Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Perkembangan » Teori Evolusioner dalam Psikologi Perkembangan

Teori Evolusioner dalam Psikologi Perkembangan

by Barzam

Ada beberapa macam teori evolusioner dalam psikologi perkembangan yang bisa kita pelajari untuk mengetahui kaitan yang besar antara psikologi dengan teori evolusi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia, juga memiliki sebuah konsep tentang tugas perkembangan seorang manusia semasa hidupnya.

Beberapa menyebutkan bahwa ini merupakan bentuk keselarasan, antara proses pertumbuhan dan perkembangan disertai dengan proses evolusi. Kombinasi kedua teori ini sepertinya akan menghasilkan sebuah gambaran yang jelas, bagaimana pertumbuhan juga bisa berpengaruh pada perkembangan psikologi manusia.

Berikut ini adalah penjabaran tentang teori evolusioner dalam psikologi. Gambaran mengenai teori tersebut bisa dijadikan dasar, terutama untuk mengetahui bagaimana proses evolusi berpengaruh pada psikologi atau sebaliknya. Beragam teori evolusioner tersebut mungkin juga sudah familiar atau sering kita dengar. Supaya lebih memudahkan penjelasan, kita akan mengawalinya dari teori yang paling mendasar, yakni teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin. Darwin terkenal dengan mahakaryanya yang kita pasti semua sudah familiar, yakni The Origin of Species. Darwin menawarkan pandangan mengenai penciptaan, yakni evolusi melalui seleksi alam.

Teori Evolusioner Darwin yang Menginspirasi Psikologi Perkembangan

Pandangannya terhadap teori evolusi memang banyak menuai kontroversi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, teori evolusi yang didasarkan pada seleksi alam ini justru kemudian menjadi sumber utama munculnya keilmuan-keilmuan lainnya.

Seperti misalnya dimulai dari biologi, paleontologi, geologi, antropologi dan disiplin ilmu lainnya, termasuk di dalamnya yakni disiplin ilmu psikologi. Bagaimana bisa? Ini ada kaitannya dengan berbagai macam tokoh yang muncul karena mengilhami teori evolusi dari Darwin.

Sigmund Freud, adalah salah satu tokoh teori psikologi kepribadian terkenal yang mengemukakan teori Psikoanalisanya, dimana rupanya teorinya tersebut sangat dipengaruhi oleh teori evolusi dari Darwin. Apabila diperhatikan, insting seksual yang menjadi dorongan terbesar dalam psikoanalisis Freud sejalan dengan teori evolusi Darwin untuk bertahan hidup. Di Amerika, ada Bapak Psikologi Eksperimental, William James yang juga sangat dipengaruhi oleh Darwin. James banyak berbicara tentang insting, yang menurutnya bertempat di sirkuit saraf yang tak lepas dari produk evolusi.

Melihat banyaknya adaptasi dari teori evolusi Darwin tersebut, maka tak heran bila kemudian teori psikologi perkembangan memang sangat erat kaitannya dengan teori evolusioner. Darwin sendiri sudah membuat sebuah pernyataan dalam bukunya, ia memprediksi bahwa di masa depan, ada banyak bidang keilmuan yang dibuka dari teori evolusioner yang telah ia kemukakan. Ia menyebutkan bahwa:

“Di masa depan, saya melihat bidang-bidang terbuka bagi jauh lebih banyak lagi penelitian. Psikologi akan didasarkan pada pondasi baru yang memberikan setiap kekuatan dan kemampuan mental secara bertahap. Banyak titik terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya”

Prediksi berani dari Darwin ini memang terbukti benar. Sejarah psikologi perkembangan menjadi bagian yang juga menelusuri unsur-unsur evolusioner di dalamnya. Psikologi bahkan berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku manusia saat ini dipengaruhi dari bagaimana struktur gen seseorang. Inilah yang menjadikan lahirnya cabang ilmu psikologi berupa psikologi evolusioner.

Pendekatan psikologi evolusioner ini mulai berkembang sekitar tahun 80an. Pasangan suami istri Cosmides dan Tooby dari Universitas California mengawali pendekatan psikologi evolusioner ini sebagai awal mula dari keterkaitan psikologi dengan teori evolusioner.

Sikap Naluriah dalam Teori Evolusioner

Hubungan yang paling mudah pada saat kita membicarakan psikologi evolusioner ini adalah sebagai contoh perilaku tolong menolong. Perilaku tolong menolong mungkin dilakukan seseorang dalam rangka untuk bertahan hidup. Ini selaras dengan teori evolusioner, yang menyebutkan bahwa tujuan dari makhluk hidup adalah untuk bertahan hidup.

Sikap tolong menolong ini dikembangkan supaya bisa menambah peluang hidup sesama spesies. Kita bisa mendapatkan sebuah gambaran, dimana psikologi mempelajari bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak ada yang tidak mengembangkan sikap saling menolong ini. (Baca juga: Psikologi Konseling).

Dengan adanya teori evolusioner dari Darwin, psikologi perkembangan juga berusaha menelusuri asal muasal perilaku seseorang saat ini. Contoh yang paling mudah adalah sikap naluriah yang mungkin bisa saja muncul pada manusia. Misalnya, seorang pria lebih cenderung tertarik pada fisik perempuan. Secara tidak sadar, pria membutuhkan perempuan dengan fisik yang bugar supaya bisa merawat anak-anaknya. Sementara itu, wanita butuh pria supaya ia bisa mewariskan gennya. Wanita akan berusaha menarik pria dengan menunjukkan kebugaran fisiknya. Perilaku seleksi ini mungkin tidak disadari sebenarnya sudah dijelaskan oleh Darwin dalam teorinya.

Contoh lain yang bisa kita lihat adalah bagaimana perilaku seseorang pada saat mengalami ketakutan atau pobia terhadap ular. Manusia lebih takut pada ular dibandingkan dengan kendaraan truk atau bus yang sebenarnya lebih banyak membunuh manusia.

Mengapa bisa demikian? Hal ini karena manusia sudah mengetahui bahwa ular berbahaya sejak ratusan tahun yang lalu. Sementara alat transportasi mungkin hanya diketahui beberapa abad terakhir saja. Oleh karenanya, secara tidak sadar perilaku manusia akan cenderung lebih takut secara naluriah pada ular, demikian pula pada spesies primata lainnya. Inilah yang kemudian menunjukkan keterkaitan penting teori evolusioner dalam psikologi perkembangan.

Demikian penjelasan terkait bagaimana peran teori evolusioner dalam psikologi perkembangan yang ternyata memiliki peran penting dalam perkembangannya.

You may also like