Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 10 Macam-Macam Riset dalam Psikologi Pendidikan

10 Macam-Macam Riset dalam Psikologi Pendidikan

by Hana Masita

Psikologi Pendidikan adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang secara khusus mempelajari cara memahami pengajaran dan pembelajaran di lingkungan pendidikan. Dengan studi ini, peneliti akan bisa memahami perbedaan setiap individu dari sisi intelegensi, kognitif, afektif, motivasi, pengaturan diri, konsep diri hingga peran individu tersebut dalam proses pembelajaran.

Psikologi pendidikan pada umumnya menggunakan metode penelitian kuantitatif untuk meningkatkan aktivitas pendidikan.

Untuk bisa melakukan penelitian, peneliti akan menggunakan riset yang ilmiah dengan tujuan mendapatkan kesimpulan yang valid dan tidak hanya berdasar pendapat, opini, keyakinan atau perasaan personal. Riset ilmiah didasarkan pada metode yang bisa mendapatkan informasi yang akurat. Untuk melakukannya, peneliti akan melakukan beberapa langkah, antara lain merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, merevisinya dan teori riset. (Baca juga: Penerapan Psikologi Dalam Dinamika Kelompok)

Langkah pertama, yaitu perumusan masalah merupakan proses mengidentifikasi masalah yang ada, menyusun teori, dan mengembangkan hipotesis. Proses-proses tersebut harus dilakukan berurutan untuk membuat perumusan masalah sistematis dan menghasilkan hipotesis yang dapat diuji.

Selanjutnya, peneliti akan mengumpulkan data yang bisa diperoleh melalui observasi, wawancara dan media lainnya. Setelah data terkumpul, peneliti akan mengolah data tersebut dengan prosedur statistik untuk bisa menganalisa data yang diperoleh hingga akan diperoleh kesimpulan tertentu. Pada akhirnya, kesimpulan tersebut akan direvisi dan dilakukan teori riset.

Dalam psikologi pendidikan ada bermacam-macam riset yang perlu diketahui. Berikut ini akan dibahas 10 macam-macam riset dalam psikologi pendidikan:

  1. Riset Eksperimental

Eksperimen adalah sebuah prosedur yang diatur sedemikian rupa dengan ada satu atau lebih faktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap perilaku objek penelitian sementara faktor lainnya akan dianggap konstan. Faktor yang dianggap memiliki pengaruh akan dimanipulasi selama eksperimen dilakukan. Jika selama proses tersebut objek penelitian benar berubah perilakunya, maka bisa disimpulkan bahwa faktor yang dimanipulasi tersebut memang yang menyebabkan objek penelitian berubah perilakunya. Riset eksperimental ini merupakan metode yang sangat handal untuk menentukan hubungan sebab dan akibat.

Baca juga:

Dalam eksperimen, akan digunakan paling sedikit satu variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang akan dimanipulasi dan memiliki pengaruh terhadap faktor eksperimental. Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang diukur dalam penelitian tersebut. Variabel dependen akan berubah tergantung pada partisipan atau manipulasi variabel independen dalam eksperimen tersebut.

Biasanya, di dalam sebuah eskperimen, variabel independen akan berupa pengalaman-pengalaman yang berbeda yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Selain kelompok eksperimen, akan ada kelompok kontrol yang akan dijadikan sebagai pembanding untuk kelompok eksperimen tersebut.

  1. Studi Korelasional

Studi korelasional adalah sebuah studi yang dilakukan dengan cara mengubah salah satu variabel penelitian untuk kemudian akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam studi ini, peneliti akan melihat perubahan-perubahan apa adanya untuk mempelajari keterkaitan antara variabel-variabel tersebut.

[Adsense-B]

  1. Riset Deskriptif

Riset deskriptif ini cukup umum kita lihat dalam sebuah penelitian, yaitu berupa survey atau wawancara terhadap kelompok yang diteliti. Tidak hanya terbatas pada survey dan wawancara, riset deskriptif juga bisa dilakukan dengan etnografi, yaitu pengamatan terhadap lingkungan sosial dalam jangka waktu yang lama. Biasanya, riset deskriptif ini tidak seobjektif riset eksperimental dan studi korelasional, namun riset ini akan sangat rinci menguraikan topik yang diteliti dan menafsirkannya.

  1. Riset Tindakan

Riset tindakan merupakan cara yang lebih spesifik dari riset deskriptif, yaitu riset yang dilakukan oleh tenaga pengajar di dalam ruang kelas mereka sendiri. Dalam riset ini, pengajar akan mencoba metode pengajaran baru ataupun strategi organisasi sekolah yang baru, untuk kemudian mereka menganalisa hasil uji coba tersebut dan menyampaikan hasilnya ke orang lain.

Riset ini akan kurang objektif dibanding riset lainnya karena dilakukan oleh pengajar internal sekolah tersebut, namun akan cukup efektif untuk memberi insight untuk pihak sekolah itu sendiri. (Baca juga: Pendekatan Terapan Dalam Psikologi Pendidikan)

  1. Observasi

Cara ini mungkin merupakan riset yang paling dasar dan paling lama ada dalam dunia penelitian. Hal ini dikarenakan kita hampir selalu melakukan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi itu sendiri memiliki arti ‘melihat’ dan ‘memperhatikan’. Observasi tidak hanya ada dalam penelitian kuantitaif, melainkan juga sering dilakukan dalam penelitian kualitatif.

Baca juga:

Observasi akan membuat peneliti mengamati dan mendapatkan data atas masalah penelitian untuk kemudian akan diperoleh pemahaman tentang masalah tersebut. Selain itu, observasi juga bisa dilakukan untuk membuktikan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.

  1. Observasi Alamiah

Observasi alamiah termasuk bentuk khusus dari observasi biasa. Observasi ini dilakukan di kehidupan riil, alih-alih tempat lain yang dibuat sengaja untuk penelitian. Peneliti bisa melakukan observasi alamiah ini di museum, lapangan, tempat bermain, dan lain-lain, dimana objek penelitian biasanya berada. (Baca juga: Teori Belajar dalam Psikologi)

  1. Observasi Laboratorium

Berbeda dengan observasi alamiah yang dilakukan di tempat yang riil, observasi laboratorium ini dilakukan di sebuah laboratorium yang sudah dikontrol memuat faktor-faktor yang ada di dunia riil. Dengan cara ini, peneliti bisa lebih mengontrol kondisi tempat penelitian dan segala faktor yang mempengaruhinya. Namun, riset semacam ini menuai banyak kritik karena dianggap artificial.

  1. Observasi Partisipan

Macam riset dalam psikologi pendidikan selanjutnya adalah observasi partisipan. Dalam observasi ini, para peneliti akan terlibat secara langsung sebagai peserta dalam aktivitas atau tempat tertentu. Pengamat partisipan kemudian akan mengamati dan mencatat apa yang dilihatnya.

  1. Wawancara

Mungkin jenis riset satu ini merupakan salah satu yang paling umum dan sering dilakukan. Dengan wawancara, peneliti akan melakukan tanya jawab secara sistematis dan melandaskannya pada tujuan penyelidikan. Melalui wawancara, peneliti akan bisa lebih memahami objek penelitian dan bisa memahaminya secara khusus dalam hal tertentu. Hasil dari wawancara bersifat subjektif tentang sikap seseorang terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya sendiri. Tidak hanya memahami objek penelitian secara umum, namun wawancara akan menggali informasi lebih dalam daripada perbincangan biasa. (Baca juga: Jenis Wawancara dalam Psikologi)

  1. Tes Standar

Macam riset yang selanjutnya adalah tes standar. Dengan tes ini akan dilakukan prosedur dan cara penilaian yang sama terhadap semua objek penelitian. Misalnya, kita akan menilai sikap dan keahlian siswa dengan domain yang berbeda-beda. Lalu, menggunakan beberapa tes standar kita akan membandingkan kinerja antar siswa yang memiliki usia atau level yang sama. Contoh untuk tes standar yang sering kita temui adalah tes IQ, tes kepribadian, tes minat dan lain sebagainya.

Baca juga:

Demikian pembahasan tentang macam-macam riset dalam psikologi Pendidikan. Semoga bermanfaat, ya!

You may also like