Home » Psikologi Remaja » 15 Faktor yang Mempengaruhi Emosi Pada Remaja

15 Faktor yang Mempengaruhi Emosi Pada Remaja

by Bernadet Maress

Emosi merupakan sebuah perasaan yang mendorong seseorang untuk memberikan respon atau bertingkah laku pada stimulus baik dari dalam atau luar dirinya. Emosi berhubungan dengan perubahan fisiologis dan juga berbagai pikiran sehingga emosi menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia sebab emosi adalah motivator perilaku yang bisa meningkatkan dan bisa juga mengganggu perilaku intensional individu. Dalam pertumbuhan remaja, ada begitu banyak masalah yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan. ini berkaitan dengan masalah penyesuaian diri dengan lingkungan, sesama masyarakat dan juga orang dewasa yang berada di sekitarnya. Perkembangan emosi pada remaja ditandai dengan ketidakstabilan emosi dan penuh dengan gejolak. Dalam masa ini, suasana hati atau mood remaja bisa berubah ubah dengan sangat cepat bahkan dalam penelitian terbukti jika anak remaja hanya butuh waktu 45 menit untuk bisa merubah emosi mereka dengan sangat cepat. Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi emosi pada remaja sangat beragam dan akan kami jelaskan secara lengkap dalam ulasan yang akan kami berikan berikut ini.

  1. Perubahan Jasmani atau Fisik

Perubahan atau pertumbuhan yang berlangsung dengan cepat selama masa puber bisa mengakibatkan keadaan tubuh anak remaja menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tersebut tentunya sangat berpengaruh pada psikis remaja sebab tidak semua anak remaja dapat menerima perubahan yang terjadi karena tidak semua perubahan tersebut juga menguntungkan khususnya perubahan penampilan. Ini akhirnya membuat rangsangan dalam tubuh anak remaja sering menimbulkan masalah dalam perkembangan psikologisnya khususnya dalam perkembangan emosi dalam psikologi anak remaja.

  1. Perubahan Hubungan Dengan Orang Tua

Orang tua yang mendidik anak mereka ketika sedang beranjak dewasa atau remaja dengan cara yang dianggap baik dari orang tua seperti cara otoriter, penerapan disiplin yang kaku dan terlalu mengekang bisa menyebabkan ketegangan diantara orang tua dengan anak anak dan tentu ini sangat berpengaruh terhadap jenis emosi pada anak remaja. Jika penerapan hukuman dilakukan dengan tidak bijak, maka ketegangan yang terjadi bisa bertambah berat dan akhirnya menimbulkan pemberontakan sebab pada dasarnya terdapat kecenderungan remaja untuk bisa lepas dari orang tua mereka.

  1. Perubahan Hubungan Dengan Teman

Pada awal masa remaja, umumnya mereka suka membentuk kelompok yang biasanya juga disertai dengan tujuan positif untuk memenuhi minat mereka yang sama. Akan tetapi jika diteruskan di masa remaja tengah dan akhir, maka setiap anggota dalam kelompok tersebut kemungkinan akan dipakai untuk melawan otoritas atau melakukan hal yang tidak baik. Hal yang paling sering menyebabkan masalah adalah hubungan percintaan anak remaja dimana ini terkadang juga menimbulkan konflik dengan orang tua sebab orang tua merasa khawatir jika terjadi hal diluar batas dan akhirnya melarang anak mereka yang sudah memasuki usia remaja untuk berpacaran sehingga berpengaruh dan menyebabkan ciri ciri emosi dalam psikologi anak remaja.

  1. Hubungan Dengan Sekolah

Memasuki usia remaja, mereka akan mulai menyadari jika pendidikan sangat penting untuk masa depan. Ini akhirnya kecemasan pada anak remaja berhubungan dengan apa yang akan mereka lakukan ketika lulus dan perubahan atau penyesuaian dengan lingkungan baru yang harus siap mereka lakukan.

  1. Perubahan Pandangan Luar

Perubahan pandangan luar bisa menyebabkan konflik dalam diri seorang remaja. Sebagai contoh, tidak konsistennya sikap dunia liar terhadap diri pribadi anak remaja, membeda bedakan antara wanita dengan pria, dunia luar yang memanfaatkan kondisi tidak stabil pada diri seseorang untuk pengaruh yang negatif dan lain sebagainya. Semua pandangan luar tersebut juga memiliki andil terhadap emosi anak remaja yang paling utama sehingga cara pengendalian emosi diri sangat penting dilakukan.

  1. Perkembangan Usia

Perkembangan dari kematangan emosi seorang remaja akan berjalan beriringan dengan semakin bertambahnya usia. Ini bisa terjadi karena kematangan emosi akan dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Ketika usia seseorang bertambah, maka hormonal dalam tubuh juga semakin berkurang sehingga pengaruh terhadap kondisi emosi juga semakin menurun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika seorang remaja yang sudah lebih tua juga masih memiliki kondisi emosi seperti anak anak yang cenderung meledak ledak yang disebabkan karena kelainan dalam tubuh khususnya kelainan anggota fisik. Kelainan juga bisa terjadi karena pengaruh makanan yang bisa merangsang terbentuknya kadar hormonal sehingga cara meredam emosi menurut psikologi sangat penting untuk dilakukan.

  1. Jenis Kelamin

Perbedaan jenis kelamin juga menjadi faktor yang sangat berhubungan dengan perbedaan hormonal laki laki dengan perempuan. Peran jenis atau tuntutan sosial akan sangat berpengaruh terhadap perbedaan karakteristik emosi diantara remaja pria dan juga remaja wanita.

  1. Tempramen

Tempramen bisa diartikan menjadi suasana hati yang menjadi ciri kehidupan emosional seseorang. Hingga mencapai tahap tertentu, setiap individu akan memiliki kisaran emosi yang berbeda beda. Tempramen menjadi bawaan semenjak lahir dan merupakan bagian dari genetik yang memiliki kekuatan hebat dalam rentang hidup manusia dan inilah yang juga menjadi faktor yang mempengaruhi emosi pada remaja wanita begitu juga dengan perubahan sifat wanita saat haid

  1. Keadaan Dasar Remaja

Struktur pribadi seorang remaja akan turut berperan penting dalam menentukan mudah tidaknya seorang remaja bisa mengatasi sebuah perasaan yang sedang dialami. Struktur pribadi remaja inilah yang nantinya menjadi pembeda dari masing masing emosi anak remaja seperti contohnya ada remaja yang dengan mudahnya bisa meluapkan amarah dan sebagian remaja lain terbilang sulit untuk meluapkan amarah yang dimiliki yang bisa menyebabkan gangguan psikologis remaja.

  1. Penghargaan Diri

Harga diri yang juga disebut dengan citra diri memiliki arti hasil penilaian individu terhadap dirinya dan akan diungkapkan lewat sikap baik itu bersifat positif atau negatif. Bagaimana seorang remaja menilai dirinya sendiri nantinya akan berimbas juga pada perilaku dalam kehidupan sehari hari termasuk juga dalam emosi remaja. Harga diri yang positif nantinya bisa membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri dan juga rasa yakin pada diri sendiri yang nantinya juga akan memotivasi para remaja agar bisa menata emosi dirinya. Sedangkan bagi remaja yang memiliki harga diri negatif seperti perasaan tidak mampu dan berharga dan berbagai penghargaan diri negatif lainnya, maka juga akan membentuk emosi anak semakin buruk. 

  1. Identitas

Seorang remaja juga akan mengalami proses pencarian status identitas diri. Seorang remaja yang berhasil mengatasi konflik identitas, nantinya bisa tumbuh dengan penghayatan tentang diri sendiri yang baik serta bisa diterima. Sementara menurut Erikson menyatakan jika seorang remaja yang tidak berhasil mengatasi krisis identitas, maka akan menderita kebingungan identitas. Kebingungan tersebut bisa menimbulkan gejala dalam dua bentuk yakni menarik diri, mengisolasi diri dari teman dan keluarga atau bahkan bisa masuk dalam dunia teman sebaya dan kehilangan identitas dirinya di tengah tengah pergaulan tersebut. Masalah identitas diri inilah yang kemudian akan berpengaruh pada emosi psikologi remaja.

  1. Perkembangan Spiritual dan Religi

Masalah keyakinan juga merupakan faktor emosi dalam diri anak remaja dimana pada kenyataannya untuk abad ke-21, sudah terjadi penurunan keyakinan dalam diri para remaja. Agama menjadi sangat penting sebab merupakan bagian dari pencarian identitas mereka. Remaja sudah mulai bisa berpikir dengan abstrak, lebih idealistik dan juga logis dibandingkan dengan anak anak. Peran positif dari agama nantinya akan membentuk anak remaja secara baik berikut juga dengan pembentukan emosi mereka. Hal ini tentunya akan berbanding terbalik dengan para remaja yang sudah jauh dari ajaran ajaran agama dimana pembentukan emosi mereka juga akan terbentuk secara negatif dan bisa menimbulkan gejala gangguan mental pada remaja.

  1. Pengawasan Orang Tua

Menurut Gauvain dan Parke, aspek kunci dari peran manajerial parenting pada masa remaja adalah secara efektif mengawasi perkembangan hidup para remaja. Pengawasan ini meliputi mengawasi pilihan remaja dalam beraktivitas, teman dan juga pendidikan. Jika sebagai orang tua tidak bisa memberikan pengawasan terbaik, maka akan timbul berbagai kenakalan para remaja yang semakin menjadi jadi.

  1. Pengalaman Traumatik

Kejadian yang mungkin dialami remaja pada masa lalu mereka akan memberikan kesan traumatik dan ini sangat berperan dalam mempengaruhi perkembangan emosi seorang anak remaja. Akibat dari traumatik tersebut juga sangat beragam seperti rasa takut, tanda tanda stress dan juga sikap terlalu waspada pada lingkungan sekitar yang bisa terjadi seumur hidup mereka.

  1. Perbedaan Individual

Dengan semakin meningkatnya usia remaja, maka semua emosi nantinya akan diekspresikan secara lebih jelas sebab mereka sudah belajar dari reaksi orang dewasa tentang luapan emosi yang berlebihan entah dalam bentuk kegembiraan atau emosi yang sebaliknya berdasarkan macam macam sifat manusia. Jika anak remaja lebih mengekang sebagian ekspresi emosi mereka, maka emosi tersebut akan lebih bertahan lama dibandingkan jika emosi yang diekspresikan lebih terbuka sehingga membuat ekspresi anak remaja akan berbeda beda antara yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bisa disebabkan fisik anak remaja dan juga kemampuan intelektual mereka. Sedangkan sebagian lagi bisa disebabkan karena kondisi lingkungan sekitar. Seorang remaja yang sehat akan lebih terlihat kurang emosional jika dibandingkan dengan anak remaja yang kurang sehat.

You may also like