Psikologi eksperimen dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang-cabang psikologi yang membahas tentang penelitian eksperimen. Penelitian yang dimaksudkan ini merupakan penelitian dengan fokus lebih kepada penelitian yang berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang. Psikologi eksperimen merupakan salah satu dari metode penelitian ilmiah yang ada. Penelitian ilmiah sendiri adalah penelitian yang dapat terkontrol, sistematis, dan kritis mengenai feonome yang ada dan didasari dari teori dan hipotesis.
Beberapa ahli psikologi juga ada yang menjelaskan jika psikologi eksperimen merupakan ilmu psikologi yang memfokuskan perhatiannya kepada penerapan metode penelitian eksperimen di dalam menelitian serta mengembangkan ilmu psikologi. Di dalam konteks positif, pengamatan seseorang yang menggunakan metode eksperimen menjadikannya sebagai sebuah metode yang logis yang bisa diandalkan untuk dapat merinci, menjabarkan, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan dengan akurat pada proses-proses yang dialami sebagai sebuah tindakan yang nyata.
Sejarah Psikologi Eksperimen
Di dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang akan selalu mencoba untuk melakukan berbagai macam eksperimen dan percobaan baru, yang kemudian menjadi pondasi dalam memunculkan psikologi eksperimen. Dan karena hal itu lah ahli filosofi menyebut ilmu baru ini berkaitan dengan psikologi eksperimen.
Ilmu psikologi yang ada di masa kini awalnya memang tidak tampak dalam pola pikir para intelektual, sehingga dapat dipastikan jika sangat tidak memungkinkan terdapat pembahasan yang berkaitan dengan psikologi saat dimulai ataupun siapa yang akan bertanggung jawab terhadapnya. Pada saat tersebut, kebanyakan para ahli psikologi hanya menunjukkan kecenderungan yang berasal dari filsafat serta ilmu pengetahuan alam yang mana sifatnya benar-benar psikologis.
Pandangan para hali filosof menjelaskan dengan tasg jika psikologi tidak akan berakhir menjadi ilmu pengetahuan, dikarenakan berbagai aktivitas dan pikiran di dalamnya tidak bisa di ukur menggunakan alat ukur manapun. Untuk itu lah ilmu psikologi tidak dapat mencapai objektivitas seperti mana pencapaian yang dicapai oleh ilmu eksak lainnya.
Di awal tahun 1980an, kajian-kajian yang ada di dalam bidang psikofiisk dan intelegensi membuat banyak ahli psikologi memiliki keyakinan jika ilmu psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mandiri serta dapat berdiri sendiri. Para ahli seperti Ernest Weber, Gustav Fencher, yang memulai kajian dalam bidang psikofisik. Sedangkan dalam intelegensi, terdapat Sir Francis Galton dan Alfred Binet.
Di tahun 1832-1920, psikologi bernama Wilhelm Wunndt yang cukup dikenal di kalangan ahli psikologi dianggap menjadi bapak psikologi eksperimen dan dikenal pula sebagai bapak psikologi modern di saat ini. Beliau lahir di Jerman, 16 Agustus 1832 dan sempat menempuh pendidikan ilmu kedokteran di usianya yang menginjak 19 tahun. Setelah itu di tahun 1857, Beliau ditunjuk sebagai dosen yang mengajar tentang ilmu fiisologis, dan kemudian di tahun 1867 memfoskukan diri dalam kajian tentang hubungan antara fisiologis dan psikologis. Di tahun 1875, Wundt kemudian menjadi profesor dalam ilmu filsafat dan mengembangkan berbagai macam karya-karyanya selama kurang lebih 45 tahun.
Salah satu hasil karyanya yang cukup populer adalah mendirikan laboraturium dalam bidang psikologi pertama di dunia. Di dalam laboraturium tersebut, Beliau menjelaskan tentang apayang saat ini dikenal sebagai pengertian persepsi dan sensasi yang menajdi tonggak sejarah berdirinya ilmu psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri serta terlepas dari ilmu filsafat.
Selanjutnya terdapat Sekolah Wurzburg, yang didirikan sekelompok psikolog yang dipimpin Oscar Kulpe yang menjadikannya sebagai landasan dari sejarah psikologi eksperimental. Para ahli psikologi ini menyediakan berbagai macam ide-ide alternatif yang mana sebelumnya telah diputuskan oleh Edward dan Wilhelm Wundth. Saat itu, fokus utama dari studi yang mereka jalankan adalah tentang operasi mental.
Selanjutnya psikologi eksperimental dikembangkan oleh George Ladd Trumbul, yang mana merupakan pendiri laboraturium di Universitas Yale (tahun 1879). Kemudian pada tahun 1877, ladd menulis buku “Elemen Psikologis Fisiologis”, buku teks Amerika yang pertama dan ekstensif karena mendiskusikan psikologi eksperimental di dalamnya. Hal ini dikarenakan aliran psikologi eksperimental belumlah dikembangkan secara luas.
Fungsi eksperimen sendiri menjadi salah satu contoh di dalam ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sementara ataupun hipotesis ilmiah. Berbeda dengan metode eksperimental ataupun metode lainnya, terdapat perlakuan pada subjek penelitian. Di pertengahan abad ke-20 ini, istilah mengenai psikologi eksperimental telah berpindah ke dalam ati yang lebih luas sebagai ilmu disiplin yang pertumbuhan di dalam ukuran serta jumlah sub ilmu disiplin.
Psikologi eksperimental menggunakan beragam metode namun tidak membatasi ilmunya dalam pendekatan eksperimen yang ketat. Hal ini dikarenakan perkembangan dari sebagian filsafat ilmu pengetahuan memiliki dapak pada prestise ekslusig eskperimen. Sedangkan metode eksperimen saat ini lebih banyak digunakan dalam ilmu-ilmu lainnya seperti psikologis perkembangan sosial, bukan menjadi bagian dari psikologi eksperimental. Nah itu tadi penjelasan mengenai sejarah psikologi eksperimental yang dapat dijelaskan. Semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat untuk anda.