Home » Psikologi Remaja » 9 Cara Mengatasi Remaja yang Tidak Percaya Diri

9 Cara Mengatasi Remaja yang Tidak Percaya Diri

by Gendis Hanum Gumintang

Setiap manusia pasti memiliki urutan tahap perkembangan yang sama, yakni dari janin, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Salah satu tahap perkembangan yang penting dalam hidup manusia adalah menjadi remaja.

Akan tetapi, masa remaja merupakan fase peralihan yang cukup berat dari anak-anak yang penuh kegembiraan menuju dewasa yang sudah mulai harus serius. Akibatnya, remaja mungkin akan merasa tidak percaya diri bahwa dirinya mampu untuk berkembang dengan baik.

Berikut adalah 9 cara mengatasi remaja yang tidak percaya diri, yaitu:

1. Beri kesempatan pada remaja untuk memahami dirinya

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan eksplorasi, pencarian jati diri, menemukan berbagai pengalaman hidup, memiliki pergaulan, mulai ingin lepas dari orang tua, tetapi di saat yang sama juga bisa kebingungan ketika tidak mengetahui harus melakukan apa.

Di sinilah peran orang tua untuk bisa memberikan anak ruangnya sendiri untuk memahami dirinya yang sebenarnya dari sudut pandang remaja itu sendiri, bukan dari pendapat orang lain. Dengan demikian, rasa percaya diri itu juga muncul karena ia sendiri yang menemukannya.

2. Ajak untuk menjaga kebersihan tubuh

Salah satu masalah terbesar yang dialami anak usia remaja adalah perubahan fisik. Hal ini dikarenakan perubahan fisik di usia remaja atau pada masa pubertas akan berlangsung dengan cukup cepat dan tidak terduga.

Beberapa remaja merasakan bahwa pubertas yang mereka alami tidak sesuai dengan kondisi ideal yang mereka mau. Apabila jarak antara kenyataan dengan harapan mereka semakin jauh, maka rasa tidak percaya diri ini dapat semakin meningkat.

Maka dari itu, sebaiknya orang tua mengajak anak untuk lebih awas terhadap kondisi fisiknya, terutama dalam hal kebersihan dan kesehatan sedini mungkin sebab akan berpengaruh terhadap dirinya di masa depan.

3. Berbicara dari hati ke hati

Komunikasi adalah kunci dari adanya relasi dalam keluarga. Tanpa adanya komunikasi, pesan-pesan setiap anggota keluarga tidak dapat disampaikan dan diterima dengan baik sehingga keharmonisan akan sulit untuk tercapai.

Sama halnya ketika ingin meningkatkan kepercayaan diri remaja. Diperlukan peran orang tua untuk mengomunikasikan dengan baik pada anaknya sebagai upaya membantu anak remajanya mendapat rasa percaya dirinya kembali.

Namun tidak sekadar komunikasi, lebih dari itu, komunikasi ini harus dilihat sebagai sesuatu yang bermakna sehingga remaja menjadi tahu arahan-arahan yang mungkin dapat memberi mereka pencerahan serta muncul rasa percaya pada orang tua.

4. Tidak langsung menghakimi remaja

Ketika remaja melakukan kesalahan atau menghadapi kegagalan, penghakiman dari orang tua justru dapat membuat remaja semakin tidak percaya diri. Padahal, berbuat salah adalah hal yang normal dialami siapa saja.

Di sisi lain, dalam beberapa hal juga remaja boleh merasakan apa itu salah agar tahu apa itu benar, juga merasakan gagal untuk mengetahui bahwa keberhasilan itu tidak mudah dan kalaupun mereka harus melewatinya, ini merupakan proses pendewasaan.

Pendampingan bagi remaja di masa-masa seperti ini akan lebih bermakna dan membuat remaja menjadi yakin bahwa dalam kondisi apa pun ia tidak pernah sendirian sehingga rasa percaya dirinya akan meningkat.

5. Tunjukkan cara-cara menghadapi masalah

Setiap remaja pasti akan menghadapi masalahnya masing-masing, baik itu yang sederhana maupun yang sudah kompleks. Akan tetapi, tidak jarang remaja belum memahami cara menghadapinya sehingga terkadang justru melakukan kesalahan.

Oleh sebab itu, sebaiknya orang tua membantu remaja dengan memberi arahan pada mereka agar dapat menghadapi masalahnya sendiri sebab semakin bertambahnya usia, mereka juga harus dapat hidup dengan kemampuannya sendiri.

Dalam hal ini, orang tua tidak benar-benar ikut campur terhadap masalah anak, tetapi memberikan pengawasan dan bimbingan dari luar sehingga remaja dapat menemukan sendiri cara yang paling efektif untuk menyelesaikan masalah sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.

6. Fokus pada kebutuhan remaja

Terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh remaja. Dua hal tersebut mempengaruhi kebutuhan remaja. Apakah ia butuh meningkatkan kelebihannya, atau mengatasi kekurangannya, atau keduanya.

Namun, yang pasti adalah orang tua jangan sampai memaksakan remaja untuk memiliki kemampuan tertentu dan merendahkan mereka atas kekurangan yang mereka miliki. Dengan demikian, sebaiknya orang tua fokus pada kebutuhan mereka.

Dengan begitu, diharapkan anak juga percaya diri terhadap kemampuannya dan keputusan yang mereka buat. Sementara orang tua lebih menjadi pendamping yang selalu ada kapan pun remaja membutuhkan.

7. Dorong agar memiliki perencanaan yang baik

Perencanaan juga menjadi bagian yang penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri remaja. Hal tersebut dikarenakan ketika remaja sudah mempersiapkan segala hal secara matang, maka ia akan cenderung lebih percaya diri untuk melakukannya.

Remaja sudah membuat pertimbangan-pertimbangan yang jika sudah terancang dengan baik, akan semakin membuatnya yakin bahwa ia memilih tindakan yang benar. Di sisi lain, remaja juga bisa menemukan alternatif sebagai upaya penyelesaian masalah.

8. Menjadi teladan bagi remaja

Remaja pada umumnya sangat membutuhkan role model atau teladan yang menurut mereka sesuai. Seperti teori modelling milik Bandura, untuk dapat belajar, individu tidak harus melewati semuanya sendiri, tetapi juga bisa dengan melihat orang lain.

Maka dari itu, sekalipun orang tua tidak bisa memfasilitasi banyak hal pada anak untuk dapat berkembang, selama orang tua mampu menjadi teladan yang baik terkait kepercayaan diri, anak juga akan berusaha untuk mencontohnya.

Misal, orang tua yakin bisa memasak dengan resep baru, bersama-sama menyelesaikan tugas sekolah, menerima kondisi fisiknya, atau hal-hal lainnya yang membuat anak juga sadar bahwa ia pun bisa percaya pada dirinya.

9. Percaya pada remaja dengan sepenuh hati

Salah satu faktor yang dapat membantu menumbuhkan kepercayaan diri pada remaja adalah kepercayaan dari lingkungan sekitarnya, terutama dari orang tua. Jika orang tua sudah percaya terhadap pilihan anak remajanya, remaja pun akan berusaha untuk lebih percaya diri.

Contohnya, orang tua percaya anak dapat mengambil risiko berdasarkan pertimbangannya, seperti dalam hal memilih pendidikan lanjutan, mengikuti perlombaan atau kegiatan tertentu, dan lain sebagainya. Baik berhasil atau gagal, orang tua percaya hal itu tetap yang terbaik untuk anaknya.

Demikianlah 9 cara mengatasi remaja yang tidak percaya diri. Kesimpulannya rasa tidak percaya diri dapat muncul karena kurang yakin pada kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, orang tua harus membantu anak remajanya untuk dapat percaya diri kembali.

Cara yang dapat dilakukan, di antaranya beri kesempatan pada remaja untuk memahami dirinya, ajak untuk menjaga kebersihan tubuh, berbicara dari hati ke hati, tidak langsung menghakimi remaja, serta tunjukkan cara-cara menghadapi masalah.

Selain itu, sebaiknya fokus pada kebutuhan remaja, dorong agar memiliki perencanaan yang baik, menjadi teladan bagi remaja, dan percaya pada remaja dengan sepenuh hati. Dengan demikian, diharapkan lambat laun remaja bisa lebih percaya diri dan dapat menjalani hidup dengan baik.

You may also like