Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » 9 Penyebab Stres Pada Ibu Hamil yang Harus dihindari

9 Penyebab Stres Pada Ibu Hamil yang Harus dihindari

by Gendis Hanum Gumintang

Pada dasarnya, stres sangat wajar dialami oleh siapa saja dan kapan saja, selama stres ini berada dalam batas normal. Stres ini dapat diartikan sebagai reaksi atau tanggapan atas tekanan yang dialami karena kondisi yang tidak nyaman.

Salah satu orang yang sangat mungkin mengalami stres adalah ibu hamil. Berbagai kondisi yang harus dihadapi dan dilewati selama kurang lebih sembilan bulan dan sangat berbeda dengan hidupnya di masa sebelum hamil bisa menjadi pemicu stres.

Secara lebih jelasnya, berikut adalah 9 penyebab stres pada ibu hamil, yakni sebagai berikut:

1. Pengaruh hormon

Kehamilan merupakan kondisi yang sangat unik terhadap tubuh manusia sehingga bukan tidak mungkin ibu hamil akan mengalami perubahan hormon. Pada saat masa kehamilan, akan terjadi kenaikan hormon yang tentunya berdampak pada banyak hal.

Salah satu dampak dari perubahan hormon tadi adalah perasaan ibu yang lebih sensitif, seperti mudah sedih, mudah marah, mudah bosan, bahkan karena hal-hal yang sepele atau justru tidak masuk akal.

Jika perubahan hormon ini tidak dihadapi dengan baik sehingga emosi ibu terus naik dan turun atau tidak stabil, rasa stres mungkin akan muncul karena perasaan yang tidak nyaman tadi, akibat dari sulitnya mengatasi masalah pada emosi.

2. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat

Bentuk tubuh ibu hamil akan mengalami banyak perubahan. Misalnya, dari yang tadinya kurus menjadi gemuk, dari yang sebelumnya bisa aktif bergerak menjadi terbatas dan harus berhati-hati, atau dari yang awalnya merasa cantik jadi tidak menarik.

Hal tersebut dapat menjadi sumber stres jika ibu cenderung kesulitan untuk menerimanya. Terlebih ibu hamil mungkin akan khawatir akan dipanggil gendutan oleh teman atau anggota keluarga lain meski sebenarnya adalah kondisi yang wajar.

Akibatnya, ibu hamil akan merasa stres karena pikirannya terus dipenuhi oleh hal-hal yang negatif, termasuk kekhawatiran setelah melahirkan tidak dapat memiliki tubuh yang normal seperti sedia kala kembali.

3. Kondisi tubuh yang terasa tidak nyaman

Dilansir dari situs Merdeka.com, pada fase trimester pertama, ibu hamil akan sering merasa mual, muntah, mudah lelah, perubahan suasana hati. Kemudian di trimester kedua ada rasa nyeri di bagian bawah perut, tubuh keram, muncul bengkak, dan hidung tersumbat.

Kondisi-kondisi tersebut tentunya membuat tubuh terasa tidak nyaman karena harus terus merasakan ketidaknormalan dalam tubuh yang mungkin tidak bisa diobati atau diatasi dengan cara yang sederhana ketika rasa sakitnya muncul saat sedang tidak hamil.

Ketidaknyamanan tersebut tidak selalu sama pada setiap ibu hamil, tetapi tetap dapat menjadi penyebab munculnya stres, apalagi jika tidak ada solusi yang tepat untuk dapat segera mengatasinya.

4. Gangguan tidur

Terdapat banyak kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyaman seperti ketika sedang tidak hamil. Misalnya, sulit menemukan posisi tidur yang pas, badan yang terasa tidak nyaman, banyak pikiran, dan lain-lain.

Akibatnya, ibu hamil menjadi kesulitan untuk tidur di waktu yang normal dan membutuhkan pengalih perhatian lain agar dapat tidur. Namun, ketika gangguan tidur ini terjadi terus-menerus, ibu hamil bisa saja merasakan stres.

Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wungouw dan Lolong pada 2017 terhadap ibu hamil di Puskesmas Bahu Kota Manado yang menunjukkan adanya pengaruh antara stres dengan kejadian insomnia pada ibu hamil.

5. Kekhawatiran terhadap janin

Meskipun ibu hamil sudah berusaha untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, menghindari makanan atau minuman yang kurang sehat, melakukan olahraga ringan, mendengarkan suara tertentu, atau cara-cara lain yang sering dilakukan ibu hamil, kecemasan dapat tetap muncul.

Penyebabnya adalah ada banyak hal yang sering kali tidak dapat ibu hindari, yakni kondisi tidak terduga yang dapat mengancam kondisi janin dalam kandungan. Dengan akibat-akibat, seperti gangguan fisik dan psikis bayi, penyakit tertentu, abnormalitas, dan lain sebagainya.

6. Kekhawatiran terhadap proses melahirkan

Fase melahirkan merupakan fase yang paling menegangkan bagi ibu hamil. Pada masa ini, ibu hamil harus benar-benar siap secara fisik, mental, dan finansial karena harus mempertaruhkan antara hidup dan mati baginya dan bagi anaknya nanti.

Sering kali ibu hamil merasa khawatir mengenai bagaimana proses persalinannya nanti, apakah akan normal atau harus sesar, apakah posisi bayinya normal atau sungsang, apakah prosesnya lancar atau memakan waktu, dan lain-lain.

Kekhawatiran yang berlebih tentunya dapat menyebabkan rasa stres jika tidak diatasi. Namun, pikiran terkait proses melahirkan ini memang tidak bisa dilepaskan dan dilupakan begitu saja.

7. Komentar buruk mengenai dirinya

Saat ini banyak orang semakin mudah melontarkan kata-kata negatif tanpa berpikir panjang dan mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain, terutama untuk ibu yang sedang hamil. Medianya bisa secara langsung maupun melalui media sosial.

Biasanya, orang-orang di sekitar ibu hamil ada saja yang berkomentar terkait bentuk tubuh, cara menjaga kesehatan, jenis makanan yang dikonsumsi, kegiatan selama hamil, dan lain sebagainya, meski mereka sebenarnya juga tidak memberikan solusi yang efektif.

Hal yang memprihatinkan adalah orang yang berkomentar bisa saja merupakan anggota keluarga sehingga menunjukkan bahwa ia justru tidak bisa memahami dengan baik atau malah orang asing yang sebenarnya tidak terlalu dikenal, tetapi ucapannya seolah-olah sudah mengenal bertahun-tahun.

8. Kurang mendapat dukungan

Ibu yang sedang hamil sangat membutuhkan dukungan dari pasangan, keluarga, serta lingkungan sekitarnya secara konsisten di setiap waktu. Hal ini dikarenakan mereka sudah merasakan cukup berat beban secara fisik maupun mental.

Ketika dukungan yang diberikan orang lain kurang atau bahkan tidak ada dukungan sama sekali, semuanya menjadi terasa semakin berat bagi ibu hamil. Apabila kondisi ini terus terjadi, maka rasa stres dapat muncul.

9. Masalah finansial

Penyebab stres yang terakhir ini memang tidak berkaitan langsung terhadap ibu hamil, tetapi tetap memiliki pengaruh yang cukup signifikan jika tidak diatasi dengan baik, yakni masalah finansial selama kehamilan.

Ibu yang sedang hamil tentu memerlukan banyak hal, seperti makanan bernutrisi, susu, atau pakaian baru, serta kebutuhan untuk bayi, seperti pakaiannya nanti, makanannya, popok, dan lain-lain. Ditambah dengan biaya lain untuk persalinan.

Banyaknya kebutuhan ibu hamil itu dapat menyebabkan stres jika sang ibu tidak yakin dapat memenuhi seluruh kebutuhannya. Sementara ia pun tidak bisa berbuat banyak karena sedang hamil.

Demikianlah 9 penyebab stres pada ibu hamil. Kesimpulannya, ibu hamil bisa stres karena pengaruh hormon, perubahan fisik yang terjadi secara cepat, kondisi tubuh yang terasa tidak nyaman, gangguan tidur, kekhawatiran terhadap janin, serta kekhawatiran terhadap proses melahirkan.

Di sisi lain, penyebab stres pada ibu hamil juga bisa dikarenakan komentar buruk mengenai dirinya, kurang mendapat dukungan, dan masalah finansial. Akan tetapi, setiap permasalahan dapat diatasi jika ibu dan orang-orang di sekitarnya memiliki keinginan yang kuat untuk mencegah ibu hamil merasa stres.

You may also like