Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » Pola Asuh Perkembangan Anak : Jenis, Faktor, dan Dampaknya

Pola Asuh Perkembangan Anak : Jenis, Faktor, dan Dampaknya

by Titi Rahmah

Pola asuh adalah pola pengasuhan yang tepat dalam keluarga, yaitu bagaimana keluarga membentuk perilaku generasi penerus menurut standar dan nilai yang baik serta kehidupan masyarakat. Perkembangan adalah peningkatan kapasitas dalam kaitannya dengan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Perkembangan memiliki pola yang teratur dan dapat diprediksi yang dihasilkan dari proses pematangan.
Pola asuh merupakan salah satu dari faktor eksternal setelah lahir yang mempengaruhi perkembangan anak.
Pola asuh dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pendidikan, lingkungan dan budaya orang tua.

Dalam lingkungan keluarga, anak mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting untuk kehidupan selanjutnya. Anak belajar karakter dengan mencontoh anggota keluarga di sekitarnya, terutama orang tua. Keberhasilan pembentukan karakter anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.

Pola asuh dibagi menjadi empat jenis, yaitu otoritatif, permisif, demokratis dan otoriter. Semua gaya pengasuhan ini mempengaruhi perkembangan anak. Pengasuhan otoritatif adalah cara terbaik untuk membentuk karakter anak. Karena pola asuh otoritatif ini bercirikan orang tua yang demokratis, menghargai dan memahami keadaan anak, kelebihan dan kekurangannya, sehingga anak menjadi pribadi yang dewasa, supel dan mudah beradaptasi.

Banyak orang tua berpikir bahwa menawarkan makanan mahal dianggap cukup. Mereka hanya mengandalkan pengasuh untuk merangsang anak-anak. Ini jelas tidak cukup, terutama jika pengasuh tidak dapat berkomunikasi dengan anak. Nutrisi memang diperlukan untuk mendukung kapasitas dan ketahanan otak, sementara stimulasi diperlukan sebagai pengalaman awal anak dan juga merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan.

Dengan kombinasi nutrisi dan stimulasi yang tepat sejak usia dini, anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan normal, yang ditandai dengan kemampuan yang seimbang antara fisik, mental, emosional, dan bahasa, kecerdasan dan perilaku, menciptakan generasi penerus kompeten.

Pola asuh adalah segala bentuk dan proses komunikasi antara orang tua dan anak, yang merupakan model pengasuhan keluarga tertentu yang mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu pentingnya pola asuh pasa anak usia dini yang diterapkan oleh keluarga harus dioptimalkan untuk mendukung kelangsungan tumbuh kembang anak.

Jenis Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Berikut ini beberapa jenis-jenis pola asuh beserta penjelasannya:

1. Pola asuh otoriter

Aspek- aspek pola asuh otoriter dalam keluarga menurut psikologi adalah gaya pengasuhan yang membatasi dan menghukum di mana orang tua mendorong anak-anak untuk mengikuti instruksi mereka dan menghormati pekerjaan dan usaha mereka. Orang tua yang otoriter memberlakukan batasan dan kontrol yang ketat pada anak dan meminimalkan argumen verbal.

Misalnya, orang tua yang otoriter mungkin berkata, “Lakukan dengan cara saya atau jangan lakukan.” Orang tua yang otoriter juga sering kali dapat mencolek anak-anak mereka, mengikuti aturan dengan ketat tanpa menjelaskan kepada mereka dan menunjukkan kemarahan kepada anak-anak mereka.

Orang tua yang otoriter mungkin juga sering memukul anak, mengikuti aturan dengan ketat tanpa menjelaskannya, dan menunjukkan kemarahan kepada anak. Anak dari orang tua yang otoriter seringkali tidak bahagia, pemalu, inferior dibandingkan dengan orang lain, tidak mampu memulai aktivitas dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk.

Anak-anak dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku agresif. Orang tua yang otoriter tidak memahami pentingnya menghormati pendapat anak. Mereka tidak mengerti bahwa mendengarkan pendapat anak dapat meningkatkan rasa percaya diri dan pemikiran mandiri anak dan dapat dibimbing melalui diskusi untuk mencapai standar moral internal (kesadaran moral).

Mereka juga tidak mengerti bahwa model yang lebih menuntut terhadap anak-anak ini telah merusak kehangatan hubungan anak. Anak-anak tidak menemukan suasana di mana mereka dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan mereka. Kehangatan dalam hubungan orang tua-anak merupakan prasyarat bagi kesejahteraan psikologis anak dan orang tua.

Orang tua yang otoriter mungkin disebabkan oleh kualitas pengendalian mereka atau kepatuhan terhadap tradisi lama (bahwa orang tua memiliki kekuasaan penuh atas anak-anak mereka). Bisa juga karena dulunya mereka memiliki ekspektasi tertentu terhadap anak dan (mengalami stres karena memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi).

2. Pola asuh otoritatif

Pengasuhan otoritatif adalah pola asuh yang menghargai pribadi anak, memberikan tanggung jawab berdasarkan aturan, menghormati kepentingan dan keputusan anak menghormati cinta dan kasih sayang tulus anak, mengikuti aturan dan peraturan dengan ketat, menghargai perilaku yang baik dan selalu melibatkan anak dalam hal-hal tertentu.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang menekankan pada pengasuhan yang menyeluru. Menunjukkan kepada anak kasih sayang yang berlebihan dan disiplin yang rendah. Sehingga kekuatan pengasuhan berasal dari anak, mengutamakan perasaan anak daripada perilakunya.

Terlalu percaya bahwa anak dapat mengatur dan peduli dengan kehidupan mereka, berjanji atau selalu setuju untuk merawat anak-anak dan melayani kebutuhan mereka, terlalu berhati-hati dan mudah untuk memberikan kenyamanan bahkan jika mereka tidak memenuhi kebutuhan mereka dan hampir tidak pernah dihukum.

Pada dasarnya, ciri-ciri pola asuh permisif yang perlu diperhatikan adalah orang tua yang permisif kurang memperhatikan anaknya, kurang memperhatikan, melepaskan kendali atas anaknya, dan membiarkan anaknya melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa bimbingan orang tua. Orang tua tidak menghakimi atau mengontrol perilaku anaknya dan selalu mengikuti keinginan anak.

4. Pola asuh demokratis

Pengasuhan demokratis merupakan gaya pengasuhan terbaik. Dalam model pengasuhan ini, orang tua bersikap kooperatif dan mendorong anak untuk mandiri tetapi tetap memberikan batasan dan kontrol atas tindakan anak. Orang tua bersikap hangat dan memastikan bahwa komunikasi antara orang tua dan anak tetap dua arah, nyaman dan adil.

Faktor Perkembangan Anak


Dikutip dari pendapat Hurlock, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh, yaitu:

  • Tingkat sosial ekonomi

Orang tua dari tingkat sosial ekonomi rata-rata lebih hangat daripada orang tua dari tingkat sosial ekonomi rendah. Orang tua dengan ekonomi di atas rata-rata akan menciptakan dan memenuhi kebutuhan anak dengan sebaik mungkin sehingga anak terfasilitasi dengan cukup dan perkembangan anak pun akan jauh lebih baik dibandingkan dengan anak-anak yang keterbatasan ekonomi.

  • Tingkat pendidikan

Mereka lebih siap dalam mengasuh anak-anaknya, karena mereka memiliki pemahaman yang luas, sedangkan orang tua dengan pendidikan yang terbatas memiliki pengetahuan dan pemahaman yang terbatas tentang kebutuhan dan perkembangan anak, oleh karena itu mereka kurang memahami dan cenderung untuk mengobati mereka sendiri, anak-anak dengan ramah tegas dan berwibawa.

  • Kepribadian

Kepribadian orang tua dapat berpengaruh, pola asuh konservatif lebih dominan memperlakukan anak-anak mereka secara otoriter

  • Jumlah anak

Orang tua dengan lebih dari lima anak memiliki pola asuh yang sulit mengontrol anak-anaknya. Orang tua tidak bisa mengontrol anak dengan baik ketika mereka memiliki lima anak dibandingkan dengan orang tua yang hanya memiliki dua anak. Orang tua juga cenderung lebih membedakan pola asuh anak yang satu dengan yang lainnya.

Dampak/Pengaruh Perkembangan Anak

1. Dampak pola asuh otoriter

Dampak Pengasuhan otoriter seringkali tidak bahagia, takut dan cemas ketika membandingkan dirinya dengan orang lain, kurang inisiatif dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk dan tidak mempercayai orang lain. Berkat sikapnya, anak-anak mengembangkan banyak hal negatif. Oleh sebab itu, dampak pola asuh yang tidak baik dari otoriter ini tidak sebaiknya diterapkan kepada anak karena akan mempengaruhi mental dan perkembangan anak.

2. Dampak pola asuh otoritatif

Dampak dari pola asuh otoritatif menjadikan anak merasa aman dan puas dengan kehidupan, memiliki harga diri yang tinggi, merasa dicintai dan dihargai atas kepribadiannya, berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab dan mandiri, dapat mengendalikan diri secara sosial dan emosional, percaya diri dan berani untuk sedikitnya.

3. Dampak pola asuh permisif

Pola asuh permisif yang dilakukan oleh orang tua berdampak pada kurang belajarnya, anak dapat menjadi malas dan tidak peduli dengan hasil belajar yang dicapai karena kurangnya perhatian dari orang tua. Orang tua tidak bisa mendidik sekolah. Mereka melupakan peran penting dalam keluarga sebagai pengasuh, pendidik, pembimbing, pemberi semangat, kasih sayang dan perhatian.

4. Dampak pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis berpengaruh sangat positif terhadap perkembangan anak. Orang tua dapat dengan baik dan penuh mencurahkan kasih dan perhatian mereka kepada anak-anak tanpa paksaan dan kekerasan. Dalam hal ini orang tua harus memilih pendekatan yang tepat agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan tidak mempengaruhi mental atau perkembangannya.

You may also like