Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » Perkembangan Individu Dalam Psikologi Pendidikan

Perkembangan Individu Dalam Psikologi Pendidikan

by Bernadet Maress

Individu di dalam kehidupan akan mengalami perkembangan dari mulai bayi hingga dewasa. Di setiap tahap perkembangan tersebut ada tugas perkembangan khusus yang harus didapat setiap individu.

Masing masing tugas ini sangat berhubungan dengan kematangan, motorik, bahasa, psikologi kognitif, sosio emosional, spiritualitas dan masih banyak lagi sebagai syarat untuk pemenuhan kebahagiaan dalam hidup.

Havighurst jika tugas perkembangan adalah tugas yang timbul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu yang jika berhasil diselesaikan, maka akan memberikan kebahagiaan dan kesuksesan.

Akan tetapi jika mengalami kegagalan, maka bisa menimbulkan rasa tidak bahagia pada diri individu tersebut.

Perkembangan merupakan fungsi yakni aspek psikis dengan sifat kualitatif yang terus berjalan hingga akhir hayat. Perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ jasmaniah.

Sedangkan penekanan berarti terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang organ fisik. Berikut ini akan kami berikan penjelasan tentang perkembangan individu secara lengkap untuk anda.

Perkembangan Individu

Perkembangan individu adalah perubahan progresif dan kontinyu atau berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati yang dalam bahasa Inggris disebut dengan The progressive and continuous change in the organism from born to death.

Sedangkan menurut F.J Monks dalam Desmita menyatakan jika perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak diulang kembali.

Tidak berbeda jauh dengan Yusuf dan Muslikah mengatakan jika perkembangan merupakan proses terjadinya banyak perubahan bertahap yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung sistematis, progresif dan juga berkesinambungan terhadap fisik dan psikis.

Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik atau motor development merupakan proses perkembangan yang progresif dan berkaitan dengan perolehan bermacam keterampilan fisik berbeda dengan perkembangan memori pada anak.

Pada awalnya, seorang anak yang baru lahir hanya mempunyai sedikit kendali pada aktivitas alat jasmani. Sesudah masuk ke usia 4 bulan, maka bayi sudah mulai bisa duduk dengan sanggahan dan sebagian bayi lagi juga sudah mulai bisa menggenggam.

Pada saat anak sudah masuk sekolah dasar antara usia 6 hingga 7 sampai 12 hingga 13 tahun, maka perkembangan fisiknya sudah mulai terlihat dan bahkan sudah benar benar seimbang serta proporsional. Artinya, organ jasmaninya sudah tumbuh serasi dan tidak lebih panjang atau lebih besar dari seharusnya. Gerakan motor siswa juga akan terus meningkat seperti keseimbangan dan kekuatan pada saat mulai masuk ke SMP dan SMA.

Faktor Perkembangan Individu

Ada 4 macam faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan motor skills anak yang juga memiliki campur tangan orang tua dan juga guru dalam mengarahkannya, yakni:

  1. Pertumbuhan Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan organ halus dalam tubuh yang terdiri dari struktur jaringan serabut saraf sangat halus yang berpusat di central nervous system  yakni pusat sistem jaringan saraf yang ada di otak.

Pertumbuhan saraf dan juga perkembangan kemampuan membuat intelegensi atau macam macam kecerdasan anak akan meningkat sekaligus mendorong terjadinya pola tingkah laku yang baru.

Semakin baik dan bervariasi perkembangan kemampuan sistem saraf seorang anak, maka akan semakin baik dan bervariasi pola tingkah laku yang dimiliki. Akan tetapi jika organ saraf rusak, maka tidak bisa digantikan dan tumbuh kembali seperti organ lainnya.

  1. Pertumbuhan Otot

Otot merupakan jaringan sel yang bisa berubah memanjang dan menjadi unit atau kesatuan sel yang mempunyai daya mengkerut. Diantara beberapa fungsi pokok, otot berguna untuk mengikat organ lainnya sekaligus menjadi jaringan pembuluh darah yang mengalirkan sari makanan.

Meningkatnya tonus atau tegangan otot pada anak bisa menyebabkan perubahan dan peningkatan banyak kemampuan dan kekuatan jasmaninya yang bisa terlihat sangat jelas dari tahun ke tahun.

  1. Perubahan Fungsi Kelenjar Endokrin

Kelenjar merupakan alat tubuh yang menghasilkan cairan atau getah seperti kelenjar keringat. Sementara kelenjar endokrin secara umum merupakan kelenjar di dalam tubuh yang memproduksi hormon dan disalurkan ke semua bagian tubuh lewat aliran darah.

Berubahnya fungsi kelenjar endokrin seperti adrenal dan kelenjar pituitary yakni kelenjar di bawah otak yang memproduksi dan mengatur banyak hormon juga akan menyebabkan pola baru macam macam tingkah laku dalam psikologi anak ketika remaja terhadap lawan jenis.

Perubahan tersebut bisa berbentuk sering melakukan kerjasama dalam olahraga atau belajar, merubah penampilan dan lainnya yang bertujuan untuk menarik lawan jenis.

  1. Perubahan Struktur Jasmani

Semakin meningkatnya usia anak, maka akan semakin bertambah juga tinggi, bobot dan juga proporsi tubuh pada umumnya.

Perubahan jasmani tersebut dipengaruhi pada perkembangan kemampuan dan juga kecakapan motor skills anak. Kekuatan, kecepatan bergerak, berlari, kecermatan dan sebagainya akan terus meningkat seiring dengan proses penyempurnaan struktur jasmani siswa.

  1. Perkembangan Bahasa

Bahasa adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan berpikir individu.

Perkembangan individu terlihat pada perkembangan bahasanya yakni kemampuan untuk membentuk pengertian, menyusun pendapat dan juga menarik kesimpulan. Perkembangan pikiran ini dimulai ketika usia 1. 6 hingga 2.6 tahun yakni ketika anak sudah bisa menyusun kalimat dua atau tiga kata. Laju perkembangan tersebut adalah:

  • 1.6 tahun dimana anak sudah bisa menyusun pendapat positif seperti ibu makan.
  • Usia 2.6 tahun, anak bisa menyusun pendapat negatif seperti ibu tidak makan.
  • Usia berikutnya, anak sudah bisa menyusun pendapat kritikan, keraguan dan menarik kesimpulan.
  1. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif merupakan perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan kecerdasan otak. Sebagian besar psikolog khususnya kognitivis yakni ahli psikologi kognitif meyakini jika proses perkembangan psikologi kognitif manusia sudah terjadi sejak baru lahir.

Bekal dan juga dasar dari perkembangan manusia adalah kapasitas motor dan kapasitas sensori ada batasan tertentu dan juga dipengaruhi dengan aktivitas kognitif.

Hasil  riset kognitif yang dilakukan selama 20 tahun terakhir menyimpulkan jika semua bayi manusia sudah memiliki kemampuan menyimpan informasi dari pendengaran, penglihatan dan juga informasi lain yang diserap lewat indera lain. Selain itu, bayi juga bisa merespon informasi tersebut secara sistematis.

Tahap Perkembangan Kognitif

Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap, yakni:

  1. Tahap Sensori Motor

Ketika perkembangan sensori motor berlangsung dari anak dilahirkan hingga 2 tahun, maka intelegensi yang dimiliki anak masih berbentuk primitif yakni hanya didasarkan pada jenis perilaku manusia dalam psikologi yakni perilaku terbuka.

Meski begitu, intelegensi sensori motor sebenarnya merupakan intelegensi dasar yang sangat berarti sebab menjadi fondasi untuk tipe intelegensi tertentu yang akan dimiliki anak tersebut pada masa yang akan datang.

Intelegensi sensori motor dipandang sebagai intelegensi praktis yang berfaidah untuk anak 0 hingga 2 tahun ketika belajar berbuat pada lingkungan sebelum ia bisa berpikir tentang apa yang sedang dilakukan.

Dalam periode ini, anak belajar tentang mengikuti dunia kebendaan secara praktis dan juga belajar menyebabkan efek tertentu tanpa memahami apa yang dilakukan.

  1. Tahap Pra Operasional

Periode ini terjadi di dalam diri anak pada saat berusia 2 hingga 7 tahun. Perkembangannya berawal ketika anak sudah mempunyai penguasaan yang baik tentang object permanence yang artinya anak sudah memiliki kesadaran tentang benda yang harus ada meski benda tersebut ia tinggal atau tidak dilihat dan tidak didengar lagi.

Perolehan kemampuan berupa kesadaran pada eksistensi object permanence tersebut merupakan hasil yang didapat dari kapasitas kognitif baru disebut representation mental.

Representasi merupakan sesuatu yang mewakili atau wujud sesuatu yang lain. Seorang anak mungkin akan berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau lingkungan tertentu. Dalam periode tersebut, hal penting lainnya adalah kemampuan berbahasa yang didapat.

  1. Tahap Konkret Operasional

Dalam psikologi  ini akan terjadi dari mulai masa menjelang remaja atau sudah mulai memperlihatkan ciri ciri pubertas, anak akan mendapatkan tambahan kemampuan untuk mengkoordinasi pemikiran dan juga ide dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikiran sendiri.

You may also like