Pubertas merupakan periode dalam rentang perkembangan pada saat anak anak berubah menjadi makhluk aseksual menjadi seksual. Kata pubertas sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti usia kedewasaan.
Pada masa anak anak akan mengalami kematangan organ reproduksi serta mengalami perubahan dalam pertumbuhan fisik dan juga psikologis.
Pubertas merupakan periode ketika kematangan fisik terjadi sangat cepat yang melibatkan perubahan hormonal dan juga tubuh khususnya pada masa remaja awal. Papalia, Olds dan juga Feldman memberi penjelasan jika masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak anak dan juga dewasa yang mengandung perubahan fisik, kognitif dan juga psikososial.
Berikut ini akan kami jelaskan perkembangan psikologi pada masa pubertas selengkapnya.
Pubertas Merupakan Periode Tumpang Tindih
Masa pubertas disebut dengan tumpang tindih sebab pada masa tersebut remaja sedang mengalami transisi dari anak anak akhir dan remaja sehingga jenis gangguan emosional pada anak sering terjadi. Sebelum anak matang secara seksual, maka akan disebut dengan anak puber. Sesudah seorang anak matang secara seksual, maka baru akan berubah menjadi remaja.
Puber Adalah Periode Singkat
Masa pubertas berlangsung singkat yakni antara dua sampai empat tahun sehingga peran orang tua dalam perkembangan sosial emosional anak usia dini sangat penting.
Seorang anak yang mengalami masa transisi tersebut kurang dari dua tahun maka akan dikatakan cepat matang. Sedangkan untuk anak yang butuh tiga hingga empat tahun dianggap lambat matang yang biasanya juga terdapat perbedaan antara anak laki laki dan perempuan dimana perempuan biasanya lebih cepat matang dibandingkan dengan laki laki.
Masa Pubertas Dibagi Beberapa Tahap
Meski terjadi secara singkat, akan tetapi pubertas biasanya dibagi menjadi tiga tahapan yakni prapuber, puber dan juga pascapuber.
- Tahap Prapuber
Tahapan ini berkembang dengan satu hingga dua tahun terakhir masa kanak kanak yakni bukan lagi seorang anak namun juga belum remaja. Dalam tahap prapuber tersebut, ciri ciri seks sekunder bisa terlihat meski organ reproduksinya belum berkembang sepenuhnya.
- Tahap Puber
Tahapan ini terjadi di garis pembagi antara masa kanak kanak dan masa remaja dimana kematangan seksual sudah terlihat seperti menstruasi pada perempuan dan mimpi basah untuk anak laki laki. Dalam tahap ini, ciri seks sekunder sudah berkembang dan sel direproduksi dalam organ seks dan gangguan psikologis pada remaja bisa saja terjadi.
- Tahap Pascapuber
Tahapan ini berlangsung antara tahun pertama atau kedua masa remaja. Dalam tahapan ini, ciri seks sekunder bisa berkembang dengan baik dan organ seks juga sudah berfungsi secara matang.
Masa Pubertas Adalah Masa Pertumbuhan
Perubahan pesat yang terjadi selama masa puber bisa menyebabkan keraguan, perasaan tidak nyaman dan tidak mampu serta dalam beberapa kasus juga bisa menyebabkan perilaku kurang baik yang merupakan fakta psikologi remaja.
Dunbar mengatakan jika selama pubertas, anak yang sedang berkembang akan mengalami perubahan status termasuk juga penampilan, milik, pakaian, jangkauan pilihan dan juga perubahan sikap pada seks terhadap kawan jenis. Semua meliputi hubungan antara orang tua dan anak yang berubah dan perubahan pada peraturan yang diberikan pada anak muda.
Pubertas Adalah Fase Negatif
Beberapa tahun yang lalu, Charlotte Bubler menamakan masa pubertas sebagai fase negatif. Istilah fase memperlihatkan jika periode yang berlangsung singkat, negatif mengartikan individu mengambil sikap anti pada kehidupan atau terlihat kehilangan sifat baik yang sebelumnya telah berkembang.
Ada juga bukti jika sikap dan perilaku negatif adalah ciri dari bagian awal masa puber dan juga yang terburuk dari fase negatif akan berakhir jika seseorang sudah matang secara seksual.
Pubertas Bisa Terjadi di Segala Usia
Pubertas juga bisa terjadi antara usia lima atau enam tahun dan juga sembilan tahun. Namun rata rata, anak perempuan pada kebudayaan Amerika sudah bisa matang secara seksual pada usia 13 tahun dan anak laki laki 1 tahun kemudian.
Variasi usia terjadinya pubertas dan juga pada waktu yang dibutuhkan dalam proses tersebut menyebabkan timbul banyak masalah pribadi atau sosial baik pada anak laki laki atau perempuan sehingga cara mengatasi kenakalan remaja menurut psikologi harus dilakukan.
Perkembangan Motorik, Bahasa dan Emosi Masa Pubertas
- Motorik
Perubahan pada tubuh terlihat dari pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan otot dan tulang serta kematangan organ seksual serta fungsi reproduksi. Tubuh remaja akan mulai beralih dari tubuh anak anak menjadi dewasa yakni kematangan. Perubahan fisik otak juga terjadi sehingga strukturnya semakin sempurna dalam meningkatkan kemampuan kognitif.
- Bahasa
Ketika seorang bayi terlahir, maka sudah diciptakan bersama dengan miliaran jaringan sel otak yang luar biasa. Ini bisa menjadi pondasi yang sangat penting untuk perkembangan kognitifnya yang didefinisikan sebagai sebuah pola perubahan dalam kemampuan mental seperti belajar, perhatian, bahasa, ingatan, penalaran, berpikir dan juga kreativitas.
Sementara Muhibin Syah berpendapat jika perkembangan kognitif merupakan perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan atau kecerdasan otak anak.
Hal ini yang juga disebut dengan perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan peserta didik yang berhubungan dengan pengetahuan yakni semua proses psikologi yang berhubungan dengan bagaimana seseorang mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Dengan ini, maka kemampuan kognitif bisa dipahami sebagai kemampuan anak dalam berpikir lebih kompleks dan juga kemampuan untuk melakukan penalaran dan pemecahan masalah.
- Emosi
Merajuk, murung, amarah dan juga kecenderungan untuk menangis akibat hasutan yang sangat kecil menjadi ciri ciri bagian awal dari masa pubertas psikologi remaja. Pada masa tersebut, anak akan merasa khawatir, gelisah dan juga cepat marah.
Perkembangan Moral, Agama dan Sosial Masa Pubertas
- Moral
Pada usia sekolah dasar, seorang anak sudah bisa mengikuti peraturan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosial. Pada akhir usia tersebut, seorang anak sudah bisa memahami alasan yang mendasari sebuah peraturan.
Selain itu, seorang anak juga sudah bisa mengasosiasikan semua perilaku dengan konsep yang benar dan salah atau baik dan buruk. Sedangkan sikap dan moral pada masa akhir kanak kanak adalah:
- Perkembangan kode moral: Di masa akhir anak anak sama seperti remaja, kode moral sangat dipengaruhi dengan standar moral dan juga kelompok dimana anak bisa mengidentifikasi diri dan menjadi faktor penting dalam perkembangan identitas remaja.
- Peran disiplin dalam perkembangan moral: Peran disiplin dalam perkembangan moral sangat dibutuhkan dan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
- Perkembangan suara hati: Istilah suara hati mengartikan sebuah reaksi khawatir yang terkondisi pada situasi dan tindakan tertentu yang sudah dilakukan dengan cara menghubungkan perbuatan tertentu dengan hukuman.
- Pelanggaran hukum di akhir masa kanak kanak: Pelanggaran di akhir masa anak anak semakin berkurang yang terjadi karena adanya kematangan fisik dan juga psikologis namun biasanya lebih sering terjadi karena kurangnya tenaga yang menjadi ciri pertumbuhan pesat yang mengiringi bagian awal masa puber.
2. Agama
Pada masa sekarang ini, perkembangan penghayatan keagamaan ditandai dengan beberapa ciri khususnya dalam ciri ciri pubertas, yakni:
- Sikap keagamaan yang bersifat reseptif disertai juga dengan pengertian.
- Pandangan dan juga paham ketuhanan didapat secara rasional berdasarkan kaidah logika yang berpedoman pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan.
- Penghayatan secara rohaniah semakin dalam dan pelaksanaan ritual diterima sebagai keharusan moral.
3. Sosial
Anak yang pubertas sering tidak mau bekerjasama, sering membantah dan juga menentang. Permusuhan terbuka antara dua jenis kelamin berlainan yang diungkapkan ke dalam kritik serta komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa pubertas, anak kemudian menjadi ramah, bisa bekerja sama dengan orang lain dan juga lebih sabar dengan orang lain.
Bahaya Masa Pubertas
Sangat bisa dimengerti jika akibat luas dari masa pubertas, keadaan fisik anak juga berpengaruh pada sikap dan perilaku yang bisa menimbulkan tanda tanda stress.
Akan tetapi, ada juga bukti yang menunjukkan jika perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi saat ini lebih kepada akibat dari perubahan sosial dibandingkan dengan perubahan kelenjar yang berpengaruh pada keseimbangan tubuh.
Semakin sedikit simpati dan juga pengertian yang diterima oleh anak dalam masa pubertas dari orang tua, kakak adik, guru dan juga teman teman, maka akan semakin besar juga harapan sosial periode ini dan semakin besar juga akibat psikologis dan masa perubahan fisik.
Perubahan masa puber pada sikap dan perilaku yang paling umum diantaranya adalah:
- Ingin menyendiri: Menarik diri dari teman, kegiatan keluarga dan sering bertengkar.
- Bosan: Tidak lagi menyenangi mainan yang disukai, tugas sekolah, kegiatan sosial dan kehidupan pada umumnya.
- Inkoordinasi: Pertumbuhan pesat dan tidak seimbang mempengaruhi pola koordinasi gerakan dan anak merasa janggal atau kikuk.
- Antagonisme sosial: Sering tidak ingin bekerja sama, sering membantah dan menentang.
- Emosi meningkat: Merajuk, kemurungan, ledakan amarah dan sering menangis meski hanya karena hasutan kecil yang menjadi ciri bagian awal masa puber.