Home » Ilmu Psikologi » Norma – Norma Pengukuran Dalam Psikologi dan Psikometri

Norma – Norma Pengukuran Dalam Psikologi dan Psikometri

by Devita Retno

Manusia seringkali mencoba mendefinisikan manusia lainnya dalam rangka untuk mengobservasi karakteristik dan perilaku sesama. Informasi ini dicerna dengan mengukur dan membandingkan satu sama lain, mempertimbangkan perbedaan satu sama lain. Sebuah sampel normatif adalah satu kelompok nilai dari orang lain yang telah menyelesaikan satu penilaian dibandingkan dengan nilai yang didapat responden pada satu pengujian.

Norma ini menyediakan satu konteks referensi formal yang memungkinkan penginterpretasian hasilnya dalam satu cara yang memiliki makna. Misalnya, nilai 18/24 dalam suatu pengukuran mengenai keyakinan sosial dapat menunjukkan bahwa subjek tes lumayan baik dalam bersosialisasi. Walaupun demikian, membandingkan nilai ini kepada satu kelompok responden lain mungkin dapat mengungkap bahwa kandidat tes sebetulnya sedikit kurang sosial daripada yang lainnya.

Norma dan Psikometri

Norma kerap digunakan dalam bidang Psikometri, yaitu cabang ilmu psikologi yang melakukan pengukuran psikologis untuk mendalami seluk beluk pengukuran serta analisis dari berbagai perbedaan yang terdapat antara individu atau individual differences, sehingga fungsi psikometri dalam psikologi dapat dikatakan mempelajari perbedaan antar individu dan kelompok. Pada awalnya sejarah psikometri dalam psikologi dilakukan untuk mengukur kecerdasan, akan tetapi sejalan dengan perkembangan zaman maka sekarang manfaat psikometri dalam psikologi digunakan dalam bidang ilmu sosial juga termasuk pendidikan dan psikologi dalam lingkup pengukurang pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian. Salah satu hasil dari aktivitas psikometri adalah tes psikologis atau yang dikenal dengan psikotes.

Norma Dalam Psikologi

Norma – norma pengukuran dalam psikologi adalah penyebaran skor – skor dari suatu kelompok yang digunakan sebagai tolok ukur untuk memberi makna pada skor yang dihasilkan oleh individu dalam suatu tes. Norma mengacu pada performa yang dilakukan oleh kelompok yang telah ditentukan pada jenis tes tertentu. Didalam sebuah tes, norma didasarkan pada distribusi skor yang diperoleh dari beberapa sampel individu yang telah ditentukan sebelumnya. Ada dua jenis norma yaitu:

  • Norma Perkembangan / Norma Berdasarkan Umur

Norma – norma pengukuran dalam psikologi ini digunakan untuk menginterpretasikan skor – skor yang didapatkan pada tes – tes perkembangan. Norma perkembangan terbagi menjadi mental age, basal age, nilai rata – rata pada kelompok usia tertentu, skala ordinal, criterion referenced testing, dan epectancy tables. Beberapa jenis tes memiliki kelompok norma untuk kelompok usia tertentu, dan kebanyakan tes IQ termasuk ke dalam jenis ini. Pada waktu tes IQ Stanford – Binet diciptakan, distribusi yang dilakukan dari performa sampel acak anak – anak didapatkan dari kelompok usia yang beragam. Ketika seorang tester mengaplikasikan tes IQ, tugasnya adalah untuk menentukan mental age dari subjek yang dites. Tes ini berhasil diwujudkan dengan berbagai praktek yang membantu dalam menempatkan norma bertingkat usia ketika anak melakukan performa.

  • Norma Kelompok (Within Group)

Norma – norma pengukuran dalam psikologi jenis ini digunakan untuk mengetahui posisi subjek dalam distribusi sampel normatif. Sampel normatif adalah skor subjek yang dibandingkan dengan skor kelompok. Apabila peneliti hendak menggambarkan posisi individu dengan cara membandingkan kemampuan dan kelompok, maka raw score atau nilai mentah harus dimasukkan ke dalam skala yang sama. Ada beberapa macam skala yaitu percentile rank dan standard score yang terbagi lagi menjadi z-score, t-scale, c-scale, stanine dan deviation IQ. Hampir semua tes yang dilakukan sekarang ini memiliki sejenis norma dalam kelompok, yang mengevaluasi kinerja individu berdasarkan kerja kelompoknya yang sudah memiliki standar sendiri dan paling bisa dibandingkan. Misalnya ketika membandingkan skor mentah seorang anak dengan skor mentah anak yang memiliki usia kronologis sama atau yang berada di kelas yang sama. Skor – skor tersebut dalam kelompok memiliki arti kuantitatif yang sama dan didefinisikan dengan jelas, bisa digunakan secara cukup layak pada kebanyakan macam analisis statistik. Beberapa jenis norma kelompok yang sering digunakan yaitu:

  • Grade Norm – Norma – norma pengukuran dalam psikologi yang berdasarkan tingkat atau grade dibentuk dari perhitundan mean, median atau modus dari skor yang dihasilkan sejumlah subjek pada setiap tingkat sampel representatif.
  • Age Equivalent – Item persoalan tes pada skala ini dikelompokkan berdasarkan tingkatan usia subjek tes.
  • Percentile – Skor persentil menunjukkan adanya posisi individu yang relatif dalam sampel, dan dapat dianggap sebagai peringkat dalam suatu kelompok subjek yang anggotanya berjumlah 100 orang.
  • Standard Score Norm – Ini adalah norma yang paling banyak digunakan dan merupakan jenis norma yang paling memuaskan. Pembentukannya berdasarkan proses yang diawali dengan pengukuran pada atribut psikologis tertentu dari sekelompok subjek sebagai sampe yang dapat mewakili satu populasi. Ketahui juga mengenai macam – macam skala pengukuran dalam psikologi, pendekatan fungsional dalam psikologi, dan hubungan psikologi dengan statistika.

Macam – Macam Norma

Selain dua jenis norma yang telah disebutkan diatas, masih ada kategori lain untuk norma –  norma pengukuran dalam psikologi. Pendekatan Acuan Norma adalah pendekatan dalam penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan hasil yang didapatkan orang lain dalam satu kelompok. Pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan tolok ukur batas kelulusan tes  yang telah ditetapkan disebut penilaian Acuan Patokan (Criterion Refenced Evaluation).

  • Penilaian Acuan Norma (PAN)

PAN adalah suatu penilaian yang membandingkan hasil dari suatu tes terhadap hasil dalam suatu kelompok yang sama. Pendekatan dalam penilaian ini dikatakan sebagai pendekatan yang apa adanya,  yang berarti patokan pembandingnya diambil hanya diperoleh dari kenyataan – kenyataan yang didapatkan ketika pengukuran itu berlangsung yaitu hasil dari tes yang diukur dan pengolahannya, juga penilaian yang berada diluar hasil – hasil pengukuran dari kelompok manusia.

Pada dasarnya PAN menggunakan kurva normal dan hasil – hasil perhitungan sebagai dasar penilaian. Kurva terbentuk dengan mengikutkan semua hasil yang didapatkan. Dua kenyataan berupa angka rata – rata (mean) dan angka simpanan baku (standard deviation) yang terdapat dalam kurva normal digunakan untuk membandingkan dan menafsirkan data yang didapatkan. Acuan ini bisa bergeser ke atas atau ke bawah disesuaikan dengan besarnya kenyataan yang didapatkan dalam kurva tersebut. Ini berarti patokan bisa berubah dan bersifat relatif dari satu kurva normal ke kurva normal lainnya. Angka yang sama pada dua kurva berbeda dengan demikian juga akan memiliki dua arti berbeda.

  • Penilaian Acuan Patokan (PAP)

PAP adalah penilaian yang membandingkan hasil suatu tes terhadap suatu patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa sebelum usaha penilaian dilakukan maka terlebih dulu harus menetapkan patokan yang akan digunakan untuk membandingkan angka – angka dari hasil pengukuran agar angka – angka tersebut memiliki makna. Patokan ini tidak dicari di tempat lain atau dalam sekelompok hasil pengukuran sebagaimana pada PAN.

Patokan yang telah disepakati lebih dulu dalam konteks pendidikan disebut “Tingkat Penguasaan Minimum”, artinya hasil tes yang mencapai tahap ini dinilai lulus dan yang belum dapat mencapainya harus memantapkan lagi tes tersebut. Namun PAP juga mempunyai hambatan, yaitu kesukaran menetapkan patokan yang benar – benar tuntas. Ketahui juga mengenai teori evolusioner dalam psikologi perkembangan, dan kedudukan inventori dalam psikodiagnostika.

Jenis – Jenis Norma Tes

Beberapa jenis Norma – norma pengukuran dalam psikologi yang digunakan dalam tes psikometri yaitu:

  • Criterion Reference Test (CRT)

Tujuan dari digunakannya tes acuan patokan difokuskan kepada satu kelompok perilaku siswa yang khusus. Maksud dari penilaian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai performa peserta tes tanpa memperhatikan perbandingan performa tersebut dengan performa yang lain. Tes acuan kriteria digunakan untuk menyeleksi secara pasti status individu yang berkaitan dengan ranah perilaku yang telah dirumuskan dengan baik.

  • Norm Reference Test (NRT)

Tujuan dari penggunaan tes acuan norma biasanya akan lebih umum dan menyeluruh dengan melingkupi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma ditujukan untuk mengetahui status peserta tes yang berhubungan dengan performa kelompok peserta lain yang telah mengikuti tes. Perbedaan lainnya antara tes acuan norma dan tes acuan patokan terletak pada standar performa yang digunakan. Pada pendekatan acuan norma digunakan standar yang bersifat relatif.

Norma – norma pengukuran dalam psikologi diperlukan dalam kegiatan pengukuran di bidang psikologi karena penggunaan acuan suatu norma dilakukan untuk menyeleksi dan mengetahui posisi seseorang di dalam kelompoknya. Contoh, jika seseorang sedang mengikuti suatu pengujian tertentu, maka hasil tes tersebut akan menggambarkan posisinya jika dibandingkan dengan orang lain yang mengikutinya juga.

Acuan untuk kriteria yang digunakan untuk menentukan lolos tidaknya seseorang dalam tes tersebut dengan membandingkan hasilnya dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Seseorang yang dikatakan telah lolos tes berarti bisa melakukan hal – hal yang ditetapkan dalam kriteria sebelumnya. Dengan adanya acuan berupa kriteria, maka hasil sama yang diperoleh dari pengukuran atau penilaian dalam tes akan diinterpretasikan berbeda – beda sesuai dengan acuan yang digunakan pada saat itu.

You may also like