Secara linguistik dari kata dzikir berasal dari kata dzakara, yadzkuru, dzukr/dzikir, yang artinya bertindak secara lisan (menyebutkan, mengatakan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzkir (biddammi) hanya dapat diartikan sebagai kerja hati dan mulut, sedangkan dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus untuk kerja lisan.
Namun dari segi terminologi, dzikir tidak terlalu jauh dari makna lughawi-yang asli. Bahkan dalam kamus modern seperti al-Munawir, al-Munjid dan sebagainya, ungkapan seperti adz-dzikir digunakan dalam arti memuji dan memuliakan Allah dan seterusnya.
Menurut S. ad-Daqqaq, yang dikutip oleh Syekh Abu Ali ad-Daqqaq, Gilang Vita Madinah mengatakan: “Dzikir adalah tiang yang sangat kuat di jalan menuju Allah. Dzikir memang merupakan fondasi dari tarekat itu sendiri. Tidak ada yang bisa mencapai Allah kecuali orang-orang yang senantiasa mengingat-Nya. Dzun Nuun al-Mishry juga menekankan tentang dzikir bahwa “Barang siapa yang benar-benar berdzikir kepada Allah swt. Kemudian dia melupakan segalanya kecuali dzikir nya, maks Allah swt akan melindunginya dari segala sesuatu dan dia akan dihargai oleh semuanya serta kebaikan akan selalu mengiringinya.
Apakah orang dengan gangguan jiwa dapat diobati
Gangguan jiwa adalah kondisi kesehatan yang melibatkan perubahan perasaan, pikiran, perilaku atau kombinasi dari ketiganya. Gangguan kesehatan jiwa yang berhubungan dengan stres atau masalah dalam aktivitas sosial, pekerjaan dan keluarga.
Beberapa kasus ringan dan hanya mengganggu sesekali, seperti fobia. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat mengganggu fungsi umum orang dalam melakukan aktivitas dan komunikasi. Penyakit jiwa dapat menimpa siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, latar belakang atau identitas budaya lainnya. Seperti penyakit yang menyerang fisik, gangguan mental juga bisa diobati.
Disisi lain, para penderita gangguan jiwa bisa sembuh asalkan penderita mau menjalani pengobatan khusus dan terapi sesuai dengan arahan dan anjuran dokter. Tidak sedikit dari mereka yang pernah menderita gangguan jiwa, sembuh dengan total dan bisa menjalani aktivitasnya kembali seperti sediakala.
Upaya-upaya dalam mengatasi gangguan mental dalam terapi dzikir
Untuk gangguan kesehatan jiwa, dzikir dapat digunakan sebagai terapi terapi. Karena secara psikologis mengingat Tuhan dalam alam kesadaran mengarah pada penghayatan kehadiran Tuhan. Selain itu, membaca dzikir dengan sikap rendah hati dan suara lembut memiliki efek relaksasi dan menenangkan.
Banyak yang mengerti bahwa dzikir adalah salah satu cara untuk menyembuhkan semua penyakit spiritual yang dialami orang. Meskipun dzikir hanyalah jaminan bagi hati, pada dasarnya banyak penyakit jiwa yang disebabkan oleh hati yang gelisah. Dalam hal ini, dzikir dapat menenangkan hati dan jiwa seseorang yang mengalami goncangan dan menetralisir pikiran yang lelah.
Mengingat Allah dalam arti kita merasakan keamanan dan kedamaian dalam jiwa kita dapat menjadi obat dari kegelisahan yang biasanya dirasakan seseorang ketika ia mendapati dirinya lemah dan tidak mampu menghadapi tekanan dan bahaya hidup tanpa dukungan dan penolong. Upaya mengatasi gangguan jiwa dalam terapi dzikir adalah sebagai berikut:
- Identifikasi
Identifikasi merupakan proses pertama yang dilakukan untuk membantu klien mengatasi gangguan jiwa yang dihadapinya. Dalam proses konseling, identifikasi ini terjadi pada fase penyampaian, dilanjutkan dengan fase evaluasi dan fase interpretasi.
Tahap penyampaian dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada klien tentang ide, kemudian tahap evaluasi dilakukan dimana masalah yang dihadapi klien diklarifikasi. Objek evaluasi adalah hal-hal yang dikatakan klien dan hal-hal lain yang perlu dipahami tentang klien. Sasaran ini termasuk dalam ranah masidu, likulatu dan pancadaya, yang tercermin dari pengalaman klien dalam proses penyembuhan.
Fase interpretasi merupakan lanjutan dari upaya evaluasi, pada fase ini terapis menginterpretasikan pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan oleh klien. Dalam konteks interpretasi ini, aktivitas diagnostik dan prediktif sangat berguna. Diagnosis adalah penentuan jenis gangguan dengan cara memeriksa (menyelidiki) gejala atau apa yang dianggap salah.
Prognosis adalah penentuan bantuan yang diberikan kepada klien (berdasarkan hasil diagnosa) untuk menghilangkan masalah yang dihadapi klien. Setelah identifikasi, bantuan yang diberikan kepada pelanggan, yaitu. terapi dzikir, ditentukan.
- Melakukan terapi dzikir
Setelah proses identifikasi, diputuskan terapi dzikir mana yang dapat diterapkan pada klien untuk mengatasi gangguan jiwa yang dihadapinya. Bantuan yang diajukan adalah pendekatan religi (psiko-religius). Bantuan ini bisa untuk meningkatkan resiliensi atau meringankan beban psikologis klien.
Pengangkatan terapi dzikir ini dalam proses konseling berada pada fase pelatihan, yaitu fase yang berhubungan langsung dengan mitigasi masalah dan pengembangan diri klien. Terapi dzikir untuk klien dengan masalah kesehatan jiwa dapat dilakukan secara individu atau kelompok.
- Pendekatan
Dalam hal ini wawancara dan observasi dilakukan pada saat penyuluhan, sedangkan observasi dapat dilakukan dengan menggunakan media seperti proyeksi film, buku bacaan, dll. Makna atau isi layar dalam film dan buku panduan dzikir yang sangat penting. Dalam hal ini terapis mengajak klien untuk mengamati dan memahami apa yang dilihat dan dirasakan.
Pengaruh dzikir dalam mengurangi kecemasan
Berdasarkan permasalahan terkait gangguan kecemasan, penyebab utamanya adalah kurangnya pengetahuan agama atau aspek spiritual menjadi salah satu faktor penyebab kecemasan. Ketiadaan aspek spiritual menyebabkan pesimisme dan tidak bisa melepaskan masalah yang dihadapi Allah SWT.
Metode yang paling cocok untuk mengatasi kecemasan adalah metode terapi reminiscence, yang dianggap cocok karena terapi reminiscence mengandung unsur spiritual keagamaan yang dapat menumbuhkan optimisme bahwa setiap masalah dapat diselesaikan, dan memberikan bukti bahwa terapi reminiscence dapat mengurangi kecemasan.
Pengertian terapi dzikir
Gangguan jiwa merupakan sebuah penyakit/gangguan kejiwaan bersifat kronis (klasifikasi gangguan jiwa berat) yang ditandai dengan kemampuan seseorang untuk menilai kenyataan atau realita. Seseorang yang mengalami gangguan jiwa disebabkan oleh kombinasi dari beberapa faktor yaitu faktor genetik, gangguan biokimia, fisiologis, sampai disebabkan oleh faktor psikososial.
Ciri-ciri dari seseorang yang mengalami gangguan jiwa biasanya orang tersebut akan sulit merasakan perbedaan halusinasi dan ilusi, pembicaraan dan perilaku yang tidak terorganisir serta ekspresi datar. Adapun alternatif pengobatannya untuk gangguan jiwa yaitu melalui terapi dzikir.
Dzikir bisa menjadi salah satu alternatif dalam menyembuhkan penyakit gangguan jiwa dengan dzikir membuat seseorang sadar akan pentingnya dekat dengan Allah, semakin dekat dengan Allah, semakin sadar akan kebesarannya dan berada di bawah pengawasan dan perawatan yang konstan.
Keimanan pada hakikat menjalankan dzikir kepada Allah menciptakan model kesadaran di mana individu selalu menjadi pendamping dan pelindung dalam mengamati perilaku baik dan buruk. Keyakinan akan Tuhannya memberi pahala atas perilaku baik dan buruk meskipun itu sekecil Zarrah (atom). Oleh karena itu, dzikir menjadi solusi pengobatan dan penyembuhan yang sangat tepat bagi mereka yang menderita gangguan kesehatan jiwa.
Terapi dzikir ini merupakan jenis terapi gangguan psikologis atau suatu metode yang bisa digunakan untuk penyembuhan gangguan jiwa dengan penggabungan dan penanganan gangguan kejiwaan yang didasari dengan pendekatan dan pengontrolan diri dengan Tuhan sebagai aspek utamanya.
Kegiatan terapi dzikir adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang terapis sebagai guru rehabilitasi dan menyeru untuk mengingat Tuhan melalui kalimat-kalimat dzikir seperti tasbih, basmalah, istigfhar dan sholawat. Terapi ini dibantu oleh seluruh bagian rumah sakit, misalnya jika orang sakit maka tugas pengawasan dialihkan kepada perawat, jika fungsi lain dialihkan kepada terapis lain.
Adapun cara penyembuhan terapi dzikir untuk gangguan jiwa sebagai berikut:
Tahap pendahuluan
Tahapan ini merupakan tahap dimana terapi binaan mengidentifikasi masalah, merumuskan rencana tindakan dan memecahkan masalah tersebut. Pada tahap ini, segala sesuatu yang berkaitan dengan materi, metode, media, dan strategi penyampaian disiapkan untuk pasien tersebut. Selain itu, tahap ini merupakan tahap seleksi pasien.
Hal ini dilakukan karena tidak semua pasien dapat mengikuti terapi ini, hanya pasien yang memiliki dua syarat utama yaitu hanya mereka yang stabil secara mental dan mampu berkomunikasi yang dapat mengikuti terapi ini. Jika ada pasien yang mengalami kesulitan sosialisasi, Terapis mendatangi mereka dan melakukan terapi secara individu.
Dokter akan merehabilitasi yang mengikuti terapi dzikir lebih dari 50% pasien yang sembuh, tetapi rata-rata pasien memiliki penyakit ini untuk waktu yang lama. Teknis pelaksanaan terapi dzikir ini membaca kalimat dzikir seperti tasbih, istigfhar dan sholawat. Setelah persiapan matang, langkah selanjutnya adalah menerapkan psikoterapi Islami.
Langkah-langkah ini bervariasi tergantung pada bentuk perawatan. Dalam terapi, doa, permohonan, dan hafalan terjadi secara bersamaan, terapi meliputi membaca dan menghafal Al-Qur’an, dan aktivitas terapeutik pendukung seperti ceramah dan diskusi agama pada waktu yang berbeda.
Tahap persiapan dan materi yang disampaikan pada kegiatan terapeutik
Tahap persiapan dan materi yang disampaikan pada kegiatan terapeutik sebelum terapi kelompok dan terapi langsung sangat berbeda. Persiapan untuk terapi kelompok adalah :
- Penyediaan tempat
Penyediaan tempat untuk terapi yaitu berupa ruangan yang nyaman dilengkapi dengan alas. Jika perlu dengan kursi untuk terapis dan speaker, sehingga dzikir mudah disampaikan dapat terlaksana dengan baik karena jumlah pasien dalam terapi bisa banyak, bisa sedikit.
- Jumlah peserta minimal 7-10 orang
Jumlah peserta minimal 7-10 orang, sedangkan jumlah maksimal adalah 60 orang atau lebih, jumlah ini tergantung ruangan yang mana mencukupi kapasitas kesehatan mental rehabilitatif ke institusi.
- Pilihan materi
Terapi tersebut menyajikan materi ringan, seperti penjelasan tentang siapa Tuhan dan bagaimana manusia diciptakan, apa tugas manusia di bumi, tindakan apa yang harus dilakukan manusia dan bagaimana mengingat Allah dengan kata-kata basmalah, tasbih, istighfar dan sholawat. Kemudian materi tentang kesabaran.
Bisa juga diartikan sebagai pengendalian emosi saat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Rasa syukur sering dijadikan bahan dalam terapi ini. Selain itu, konsep sedekah juga sering dianjurkan salah satunya adalah senyuman, sedekah memberikan bantuan kepada yang membutuhkan baik lahir maupun batin. Sedekah dapat diberikan oleh setiap anggota tubuh manusia.
Selama terapi, sebagian besar pasien memperhatikan apa yang dikatakan terapis, reaksinya sangat baik dan mereka mengikuti dengan hormat tetapi ada juga yang berbicara terus menerus tidak bisa berhenti, Itu adalah bentuk reaksi mereka yang menjadi egois dan terlalu mementingkan diri sendiri sehingga sulit untuk mengikuti perintah terapis dan ini sering menimbulkan kecemasan pada orang lain.
Tahap pemberian pemahaman dan penutup
Berikan pemahaman kepada pasien agar selalu dapat mempraktekkan komunikasi yang intens dengan Tuhan melalui ibadah seperti dzikir, dan meningkatkan hubungan dengan sesama manusia dengan rajin beribadah kepada Allah dan memohon ridho-Nya, insya Allah masalah yang dialaminya akan terasa ringan dan akhirnya hilang dengan sendirinya.
Dzikir dapat diterapkan melalui bentuk ibadah lain seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lain. Setelah memberikan pemahaman kepada pasien, selanjutnya adalah membacakan Do’a penutup seperti doa taubat, doa selamat dan doa untuk keselamatan di akhirat sesuai dengan apa yang orang harapkan dari Tuhan Sang Pencipta alam.
Tujuan Terapi dzikir
Mengenai tujuan yang dicapai dengan terapi dzikir, menurut para terapis secara umum, tujuan yang dicapai adalah melatih bicara (verbal) dan memori dari pasien, sedangkan manfaat mindfulness pada pasien yang menderita masalah gangguan jiwa dapat dilihat dari perubahan perilaku dan ucapan.
Tujuan ini adalah untuk membantu mengoptimalkan fungsi terapeutik, jika terapi dilakukan hanya pada jam khusus, yang berlangsung sekitar satu jam tanpa mengarahkan dan menerapkannya dalam aktivitas sehari-hari karena berhubungan langsung dengan masalah gangguan jiwa seseorang yang memiliki kelemahan untuk mengingat beberapa hal.
Ada beberapa alasan pengobatan gangguan jiwa melalui terapi dzikir yaitu:
- Elemen spiritual. Elemen spiritual dapat menyatukan dan menginterpretasikan elemen kesehatan psikologis dan biologis, sehingga terapi dzikir bisa membantu kesehatan jiwa seseorang serta membantu meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang .
- Pengontrolan diri. Pada kasus gangguan jiwa ini permasalahan utama terletak pada pengontrolan diri yang kurang, dengan terapi dzikir yang merupakan manifestasi dari Al-Qur’an dari segi Dharuri ini menyatakan bahwa dzikir melatih pengendalian diri. Oleh karena itu, dzikir ini bisa dapat digunakan sebagai sarana pengendalian penderita gangguan jiwa yang memiliki masalah pengendalian diri.
Salah satu ciri terapi dzikir ialah bisa ditinjau dari melalui seseorang tersebut melakukan pengucapan “laa ilaaha illallah” dan “astagfirullah”. Pada kalimat “laa ilaaha illallah” terkandung huruf jahir, huruf tersebut diulang 7 kali yaitu huruf “lam” dan pada kalimat “astagfirullah” terkandung huruf “Ghayn”, “Ra” dan dua buah “lam” pada huruf-huruf tersebut ter total ada empat huruf jahr.
Ketika pasien pertama dirawat, pasien selalu tampak menjauh, tidak mau dirawat, diam lama, dan berbicara tidak senonoh. Setelah terapi ini, pasien lebih disiplin, lebih mudah dirawat, lebih bertanggung jawab atas urusan pribadinya, pasien bergerak dan berkomunikasi secara aktif.
Bagi penderita gangguan jiwa akut tentu berbeda dengan bagi penderita gangguan jiwa lainnya seperti stres atau depresi. Ketika orang yang menderita stres dan depresi mendapatkan ketenangan, kekuatan iman dan hati yang tebal dengan melakukan terapi ini.