digunakan pada saat berkomunikasi antara penjual dengan pembeli.

Pada jarak sosial (1,2-3,6 m) biasanya terjadi pada lingkup sosial yang ramai. Misalnya pada jarak 1,2 m dapat terjadi komunikasi nonverbal pada latar sosial yang santai seperti pada acara ulang tahun, sedangkan pada jarak 3,6 m latar sosial terjadi jauh lebih formal.

Kemudian pada zona proksemik konsep ruang publik terdekat 3,6 m biasanya sering digunakan dalam diskusi formal seperti diskusi antara karyawan dengan bosnya. Sedangkan dalam jarak publik terjauh 7,7 m biasanya seseorang akan membutuhkan alat bantuan seperti proyektor layar lebar atau sejenisnya. Contohnya adalah saat seseorang sedang menonton konser musik.

Saat Anda kesulitan dalam memahami komunikasi nonverbal seperti yang telah dijelaskan di atas, maka Anda tidak perlu khawatir, sebab komunikasi verbal maupun nonverbal merupakan suatu komunikasi yang bisa dilatih. Atau jika Anda mengalami kesulitan dalam melatih komunikasi nonverbal secara mandiri, Anda dapat berkonsultasi dengan Psikolog untuk mengembangkan kemampuan komunikasi verbal dan nonverbal Anda.

You may also like