Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 13 Hubungan Teori Belajar Dengan Psikologi Pendidikan

13 Hubungan Teori Belajar Dengan Psikologi Pendidikan

by Bernadet Maress

Psikologi pendidikan bertujuan untuk melibatkan psikologi ke dalam proses yang kemudian membawa menuju perubahan tingkah laku dengan kata lain untuk mengajar.

Sementara arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan dan juga kematangan setiap individu dan juga penerapan prinsip prinsip ilmiah pada reaksi manusia yang kemudian akan berpengaruh pada proses mengajar dan juga belajar.

Faktor utama dari psikologi pendidikan adalah proses yakni informasi, nilai, keterampilan dan juga sikap yang diteruskan dari guru ke siswa dalam kelas.

Psikologi pendidikan juga bisa membantu siswa dalam menyelesaikan masalah di kondisi belajar dan juga mengajar. Dalam artikel kali ini akan kami jelaskan apa saja hubungan teori belajar dengan psikologi pendidikan.

  1. Mempunyai Pengetahuan Teori Belajar dan Tingkah Laku Manusia

Hubungan konsep belajar dalam psikologi pendidikan yang pertama adalah untuk memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan juga tingkah laku manusia.

Selama ini, pendidikan selalu dikritik sebab praktik mendongeng. Formula pendidikan dan juga prosedur yang tersandar dengan formal serta tidak formal disampaikan pada guru baru bukan pada teori yang sebelumnya tidak bisa dilakukan oleh mereka. Namun secara sederhana, mereka belum mendalami sudut pandang teori tersebut.

  1. Membantu Siswa Dalam Belajar

Teori belajar dalam psikologi pendidikan juga bisa membantu siswa ketika belajar sekaligus memupuk hubungan dengan manusia secara halus.

Ini menjadi salah satu kompetensi yang diidentifikasikan sebagai hal penting untuk pengajaran yang efektif yaitu harus dilakukan dengan sikap. Sedangkan sikap adalah sebuah kecenderungan untuk bertindak atau berbuat secara positif atau negatif terhadap orang, ide atau kejadian.

  1. Menguasai Pelajaran yang Diajarkan

Ini merupakan kebutuhan yang diperlukan untuk setiap guru sebab memahami materi dari perguruan tinggi seperti materi matematika atau pada mata kuliah PAI yang tidak cukup sebab hal ini tidak bisa langsung diajarkan pada siswa.

Konsep dasar belajar dalam psikologi pendidikan berhubungan dengan tingkatan pemahaman siswa sehingga guru harus berpikir kembali berhubungan dengan ilmu yang didapati di perguruan tinggi untuk menerapkannya pada siswa dengan muatan ilmu yang berhubungan dengan mereka.

  1. Mengontrol Keterampilan Teknik Mengajar

Mengontrol keterampilan teknik mengajar bisa memudahkan siswa untuk belajar. Keempat bidang kompetensi membutuhkan guru yang efektif yakni mempunyai daftar keterampilan mengajar.

Guru yang terampil mengajar nantinya bisa dengan mudah menghadapi siswa yang memiliki latar belakang dan kecerdasan yang bervariasi.

Dengan ini, maka sifat fleksibel sangat diperlukan seorang guru sebab guru atau pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab pada perkembangan anak didik.

  1. Kecerdasan atau Intelegensi Siswa

Biasanya kecerdasan diartikan dengan kemampuan psiko fisik ketika bereaksi dengan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tepat dan ada pengaruh pendidikan dalam perkembangan anak.

Dengan ini, maka kecerdasan tidak hanya berhubungan dengan kualitas otak saja, namun juga organ tubuh lain. Akan tetapi dengan kecerdasan, otak tentu menjadi organ yang paling penting dibandingkan organ lainnya, sebab fungsi otak memang menjadi yang paling tinggi dari hampir semua aktivitas manusia.

Kecerdasan sendiri menjadi faktor psikologis yang sangat penting dalam proses belajar siswa sebab bisa menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang, maka semakin besar juga peluang mencapai kesuksesan.

  1. Sebagai Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada keefektifan macam macam teori belajar dalam psikologi. Motivasi yang akan mendorong para siswa untuk selalu belajar.

Para ahli psikologi juga mendefinisikan motivasi sebagai proses dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah dan keinginan terhadap intensitas. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas. Motivasi diartikan menjadi dua yakni motivasi intrinsik dan juga motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang ada dalam diri seseorang dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti contohnya seorang siswa yang gemar membaca maka tidak perlu diperintah untuk membaca sebab membaca tidak hanya menjadi aktivitas yang menyenangkan namun juga bisa menjadi kebutuhan.

  1. Minat

Secara sederhana, minat mengartikan kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu yang juga berhubungan dengan cara belajar efektif menurut psikologi.

Dalam proses belajar, sikap seseorang bisa berpengaruh pada keberhasilan proses belajar. Sikap merupakan gejala internal untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap pada objek orang, peristiwa dan sebagainya.

Akan tetapi, terlepas dari kepopulerannya, minat sama seperti kecerdasan dan juga motivasi sebab bisa memberikan pengaruh pada aktivitas belajar.

Untuk itu, dalam konteks belajar di kelas, seseorang yang tidak memiliki minat untuk belajar, maka seorang pendidik atau guru harus membangkitkan semangat siswa supaya bisa tertarik dengan pelajaran yang akan dipelajari tersebut.

  1. Sikap

Dalam macam macam metode pembelajaran, bisa mempengaruhi keberhasilan proses belajar. Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berbentuk kecenderungan untuk bereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap pada objek orang, peristiwa dan sebagainya baik itu secara positif atau negatif.

Sikap siswa ketika belajar akan terpengaruh dengan perasaan senang atau tidak pada seorang pendidik, pelajaran dan juga lingkungan sekitar.

Untuk antisipasi timbulnya sikap negatif ketika belajar, maka pendidik sebaiknya berusaha memberikan yang terbaik untuk para siswa, berusaha mengembangkan kepribadian sebagai seorang pengajar yang empatik, sabar dan juga tulus pada murid, berusaha untuk memberikan pelajaran yang dikuasai dengan baik sekaligus menarik sehingga nantinya siswa bisa mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak membosankan sekaligus meyakini jika bidang yang dipelajari nantinya bisa bermanfaat untuk siswa.

  1. Bakat

Faktor psikologi lainnya yang bisa berpengaruh dalam proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat atau aptitude diartikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang agar bisa berhasil di masa yang akan datang.

Berhubungan dengan belajar, Stavin juga mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk belajar. Jika bakat memang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat tersebut juga akan mendukung proses belajar dan kemungkinan berhasil juga semakin besar.

  1. Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk bereaksi pada objek tertentu seperti barang, manusia dan lain secara positif atau negatif.

Sikap positif yang menjadi pertanda awal yang baik untuk proses jenis jenis metode pembelajaran dalam psikologi. Sebaliknya, sikap negatif juga bisa menyebabkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan.

  1. Kematangan dan Kesiapan

Kematangan adalah tingkatan atau fase pertumbuhan seseorang yakni semua organ biologis sudah siap untuk melakukan hal baru. Kematangan tidak berarti seorang anak bisa melakukan kegiatan dengan terus menerus sehingga dibutuhkan latihan dan pelajaran.

Dalam konteks, proses pembelajaran, kesiapan belajar sangat menentukan aktivitas belajar siswa. Seorang siswa yang belum siap belajar akan cenderung berperilaku tidak kondusif sehingga bisa mengganggu proses belajar secara menyeluruh.

  1. Kelelahan

Kelelahan bisa dibedakan menjadi dua jenis yakni kelelahan jasmani dan rohani yang bersifat psikis. kelelahan jasmani bisa terlihat dari lemah tubuh dan cenderung membaringkan tubuh yang disebabkan karena kekacauan substansi sisa pembakaran tubuh. Sementara untuk kelelahan rohani bisa terlihat dari kebosanan dan kelesuan.

Untuk mengatasi kelelahan tersebut bisa dilakukan dengan tidur cukup, istirahat cukup, melakukan variasi dalam belajar dan mengkonsumsi obat yang tidak berbahaya untuk tubuh ditambah juga dengan olahraga secara teratur, mengimbangi dengan makanan sehat dan berkonsultasi dengan dokter, psikiater, dokter atau konselor sehingga metode pembelajaran kooperatif bisa dicapai.

  1. Lupa

Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk memproduksi kembali atau menyebut kembali apa yang sebelumnya sudah dipelajari. Lupa adalah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.

Lupa mengartikan ketidakmampuan untuk mengingat kembali sesuatu yang sudah dipelajari atau dialami untuk sementara waktu atau dalam jangka waktu panjang.

Dalam hal ini, guru dianjurkan untuk memperlihatkan dengan alat peraga yang tersedia atau memberikan tanda khusus pada istilah pokok yang ditulis dengan kapur berwarna.

  1. Kejenuhan Dalam Belajar

Kejenuhan mengartikan padat atau penuh sehingga tidak lagi bisa untuk menampung sesuatu. Jenuh juga bisa diartikan sebagai rentang waktu tertentu yang dipakai untuk macam macam gaya belajar namun tidak memberikan hasil.

Seorang siswa yang mengalami kejenuhan ketika belajar akan merasa jika pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki dari hasil belajar tidak akan mengalami kemajuan.

Kejenuhan juga bisa dirasakan siswa jika proses belajar terjadi monoton, memaksa frekuensi belajar dan lain sebagainya. Upaya untuk mengatasi kejenuhan ini adalah dengan mencari penyebab timbulnya kejenuhan tersebut dan kemudian memberikan solusi untuk mengatasi kejenuhan tersebut. Namun jika faktor kejenuhan adalah kelelahan, maka solusi terbaiknya adalah beristirahat.

Dalam perspektif Islam berhubungan dengan keberhasilan belajar seorang siswa berhubungan dengan faktor hidayah.

You may also like