Peran islam dalam sejarah psikologi juga tidak kalah besar dengan negara barat apalagi adanya makna yang sama antara sifat dan akhlak. Karena biasanya, sifat seseorang dalam agama Islam di sebut dengan Akhlak. Sebagai mana pengertian sifat, akhlak merupakan suatu perangai atau tingkah laku yang tidak bisa di lihat secara langsung atau sekilas mata, karena terkadang banyak manusia yang pandai mengkamuflasekan sifat aslinya pada saat-saat tertentu dan untuk tujuan tertentu.
Meskipun begitu, tidak selamanya sifat seseorang dapat di sembunyikan. Sebab sifat merupakan sesuatu yang sudah melekat dalam diri setiap orang. Oleh karena itu, mau di sembunyikan sehebat apapun, maka sifat hakiki manusia yang sesungguhnya akan tetap muncul karena hal tersebut merupakan bagian dari karakter aslinya.
Dari selentingan kabar yang telah beredar di sekeliling kita, pasti sudah tidak asing lagi mendengar bahwa untuk melihat akhlak atau sifat seseorang, maka lihatlah ketekunan ibadahnya. Padahal, tidak semuanya terlihat demikian. Karena masih banyak orang-orang yang terlihat baik di luar, namun belum tentu baik di dalam. Boleh jadi ibadahnya hanya untuk di lihat oleh orang dan ingin mendapat pujian.
Dalam Islam ada tiga yang menurut Umar bin Khattab ra dapat di lihat untuk mengetahui sifat asli seseorang.
Amanah atau dapat di percaya
Amanah memiliki arti sesuatu yang di percayakan. Menjaga amanah itu berat, makanya hal tersebut dapat berkaitan dengan sifat asli seseorang. Menurut seorang Ulama besar Quraisy Shihab, amanah merupakan kepercayaan yang di berikan seseorang untuk dipelihara dan dijalankan sebaik mungkin.
Maka dari itu, untuk mengetahui sifat asli seseorang, cobalah berikan sebuah amanah kepadanya, misalnya Anda meminta tolong untuk merawat tanaman Anda di saat Anda sedang pergi berlibur, dan apabila tanaman Anda justru kering dan tidak terawat maka orang tersebut merupakan seseorang yang tidak amanah.
Atau apabila Anda menitipkan suatu pesan untuk orang lain kepadanya, akan tetapi pesan tersebut tidak sampai, dan beralasan lupa dan lain sebagainya, maka Anda sudah bisa menilai sendiri sifat orang itu yang terlihat jelas dari tabiatnya tersebut.
Saat melakukan Safar atau bepergian jauh
Ketika melakukan safar atau bepergian jauh, tentu seseorang akan mengalami susah dan senang di dalamnya. Dan pada saat keadaan itu, sifat asli seseorang akan mudah terlihat. Selama melakukan safar, hal-hal tidak menyenangkan seperti lapar, haus, sulit tidur dan kelelahan akan dapat memicu keluarnya sifat asli seseorang.
Dalam situasi seperti itu, gangguan emosional yang dimiliki orang tersebut akan terlihat seperti, apakah ia orang yang penyabar, pemarah, ataupun setia kawan akan dapat terlihat oleh Anda.
Muamalah atau berniaga
Dalam ilmu Fikih, mualamah berarti aturan-aturan Allah SWT yang ditunjukkan untuk mengatur manusia dalam urusan duniawi. Mualamah juga berarti sebuah hubungan atau proses interaksi sosial dengan sesama manusia berdasarkan aturan syariat islam.
Contoh yang dapat di ambil untuk mengetahui hubungan antara sifat asli seseorang dengan muamalah adalah ketika seseorang sedang berniaga atau berbisnis. Misalnya Anda sedang berbisnis dengan seseorang, dan Anda tahu bahwa hasilnya sangat baik dan memiliki keuntungan yang besar.
Maka apabila saat pembagian hasil tersebut Anda merasa ada ketidakaadilan dalam pembagiannya, dari situ Anda sudah dapat menilai bahwa orang tersebut memiliki sifat yang tamak dan egois karena tidak mementingkan hak orang lain. Selain itu, menjual barang-barang kualitas tidak bagus dengan harga yang mahal, mencurangi timbangan barang dagangan, dan perhitungan saat jual beli juga dapat menjadi cara untuk menilai sifat asli seseorang.
Demikian tiga cara mengetahui sifat asli seseorang dalam Islam menurut Khalifah Umar bin Khattab ra. Dari penjelasan di atas semoga tidak hanya menjadi cara untuk mengetahui sifat asli seseorang saja, akan tetapi menjadi pengingat untuk Anda bahwa menjadi baik dan memiliki akhlak yang bagus tidaknya di perlihatkan ketika ramai orang-orang saja, akan tetapi dimanapun dan kapanpun Anda harus selalu memiliki ahlak yang baik, sebagaimana Rasulullah pernah bersabda,
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra, dari Rasulullah saw bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada; iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu; dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi, no. 1987, dan HR. Ahmad, 5:153. Al-Hafizh Abu Thahir, mengatakan hadist ini hasan).
Maksudnya, dimanapun kalian berada, dan terlihat atau tidak, tetaplah untuk berperilaku baik sesuai syariat islam. Dari 3 hal yang telah dijelaskan di atas, kita juga dapat menjadikan hal tersebut sebagai cara menilai seseorang menurut pandangan islam.