Depresi adalah gangguan mental spesifik yang terlihat dari adanya perasaan sedih, murung, sulit berkonsentrasi dan tidak memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu. Depresi ini bisa terjadi pada siapapun khususnya kaum remaja. Akan tetapi, banyak remaja yang tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk mengatasi depresi tersebut mengingat depresi sangat berbahaya yang bahkan bisa menyebabkan seseorang ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Depresi sebenarnya bisa diatasi dengan beberapa metode terapi seperti psychodinamic, interpersonal psychotherapy dan mengkonsumsi obat obatan yang diresepkan dokter. Begitu banyak dampak buruk yang bisa ditimbulkan dari depresi, maka sangat penting bagi para orang tua untuk memperhatikan segala perubahan tingkah laku dan emosi dalam psikologi yang terjadi pada anak anak mereka. Selain itu, beberapa faktor depresi pada remaja juga harus diketahui dengan baik seperti yang akan kami jelaskan berikut ini.
- Perhatian Orang Tua yang Kurang
Gejala depresi pada anak remaja bisa terjadi karena kurangnya perhatian yang diberikan orang tua. Perlu diketahui jika bukan hanya anak kecil yang membutuhkan perhatian orang tua, namun anak remaja pun juga masih membutuhkan perhatian dari orang tua mereka. Jika perhatian yang diberikan orang tua tidak cukup, maka baik fisik dan emosional anak remaja bisa memicu depresi. untuk itu, menjalin komunikasi baik pada anak sangat penting agar bisa memberi dukungan pada anak yang menghadapi berbagai jenis masalah. Sebagai orang tua, sudah seharusnya anda menunjukkan rasa cinta pada mereka agar depresi tersebut bisa dihindari.
- Masalah Pendidikan
Masalah pendidikan juga menjadi faktor penyebab tanda tanda stress dan depresi pada anak remaja mengingat biaya pendidikan yang semakin mahal saat ini. Secara langsung atau tidak langsung, remaja akan memiliki tuntutan seperti menekan dari lingkungan sekitar agar bisa belajar dengan tekun untuk memperoleh hasil terbaik sesuai dengan tuntutan tersebut yang kemudian menyebabkan anak remaja menjadi depresi.
- Perceraian Orang Tua
Orang tua memegang peran penting dalam perkembangan kepribadian anak anak maupun remaja. Ketika anak remaja harus menghadapi kenyataan orang tua mereka yang berpisah, maka ini akan mempengaruhi emosional dan mental dari anak remaja selain banyak juga dampak perceraian bagi anak perempuan. Perasaan trauma, sedih dan tertekan menjadi beberapa perasaan yang dialami seorang anak ketika menghadapi perceraian orang tua mereka. Konseling menjadi salah satu solusi terbaik bagi anak yang menghadapi perceraian orang tua supaya depresi bisa dihindari. Berbicara dari hati ke hati antara anak dan orang tua juga menjadi hal penting dilakukan agar mereka tahu jika orang tua mereka masih tetap perhatian dan menyayangi mereka.
- Faktor Genetik
Tidak hanya kelainan fisik dan sifat saja yang bisa diturunkan dari orang tua pada anak anak mereka, namun seorang anak remaja yang depresi juga bisa terjadi ketika ada salah satu anggota keluarga yang juga pernah mengalami depresi. Untuk itu, jika ada anggota keluarga inti ataupun keluarga besar yang pernah mengalami depresi, maka anak remaja juga kemungkinan juga bisa mengalami depresi sebab ini merupakan faktor genetik.
- Faktor Biologis
Selain faktor genetik atau keturunan, faktor biologis juga merupakan faktor depresi pada anak remaja. Depresi dalam psikologi yang terjadi karena faktor biologis disebabkan saat neurotransmitter yakni bahan kimia pada otak manusia sedang terganggu. Gangguan ini nantinya bisa menyebabkan otak tidak mampu bekerja secara optimal dan akhirnya menyebabkan risiko depresi semakin meningkat.
- Selalu Berpikir Negatif
Pikiran negatif yang bisa dialami oleh siapapun termasuk anak remaja dan selalu memenuhi pikiran bahkan dijadikan kebiasaan juga menjadi faktor timbulnya depresi. Rasa cemas yang terlalu berlebihan, mudah gugup dan juga stress menjadi hal hal sepele yang bisa menyebabkan remaja menjadi labil dan lebih mudah mengalami depresi. Untuk itu, mencari cara agar selalu berpikir positif harus dilakukan secepat mungkin sebelum muncul dan menguasai diri remaja.
- Merasa Kehilangan
Depresi yang terjadi pada remaja juga bisa terjadi karena perasaan kehilangan sebab bisa memicu rasa putus asa tinggi pada remaja dan akhirnya memicu terjadinya depresi. Ada banyak contoh perasaan kehilangan yang bisa menyebabkan rasa kehilangan pada remaja. Beberapa kasus tersebut diantaranya adalah:
- Kematian salah satu atau kedua orang tua
- Kematian dari hewan peliharaan kesayangan
- Putus dari pacar sehingga berkembang menjadi patah hati
- Hilangnya suasana yang nyaman dan menyenangkan di area tempat tinggil atau teman ketika harus pindah ke tempat lain
- Merasa diabaikan oleh orang orang di sekitar sehingga menyebabkan perasaan kehilangan.
Depresi dan juga tekanan seperti inilah yang akhirnya membuat seorang remaja semakin lemah dari sisi mental. Jika berlangsung terlalu lama dan bahkan anak remaja kesulitan untuk beradaptasi, maka bisa menyebabkan depresi parah dan serius pada anak remaja.
- Trauma Mendalam
Faktor depresi pada remaja berikutnya adalah karena trauma mendalam yang terjadi pada anak remaja. Khususnya di beberapa kota besar di negara maju, kasus depresi remaja sangatlah tinggi dan sebagian disebabkan karena trauma. Anak remaja bisa mengalami trauma dari berbagai hal seperti pelecehan yang terjadi di lingkungan sekolah. Seorang remaja yang terlalu sering menerima bully, maka akhirnya bisa menyebabkan depresi pada anak remaja dan bahkan pada beberapa kasus serius juga menyebabkan seorang remaja memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sehingga cara mengatasi stres dan depresi harus dilakukan.
- Masalah Percintaan
Tidak bisa dipungkiri jika kaum remaja merupakan masa dimana seseorang mulai mengenal makna cinta dalam psikologi yang bahkan sekarang ini juga bisa terjadi pada anak di usia lebih muda. Memasuki masa pubertas, maka remaja semakin rentan dalam menghadapi masalah percintaan meski untuk sebagian orang dipandang sebagai masalah yang ringan. Remaja yang terbilang labil dan belum dapat berpikir secara dewasa tetap saja bisa terjebak dalam percintaan yang rumit. Dalam kondisi labil tersebut dan seorang remaja mengalami masalah dalam percintaan seperti putus dengan pacar, masalah pengkhianatan dan sebagainya bisa menjadi pukulan berat bagi remaja. Hal ini bisa menyebabkan masalah serius seperti depresi yang bisa berakhir dengan bunuh diri.
- Kurang Percaya Diri
Rasa percaya diri menjadi salah satu modal paling penting dalam segala bidang seperti dalam teori kepercayaan diri. Tidak bisa dipungkiri jika banyak orang yang bisa terjebak dalam kondisi tidak menguntungkan sebab rasa percaya diri yang dimiliki rendah dan ini juga bisa terjadi pada anak remaja. Dalam situasi tertentu dan diikuti dengan beberapa faktor, maka seorang remaja bisa saja kehilangan rasa percaya diri dan tidak mengerti bagaimana cara untuk mengembalikan rasa percaya diri tersebut dan akhirnya membuat anak remaja tertekan pada lingkungan yang kemudian berkembang menjadi depresi.
- Tekanan Sosial
Bagi hampir semua anak remaja, popularitas menjadi hal yang paling diimpikan sehingga banyak anak remaja yang selalu berusaha untuk mendapatkan popularitas atau setidaknya bisa dilihat menarik diantara teman teman mereka dan ini bisa menyebabkan gangguan psikologis remaja. Tekanan sosial nantinya akan semakin bertambah dengan kehadiran media sosial. Semakin banyak waktu yang dihabiskan anak remaja pada media sosial, maka risiko tekanan mental pada anak remaja juga akan semakin meningkat dan akhirnya tekanan mental terjadi dan bisa berujung pada stress serta depresi sebab media sosial bisa menyebabkan daya persaingan anak remaja semakin tinggi. Jika dulu remaja hanya berkumpul bersama teman teman, namun sekarang karena media sosial, para remaja akan berkunjung ke berbagai tempat yang lebih menarik seperti cafe, restoran atau tempat rekreasi hanya untuk mendapatkan hasil foto terbaik untuk diunggah ke dalam media sosial sebagai bukti atau hanya sekedar ingin mengikuti trend terbaru.
- Masalah Finansial
Masalah finansial atau keuangan juga menjadi faktor depresi pada remaja. Orang tua sebagai pencari nafkah dalam rumah tangga memiliki tanggung jawab untuk mencukupi segala kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan anak remaja. Namun ketika masalah keuangan terjadi, maka ini juga berdampak pada anak remaja sehingga depresi akhirnya bisa terjadi bahkan bisa berkembang menjadi gejala gangguan mental pada remaja.
- Mengalami Penyakit Kronis
Mengalami penyakit kronis juga bisa membuat remaja mengalami depresi karena diagnosa tersebut. Selain itu, penyakit kronis yang diderita anak remaja juga bisa membuat mereka merasa rendah diri dan menyebabkan kepribadian impulsif khususnya ketika beranggapan jika orang yang berada di sekitarnya berpikir jika ada sesuatu yang berbeda dari diri anak remaja tersebut meski hal tersebut terkadang hanya ada dalam pikirannya saja. Penyakit kronis yang dialami anak remaja tidak hanya bisa memperburuk kondisi fisik, namun semakin lama juga menggerus mental anak remaja dan depresi akhirnya terjadi.
- Mengkonsumsi Alkohol dan Obat Obatan
Depresi pada remaja tidak hanya bisa terjadi karena masalah dari dalam diri dan faktor luar, namun juga bisa disebabkan karena kebiasaan buruk anak remaja seperti mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat obatan terlarang juga menjadi faktor depresi pada remaja. Racun yang terdapat dalam obat obatan terlarang dan alkohol nantinya bisa merusak fungsi otak yang kemudian menyebabkan depresi sekaligus menjadi penyebab lemah mental pada anak remaja.