Home » Gangguan Psikologi » Gangguan Kepribadian Skizoafektif – Penyebab,Ciri-Ciri dan Penanganan

Gangguan Kepribadian Skizoafektif – Penyebab,Ciri-Ciri dan Penanganan

by Khanza Savitra

Gangguan skizoafektif merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang ditandainya dengan adanya kelainan mental rancu yang merupakan kombinasi antara ciri-ciri skizofrenia dan gangguan afektif yang mana kedua gangguan ini sama-sama menonjol dalam waktu yang bersamaan ataupun bergantian satu sama lainnya setiap harinya dalam satu episode yang sama. Sehingga dapat disimpulkan jika gangguan skizoafektif memiliki ciri-ciri baik gangguan skizofrenia dan afektif (gangguan mood). Kriteria diagnosa untuk gangguan kepribadian ini seringkali berubah seiringde nagn berjalannya waktu, biasanya hal ini dipengaruhi perubahan kriteria dari gangguan skizofrenia dan gangguan mood. Pasien yang memiliki masalah gangguan skizoafektif ini memang menjadi gejala gangguan mental pada remaja yang cukup berbabahaya bahkan berpotensi memicu perilaku bunuh diri dibandingkan dengan jenis skizofrenia lainnya.

Penyebab Skizoafektif 

Memang belum diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebab gangguan skizoafektif dapat terjadi pada diri seseorang. Namun ada beberapa faktor yang memicu resiko pasien mengalami gangguan skizoafektif, antara lain adalah:

  • Memiliki hubungan darah dengan penderita gangguan skizoafektif, skizofrenia, maupun penderita dengan ciri-ciri bipolar disorder
  • Pernah mengalami kejadian yang memicu depresi dan stress berat.
  • Mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi pola pikir seperti psikotropika atau psikoaktif.

Ciri-Ciri Umum Skizofektif

Ciri ciri umum yang sering terlihat dari gangguan skizoafektif adalah gabungan dari gejala skizofrenia seperti halusinasi, sering mendengar bisikan, kekacauan komunikasi, delusi dengan gangguan mood (afektif) seperti kesedihan, depresi, amarah, histeria, dan kecemasan. Gangguan jiwa skizoafektif ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu jen is bipolar dan depresif. Gangguan skizoafektif jenis bipolar ditunjukkan dengan ciri-ciri penderitanya yang mengalami depresi dan maniak, terjadi perubahan kondisi hari yang sering berganti cepat (dari bahagia bisa berubah cepat menjadi sedih dan tertekan ataupun sebaliknya). Memang dibutuhkan pengecekan dan pemeriksaan lebih lanjut agar dapat memastikan lebih lanjut gejala-gejala yang ditunjukkan tersebut. Biasanya kelainan ini mulai ditemukan saat akhir masa remaja ataupun memasuki awal dewasa.

Sedangkan gangguan skizoafektif jenis depresif membuat penderitanya dapat mengalami gangguan depresi berat yang ditandai dengan kehilangan energi, jenis-jenis gangguan tidur (insomnia), gangguan kosentrasi, memiliki perasaan bersalah, merasa putus asa, kehilangan nafsu makan, dan perilaku retardasi. Untuk jenis depresif ini juga akan bersamaan terlihat gejala skizfrenia yang khas seperti mendengar suara-suara seakan mengejek dan menghinanya, merasa terancam dan dimata-matai. Bahkan gangguan yang lebih parah, penderita skizoafektif dapat melakukan  perilaku-perilaku yang tujuannya menyakiti diri sendiri, mempermalukan diri sendiri, bunuh diri hingga membunuh orang lain.

Pengobatan Gangguan Skizoafektif

Sama halnya dengan gejala gangguan mental lainnya, gangguan skizoafektif juga dapat disembuhkan dengan metode penanganan yang tepat. Tindakan penanganan ini dapat dilakukan dengan memberikan obat-obatan yang sudha diresepkan oleh dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat-obatan antipsikotik yang mana dapat digunakan sebagai cara mengatasi halusinasi, delusi, hingga perubahan suasana hati. Obatan-obatan ini harus dikonsumsi rutin untuk mengurangi gejala-gejala yang sering diperlihatkan. Tak hanya memberikan obat-obatan, dokter juga akan memberikan konseling atau psikoterapi kepada pasien skizoafektif. Tujuan dari psikoterapi ini adalah agar pasien bisa memahami serta mengatasi gangguannya. Menentukan tujuan dan mengatur permasalahan yang terjadi sehari-harinya yang berkaitan dengan gangguan mental ini. Sehingga pasien nantinya dapat belajar untuk bisa kembali ke kehidupan yang normal seperti sebelumnya.

Sangat dibutuhkan dukungan dan semangat dari pihak keluarga pasien dalam terapi ini yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan pasien skizoafektif. Sehingga pasien merasa terdorong dan semangat kembali untuk menjalani kehidupan.  Selain itu pasien juga akan diberikan latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ketrampilan bekerja serta bagaimana cara mengurus segala kebutuhan dirinya sendiri setiap harinya akan diterapkan untuk penderita gangguan skizoafektif.

Tak hanya membutuhkan terapi dan obat-obatan saja, penderita gangguan skizoafektif juga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hal ini karena penderita gangguan ini memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan hingga bunuh diri. Sehingga dibutuhkan pengawasan efektif kepada pasien agar mengurangi resiko-resiko yang tidak diinginkan.

Nah itu tadi penjelasan mengenai gangguan kepribadian skizoafektif yang perlu anda ketahui terkait penyebab, ciri-ciri hingga bagaimana cara pengobatannya. Tentu saja gangguan skizoafektif bukanlah gangguan biasa yang dibiarkan begitu saja karena dapat membahayakan diri pasien dan orang lain di sekitarnya. Segera konsultasikan kepada dokter ahli agar tidak semakin memperaparah kondisi gangguan mental yang dialami. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

You may also like