Masa remaja merupakan masa yang tak terlupakan dalam sejarah tahapan perkembangan setiap individu. Masa remaja ditandai dengan adanya semangat jiwa muda sehingga dalam setiap perilaku yang muncul dari remaja masa kini selalu memiliki keunikan. John W.Santrock (2003: 26) mengemukakan bahwa “Remaja (adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
Pandangan ini didukung oleh Piaget dalam Mohammad Ali dkk. (2010:9) yang mengemukakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawahtingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari pubertas.
Generasi muda atau bisa disebut remaja adalah generasi masa depan kita. Suatau saat mereka akan memimpin organisasi, menjalankan rumah tangga, dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar daripada di masa kanak-kanak dan remaja. Untuk mencapai hal tersebut tentunya ada proses fisik dan psikis yang dialami oleh remaja. Dr Petrin Redayani Lukman dari Departemen Psikiatri dan Psikoterapi RSCM memaparkan bagaimana proses perkembangan dari remaja hingga dewasa dalam kegiatan kesehatan jiwa remaja, Jumat (12/10/2018).
Kehidupan seseorang pasti mengalami perubahan baik dari aspek fisik, psikis, maupun sosialnyaseiring dengan perubahan waktu dan zaman. Struktur aspek-aspek tersebut membentuk struktur jaringan yang semakin kompleks, terutama dalam kehidupan remaja, fenomena fisik seperti orang dewasa, tetapi juga di bawah aspek kognitif dan sikap yang tidak sesuai dengan orang dewasa/orang tua lainnya. Padahal, tuntutan sosial cenderung menuntut peran remaja untuk membuat mereka berperilaku seperti orang dewasa. Sementara itu, ia masih mencari format yang tepat untuk membentuk identitasnya. Akhirnya, klaim yang berbeda menyebabkan timbulnya konflik batin dalam diri remaja.
Perubahan psikologis yang dialami remaja diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Pemahaman Diri dan Identitas
Karena remaja adalah individu yang berkembang menjadi kedewasaan diri, maka perlu untuk memperoleh citra diri yang benar selama masa remaja. Remaja perlu menjadi diri yang efektif agar dapat memberikan konsep diri yang positif kepada orang lain. Remaja perlu dapat saling percaya, saling terbuka, saling memenuhi kebutuhan, dan membangun interaksi sosial yang saling mendukung.
Krisis identitas terjadi ketika remaja tidak mampu memilih dari berbagai pilihan yang bijaksana. Remaja dikatakan telah menemukan jati dirinya (identitas diri) ketika mereka berhasil memecahkan tiga masalah utama: pilihan karir, adopsi nilai-nilai yang dapat dipercaya dan hidup, dan pengembangan identitas seksual yang memuaskan. Identitas diri (kesehatan) yang matang ketika mereka telah memiliki pemahaman dan kemampuan untuk beradaptasi dengan diri mereka sendiri, kehidupan sosial (keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya) atau peran mereka, pekerjaan dan nilai-nilai agama dalam masyarakat.
2. Penyesuaian terhadap Sense of Self dalam bentuk fisik yang baru
Pubertas adalah perubahan fisik seorang anak dari remaja menuju dewasa. Tidak hanya itu, terjadi perubahan psikologis pada masa remaja. “Mereka akan sangat khawatir dengan perubahan fisik pada tubuh mereka ketika mereka remaja. Mereka ingin melakukan yang terbaik. Tapi ketika mereka dewasa, mereka lebih menerima penampilan mereka. Saya akan melakukannya,” kata Petrin dalam kegiatan kesehatan jiwa remaja.
- Penyesuaian terhadap tubuh dan perasaan yang mulai matang secara seksual
Pada masa remaja, kata Petrin, kebanyakan dari mereka masih belum terbiasa dengan seksualitas. Masa remaja juga merupakan tahap penentuan identitas seksual yang mengarah pada perkembangan kemampuan menjalin hubungan romantis. Di masa dewasa, di sisi lain, identitas seksual individu, yang sebelumnya dicari pada masa remaja, didefinisikan dengan jelas. Bisa juga keintiman emosional dengan orang lain. Hubungan intim yang serius, seperti kasih sayang dan keterikatan seumur hidup, berkembang di masa dewasa.
3. Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Keluarga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan remaja, karena keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang membentuk kepribadian dari remaja, selain kedudukan orang tua, saudara kandung dan anak dalam keluarga. Dinamika dan hubungan keluarga juga memainkan peran penting pada remaja. Seperti halnya pola asuh, hubungan ini membentuk perilaku jauh sebelum pubertas. Pemahaman dan dukungan orang tua sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang remaja. Komunikasi terbuka yang memungkinkan seluruh keluarga untuk berbicara tanpa pertengkaran menciptakan hubungan keluarga, yang juga sangat membantu remaja untuk mencari jati diri mereka sendiri.
4. Perkembangan Moral dan Religi
Moralitas dan agama merupakan bagian yang sangat penting dari jiwa remaja. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang beranjak dewasa sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan masyarakat. Moralitas, terutama sebagai pedoman identitas, bagi remaja untuk mengembangkan hubungan pribadi yang harmonis dan menghindari konflik peran yang terus-menerus muncul dalam transisi, pedoman, atau arah untuk menemukan jati diri mereka.
Dalam perubahan psikologis remaja di mana masa remaja adalah perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Dalam artikel ini dibahas perubahan psikologial yang dialami remaja yaitu perkembangan pemahaman diri dan identitas, penyesuaian terhadap sense of self dalam bentuk fisik yang baru, penyesuaian terhadap tubuh dan perasaan yang mulai matang secara seksual, perkembangan hubungan dengan orang tua dan perkembangan moral dan religi.