Home » Ilmu Psikologi » 17 Kontribusi Filsafat dalam Psikologi

17 Kontribusi Filsafat dalam Psikologi

by Tiffany

Apa yang anda ketahui mengenai filsafat ? filsafat merupakan salah satu ilmu dimana psikologi bermula, seperti yang kita ketahui. Psikologi banyak mempelajari perilaku dan juga pikiran manusia. Namun dalam filsafat inilah kita bisa menemukan refleksi yang mendalam terkait konsep jiwa serta perilaku manusia, untuk itu kita tak bisa menyepelekan filsafat.

Ada refleksi-refleksi sejenis yang bisa anda temukan di banyak teks kuno filsafat, maupun teks-teks filsafat modern. Yang mungkin membingungkan banyak orang termasuk mereka yang awam dengan psikologi dan filsafat.

Jika dikaji secara khusus, sebenarnya filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang sistematis atau terutur, logis, dan juga rasional bagi para psikolog. Khususnya mereka yang berpatokan bahwa teori yang masuk akal bisa diterima dibandingkan yang tidak masuk akal. Psikolog disini bisa berarti praktisi ataupun akademisi yang menggunakan ilmu psikologi. Selain itu bisa juga cabang psikologi lainnya seperti

Membicarakan mengenai filsafat dan psikologi, berikut ini ada beberapa kontribusi filsafat yang bisa diterapkan dan menjadi panduan bagi ilmu psikologi, apa saja ?

  1. Berpikir Sistematis

Keuntungan dari ilmu filsafat adalah bisa membantu anda untuk berpikir yang lebih sistematis, rasional, dan logis. Dengan adanya logika yang terlibat, maka psikologi dibekali ilmu yang tepat untuk menjelajahi pikiran manusia tanpa tersesat. Jika lebih sistematis jelas akan lebih mudah kan ? mengapa harus khawatir atau merasa bermasalah.

Ada beberapa ilmu yang jelas terbukti dibangun menggunakan unsur sistematis dan berdasarkan logika, begitupula ilmu psikologi.  Metode pendekatan dan penarikan kesimpulan didasarkan pada logika, sehingga ketika ada yang menggunakan ilmu psikologi berdasarkan perasaan rasanya anda hanya menebak layaknya peramal.

Semua harus sistematis dan juga valid, termasuk mengembangkan ilmu psikologi dengan cara yang sistematis, rasional dan logis ini.

  1. Panduan Norma

Norma merupakan hal terpenting dalam hidup, tidak hanya penting namun juga prioritas. Sebenarnya membicarakan manusia bisa saja anda hidup dengan bebas dan semau anda. Namun sebagian orang membuktikan bahwa dampaknya tentu tidak akan bagus jika hidup tanpa aturan.

Fungsi Filsafat Manusia dalam Psikologi dan Kehidupan Manusia termasuk cabang ilmu yang menjelaskan mengapa etika sangt penting, yang dimaksudkan dengan etika disini adalah belajar ilmu tentang moral. Lantas apa kaitannya dengan moral jika ini menyangkut karakter dan sifat asli manusia dalam psikologi ?

Moral merupakan hal yang membatasi baik dan buruk. Pada praktek ilmiah, ilmuwan-ilmuwan membutukan etika untuk panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar moral dan juga membahayakan, misalnya hak-hak asasi serta kebebasan manusia. Sebagai seorang psikologi, mereka membutuhkan panduan yang juga sama dalam bekerja dan menilai.

Umumnya sama seperti dokter, panduan atau etika yang dikenal filsafat moral memberikan konsep berpikir yang sistematis dan jelas untuk kode etik tersebut. Adanya etika ini menghindari permasalahan sehingga nantinya dapat dipastikan jika ilmu psikologi tersebut dapat diterima dengan masuk akal.

  1. Berperan Dalam Eksistensialisme

Jika membicarakan mengenai eksistensialisme maka ada beberapa tokoh-tokoh yang memiliki peran dalam besar diantaranya adalah Soren Kierkegaard, Viktor Frankl, Rollo May,  Jean-Paul Sartre, dan lainnya.

Dalam ilmu filsafat, Eksistensialisme adalah ilmu yang menceritakan mengenai bagaimana refleksi tentang manusia yang merefleksikan di dalam kehidupannya. Sehingga manusia dipandang sebagai individu yang akan terus berproses dan melakukannya sampai tujuan.

Eksistensialisme seringkali merefleksikan mengenai masalah yang dimiliki para individu, seperti mengenai makna, otentisitas, kecemasan, serta tujuan hidup. Jika disangkutkan dengan psikologi, maka cabang filsafat ini lebih dekat dengan ekstensial, maka termasuk kedalam terapi eksistensial.

Untuk terapi eksistensial memiliki pandangna bahwa sebuah subjek yang mana memiliki kebebasan dan juga kesadaran sebagai seorang individu yang normal. Sehingga terapi disusun atas dasar pengandaian hal tersebut.

  1. Membuat Ilmu Psikologi Menjadi Lebih Manusiawi

Apakah filsafat hanya mengandalkan logika ? nyatanya ada beberapa hal yang masuk kedalam hal manusiawi. Membicarakan mengenai metode tersebut, filsafat menyumbangkan metode yang disebut metode fenomenologi. Maksudnya adalah filsafat dijadikan salah satu alternatif dalam pendekatan ilmu psikologi.

Fenomenologi bisa dikembangkan dalam ilmu filsafat. Ciri khas dari fenomenologi yaitu pendekatan yang secara radikal serta bisa memahami realitas tanpa harus terjatuh di dalam asumsi yang sudah ada dan dinyatakan oleh para ilmuwan.

Fenomenologi ini membantu anda untuk terfokus pada objek, sehingga metode ini cocok sekali untuk anda yang lebih manusiawi. Metode ini dapat  digunakan sebagai alternatif dari pendekatan kuantitatif yang mana sangat dominan, khususnya dalam psikologi Indonesia. Menggunakan metode ini maka psikologi bisa disebut sebagai ilmu yang manusiawi dan menangkap apa yang seharusnya terjadi di dalam realita yang ada.

  1. Adanya kritik dan asumsi

Seringkali banyak orang salah paham bahwa psikologi merupakan ilmu tidka berdasar yang hanya menebak. Namun nyatanya ada banyak metode valid yang diterapkan dalam psikologi, namun psikologi juga memang menerapkan hal yang disebut asumsi. Begitupun dalam ilmu filsafat yang memang sama-sama menerapkan asumsi. Namun anda harus tahu batasan yang jelas mengenai asumsi tersebut agar tidak kabur.

Selain itu juga ilmu filsafat memiliki peran sebagai kritik pada asumsi-asumsi tersebut. Asumsi yang dilakukan tanpa evaluasi jelas hanya menguap menjadi hal yang tidak jelas dan tidak baik. Untuk itulah adanya kritik yang fungsinya bukan sebagai penghancuran namun lebih kepada pengingat akan batasan tersebut.

Sayangnya kritik juga bukan sembarang hal yang bisa dilakukan baik di dunia filsafat ataupun psikologi. Namun kritik konstruktif , dengan begitu ilmu psikologi bisa berkembang menuju ke hal yang lebih manusiawi sehingga bisa memahami hal yang lebih manusiawi. Dalam ilmunya asumsi-asumsi tersebut terbagi menjadi 3, yaitu asumsi antroplogis, metafisi, dan epistemologis.

Filsafat sendiri menjadi pisau atau penyaring untuk ketiga asumsi tersebut sehingga lebih rasional dan juga sistematis. Fungsi kritis ini sangat penting tidak hanya pada psikologi namun banyak ilmu lainnya.

  1. Refleksi Teori Kontemporer

Filsafat ada banyak cabangnya dan salah satunya adalah filsafat sosial. Dimana cabang ini memang menduduki titik tertinggi di masyarakat, seperti halnya sosial-politik, semisal massa, kekuasaan, masyarakat, negara, hukum, legitimasi, Posisi Budaya dalam Psikologi.

  1. Merefleksikan Konsep-Konsep

Ilmu psikologi dan ilmu filsafat termasuk dua cabang yang menggunakan banyak konsep dan juga teori. Mengingat ada banyak objek yang dikaji yakni manusia dengan jiwa dan pikiran yang berbeda-beda. Mulai dari konsep metode, kemudian adanya penarikan kesimpulan. Hal ini bisa muncul dan cukup penting apabila ilmuwan sudah mulai mengembangkannya sendiri dan berpikir bahwa ada konsep yang harus dikaji atau diubah meskipun dasarnya tidak diubah.

Dalam ilmu psikologi, ilmuwan jelas membutuhkan kemampuan berpikir seperti para ilmuwan filsafat. Jika dalam bahasa inggris mereka harus bisa “place of idea” atau menempatkan pikirannya di banyak tempat. Tujuannya agar psikolog mengerti dan menyadari bahwa ilmu tidak akan bisa mencapai kepastian yang mutlak.

Anda tidak bisa hanya puas akan ilmu yang didapatkan sekarang. Sehingga psikolog haruslah rendah hati dan sadar mengenai batasan dan ilmu yang ada. Namun tetap ada resiko yang diambil terutama kepada mereka yang memuja ilmu pengetahuan.

  1. Menjelajah Bidang Psikologi

Filsafat dan psikologi merupakan dua ilmu bersangkutan, dimana teori psikologi tradisional masih ada kepercayaan apabila manusia merupakan individu yang mutlak dan diperlakukan sebagai objek. Sehingga jelas bahwa objek memiliki kepercayaan yang besar dan juga pasti. Padahal terkadang ada beberapa momentum manusia yang tidak mutlak.

Itulah beberapa kontribusi filsafat dan psikologi secara berkaitan. Sebenarnya bukan tanpa alasan, mengingat keduanya membicarakan mengenai manusia yang sebagai objek dan juga pengkajian ilmu tersebut. Memang jika membicarakan objek selain manusia maka bisa digunakan logika, takaran, dan hal-hal yang lebih realita lainnya. Namun juga membicarakan mengenai hal yang bisa diatur sesuka hati.

  1. Perbandingan Ilmu

Seringkali beberapa ilmu memiliki koneksi atau saling melengkapi. Namun hal ini jelas untuk kepentingan masing-masing dan lebih mudah mengaplikasikannya. Seperti ilmu psikologi yang bisa bersangkutan dengan ilmu komunikasi, ilmu psikologi dan ilmu agama dan hal lainnya. Konsep Manusia dalam Psikologi Komunikasi termasuk yang penting.

  1. Menjelaskan hal yang diluar logika

Seringkali banyak kejadian psikologi yang tidak bisa dicerna oleh logika. Hal ini menjadikan banyak orang sulit mencerna, maka salah satunya adalah mencoba menjelaskan adanya pemahan atau ideologi pada seseorang. Sehingga filsafat bisa menjelaskan hal yang diluar logika.

Namun berbeda total dengan manusia, ada batasan yang jelas dibuat dan juga ada batasan yang hanya dimiliki jika objeknya manusia. Jika mengaburkan hal tersebut maka ada yang disebut sebagai tidak manusiawi dan hal inilah yang berbahaya.

You may also like