Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Agama » 15 Peranan Psikologi Agama Dalam Proses Mendidik Anak

15 Peranan Psikologi Agama Dalam Proses Mendidik Anak

by Bernadet Maress

Psikologi agama yang memiliki perpaduan dua kata yakni psikologi dan agama ini mempunyai arti berbeda dimana psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajarai tentang jiwa manusia normal dan beradab sedangkan agama berhubungan dengan batin manusia. Dari definisi tersebut maka bisa diartikan jika psikologi agama adalah salah satu dari cabang cabang psikologi yang meneliti dan juga menelaah tentang kehidupan beragam individu dan juga mempelajari besarnya pengaruh keyakinan agama tersebut dalam sikap dan juga tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Sedangkan menurut Robert Thouless, psikologi agama merupakan cabang psikologi yang memiliki tujuan untuk mengembangkan pemahaman pada perilaku keagamaan dengan mengaplikasikan prinsip prinsip psikologi yang diambil dari kajian perilaku dan bukan keagamaan. Lalu, apa saja peranana psikologi agama dalamproses mendidik anak?, berikut ulasan selengkapnya untuk anda.

  1. Memberikan Pengetahuan Dasar Agama

Urgensi psikologi agama dalam pendidikan Islam dan agama lainnya sangat penting untuk memberikan segala pengetahuan dasar dasar keagamaan yang dianut. Dari kenyataan bisa terlihat jika seorang anak yang semasa kecilnya sudah terbiasa dengan kehidupan keagamaan dalam keluarga, maka nantinya juga bisa memberikan pengaruh positif dalam perkembangan kepribadian anak dalam fase selanjutnya. Untuk itu, peranan psikologi agama sangat penting diberikan sejak dini dan keluarga memegang peranan penting dalam memberikan pengetahuan dasar keagamaan pada setiap anaknya dengan berbagai cara.

  1. Untuk Menjaga Kesusilaan

Setiap ajaran agama memiliki beberapa nilai bagi kehidupan manusia yang bisa dijadikan acuan sekaligus petunjuk. Nilai nila keagamaan nantinya akan digunakan sebagai landasan nilai sosial sehingga kesusilaan nantinya akan terjaga dengan baik. Jika dalam agama Islam, ada 3 bentuk proses pendidikan yakni:

  • Transfer of knowledge: Ilmu pengetahuan yang dipindahkan ke seorang anak.
  • Transformation of knowledge yang merupakan ilmu pengetahuian yang diberikan dan dikembangkan peserta didik.
  • Internalisation of values yakni ilmu yang ditanamkan pada peserta didik.
  1. Sarana Mengatasi Perustasi

Setiap manusia membutuhkan kebutuhan supaya bisa bertahan hidup seperti pakaian, makanan, istirahat, seks bahkan sampai kebutuhan psikis, keamanan, ketentraman, persahabatan, penghargaan dan juga kasih sayang. Jika tidak terpenuhi, maka nantinya bisa menimbulkan kekecewaan yang tidak menyenangkan serta kondisi yang disebut dengan frustasi. Untuk itulah manfaat psikologi agama dalam kehidupan sehari hari sangat penting untuk diberikan agar bisa menjauhkan seorang anak dari kondisi frustasi tersebut.

  1. Sarana Mengatasi Ketakutan

Psikologi agama juga berperan untuk mengatasi ketakutan ketakutan yang sering dialami. Ketakutan yang dimaksud terdiri dari dua yakni ketakutan tidak ada obyek dan juga ketakutan yang memiliki obyek. Ketakutan ini sangatlah penting dalam psikologi agama, ketakutan tanpa obyek seringkali membuat anak bingung, sedangkan ketakutan dengan adanya obyek lebih mudah diatasi dengan memerangi obyek tersebut. Ketakutn tanpa disertai dengan objek akan lebih sulit diteliti namun ada beberapa gejala yang bisa terlihat seperti malu, perasaan bersalah, takut akan kecelakaan, bingung, takut mati dan sebagainya.

  1. Memuaskan Rasa Ingin Tahu

Konsep kepribadian dalam psikologi agama juga bisa memberikan kesukaran intelektual kognitif yang diresapi dengan keinginan eksistensial dan juga psikologis yakni keinginan dan kebutuhan manusia akan orientasi kehidupan seperti dari mana manusia datang dan apa tujuan hidup dari manusia serta kenapa manusia ada dan kemana nantinya manusia sesudah kematian datang.

Umumnya, kebanyakan orang tidak akan bisa menerima kenyataan jika sesungguhnya kehidupan adalah hanya sementara dan lebih beranggapan jika manusia hanya sia sia. Ketidaktahuan manusia tersebut tentang segala persoalan orientasi kehidupan salah satunya bisa ditemukan dengan psikologi agama yang tegas sehingga nantinya bisa mengarahkan seorang anak kepada Tuhan dan agama nantinya akan membuat manusia merasa aman dalam hidup dan membuat seorang anak bisa mencerminkan tingkah laku keagamaan.

  1. Berfungsi Sebagai Edukatif

Psikologi agama nantinya bisa berfungsi sebagai perintah atau larangan dimana kedua unsur tersebut memiliki latar belakang mengarahkan supaya bisa membimbing seorang anak menjadi lebih baik sekaligus terbuasa dengan segala sesuatu yang terbaik menurut ajaran agama masing masing.

  1. Menyelamatkan

Setiap manusia tentunya selalu menginginkan keselamatan yang meliputi bidang luas. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi dua alam yakni dunia dan juga akhirat dan setiap penganut agama diharapkan bisa mengenal sesuatu yang dinamakan dengan supernatural. Pengenalan terhadap unsur supernatural ini berfungsi agar seorang anak bisa berkomunikasi baik secara langsung atau lewat perantara sesuai dengan ajaran agama masing masing seperti:

  • Mempersatukan diri dengan Tuhan atau pantheisnae
  • Pembebasan dan penyucian diri atau penebus dosa.
  1. Mengatasi Krisis Spiritual

Sekarang ini, banyak orang yang tertarik untuk melihat kembali ajaran agama saat sedang mengalami situasi yang menyimpang. Hal ini disebabkan karena perubahan yang terlalu cepat dalam segala aspek kehidupan sehingga banyak orang merasa membutuhkan pegangan yang kuat. Untuk itulah, psikologi agama yang merupakan salah satu dari macam macam psikologis khusus ini harus diterapkan sejak dini agar krisis spiritual nantinya bisa dicegah.

Agama dijadikan basis dalam desain peradaban modern dimana dalam agama terkandung nilai hubunga antara manusia dengan Tuhan dimana dalam hal ini akan digunakan instrumen seperti berdoa, berpuasa dan berbagai perintah agama lainnya. Selain itu, ajaran agama jugadijadikan sebagai pengendali kehidupan mausia supaya dimensi kemanusiaan khususnya nilai nilai spiritual tidak ternoda dengan sekularisasi dan westernisasi yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini. Psikologi agama nantinya berguna untuk menguatkan spiritual sehingga anak tidak mudah terbawa arus modernisasi tersebut.

  1. Menanggulangi Materialistik

Psikologi agama nantinya juga berguna untuk mengatasi segala masalah yang ditimbulkan dari modernitas akibat ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga seorang anak tidak menjadikan materi sebagai pengukur dari sebuah kesuksesan yang dominan dan menimbulkan macam macam tingkah laku dalam psikologi. Mempelajari psikologi agama nantinya akan membuat manusia tidak selalu sibuk dan bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan trend modern dan diperbudak dengan keinginan sosial.

Unsur manusia sendiri terdiri dari dua yakni jasmani dan juga rohani yang keduanya memiliki kebutuhan masing masing. Kebutuhan jasmani bisa didapat dari saind dan teknologi sedangkan untuk kebutuhan rohani bisa diperoleh dari ajaran agama. Jika kedua unsur ini bisa terpenuhi dalam pandangan agama, maka nantinya seorang anak akan merasa bahagia baik dunia maupun akhirat. Bahkan dalam hal ini, agama menekankan jika kebahagiaan rohani jauh lebih penting dibandingkan dengan materi dan kebahagiaan materi hanyalah bersifat sementara serta akan hancur.

  1. Sebagai Ethos

Psikologi agama juga berfungsi sebagai ethos yakni agama dijadikan panutan seorang anak apabila diyakini dan dihayati secara mendalam. Psikologi agama nantinya bisa memberikan nilai mengenai norma dan sikap yang selanjutnya akan memberikan pedoman tingkah laku etnis dan agama akan lebih memiliki nilai akhlak yang mulia dan bukan kepentingan lain.

Segala bentuk perbuatan dari individu atau masyarakat ada dalam sebuah garis serasi dengan peraturan dan juga aturan agama yang akhirnya akan terbina sebuah kebiasaan dan perilaku agamis. Kebiasaan agamis ini nantinya bisa dijadikan acuan dalam urusan pembangunan.

  1. Sebagai Motivasi

Psikologi agama yakni satu dari cabang cabang psikologi yang sudah diyakini secara mendalam nantinya akan mendorong anak untuk bisa mengejar tingkatan hidup yang jauh lebih baik. Pengalaman agama akan tercermin dari pribadi yang juga berpartisipasi dalam meningkatkan mutu kehidupan tanpa mengharapkan imbalan yang terlalu berlebihan.

  1. Menanamkan Cara Berpikir Positif

Berpikir positif adalah salah satu cara berpikir yang menekankan pada beberapa hal positif baik terhadap diri sendiri, orang lain dan juga kondisi yang sedang dihadapi. Setiap anak yang memiliki pemikiran positif nantinya bisa melihat segala kesulitan dengan cara yang baik dan tidak mudah dipengaruhi sehingga tidak mudah putus asa karena berbagai hambatan yang nantinya akan dihadapi. Seorang anak yang berpikir positif akan selalu yakin jika semua masalah pasti memiliki solusi terbaik yang tentunya melewati proses intelektual sehat.

  1. Memberikan Kecerdasan Kreatif

Dilihat dari pandangan psikologis, definisi dari kreativitas bisa dilihat dari berbagai sudut pandang seperti contohnya kecerdasan linguistik. Menurut pendapat Triantoro Safaria, kreativitas adalah kemampuan berpikir yang berbeda di berbagai macam sudut pandang fleksibel dan juga beragam. Jika dilihat secara garis besar, kreativitas bisa dilihat dari empat dimensi atau sering disebut dengan 4P yakni process, person, press dan juga product. kreativitas juga bisa dilihat dari karakteristik pribadi, dari proses yang dilewati anak, dari dorongan internal atau eksternal dan juga bisa terlihat dari produk yang dihasilkan anak tersebut.

Akan tetapi pada umumnya, seorang anak bisa melihat sebuah kreativitas dari produknya dengan asumsi jika seseorang bisa dikatakan kreatif apabila sudah bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai inovatif, aktual dan berbeda dengan yang lain.

Ada beberapa peranan psikologi agama dalam proses mendidik anak lainnya yang bisa membuat seorang anak bisa tumbuh dengan baik dan menjadi individu berkualitas yakni:

  • Menanamkan kecerdasan emosional pada anak: Berisi tentang kualitas dan potensi positif seorang pribadi yang bersifat interpersonal dan ekstra personal dimana kualitas tersebut mencakup empati, mengungkapkan perasaan, mengendalikan amarah, mandiri, mampu menyesuaikan diri, bisa memecahkan masalah pribadi, kesetiakawanan dan sebagainya.
  • Membangun kecerdasan spiritual anak: Bisa terlihat dari praktik dan aplikasi keagamaan yang menyatu dalam kehidupan namun tidak hanya sebatas agama sebab psikologi agama juga berperan penting dalam menanamkan kecerdasan spiritual pada jiwa masing masing anak.

You may also like