Berfikir adalah sebuah aktivitas kerja otak mengenai sesuatu hal. Berfikir juga merupakan aktivitas mental sebab berfikir tidak hanya menggunakan aktivitas otak namun juga menyangkut semua bagian tubuh dan juga perasaan atau emosi dalam psikologi.
Definisi paling umum dalam berfikir merupakan berkembangnya ide dan juga konsep dalam diri seseorang yang berlangsung lewat keterkaitan hubungan diantara beberapa bagian informasi yang tersimpan dalam diri seseorang berbentuk pengertian.
Konsep Berfikir Dalam Psikologi
Dalam proses berfikir, tentunya setiap individu memakai beberapa simbol atau penggambaran. Konsep adalah konstruksi simbolik yang memberi gambaran ciri atau beberapa ciri secara umum mengenai sebuah objek atau kejadian. Sebagai contoh adalah pengertian dari handphone dimana dalam pikiran akan memberi gambaran berupa alat komunikasi yang bisa dibawa kemana saja.
Dengan proses tersebut, nantinya setiap individu bisa mengklasifikasikan manakah yang dinamakan handphone dan mana yang bukan. Dalam berfikir sendiri juga terdapat beberapa macam konsep, yakni:
- Konsep sederhana
- Konsep kompleks
- Konsep konjungtif
- Konsep disjungtif
- Konsep relasional.
Sedangkan untuk cara memperoleh konsep sendiri bisa dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Sengaja memiliki arti bisa dikatakan sebuah konsep ilmiah yakni konsep yang didapat.
Sedangkan tidak sengaja saat mendapatkan sebuah konsep mengacu pada pengalaman yang memberikan konsep namun sebenarnya tidak dibutuhkan akan tetapi tetap bisa memberikan gambaran nyata tergantung dari memori dalam psikologi seseorang.
Konsep tersebut mempunyai prosedur tertentu karena perolehannya benar benar diteliti dan memakai dasar dasar ilmiah. Sebagai contohnya adalah dalam menganalisa cahaya yang membutuhkan beberapa tahapan seperti:
- Tingkat analisis: Tingkatan yang mengacu pada perhatian untuk setiap sumber cahaya mengenai sifat dan kemudian dicatat menjadi sebuah penelitian.
- Tingkat komperasi: Tingkatan ini dilakukan untuk menemukan sifat umum dan juga sifat khusus dari cahaya yang sudah diteliti.
- Tingkat abstraksi: Dalam tingkatan ini, individu akan mencari perbedaan sifat dari setiap sumber cahaya tersebut.
- Menyimpulkan: Merupakan tingkatan hasil dari penelitian sebelumnya yang memberikan informasi atau gambaran jika cahaya merupakan kumpulan zat yang bisa memberi penerangan dan mempunyai massa.
- Penyelesaian masalah: Masalah terjadi saat terdapat perbedaan atau konflik saat akan mencapai tujuan yang memiliki kaidah atau aturan.
Macam Macam Proses Berfikir
Jika dilihat secara garis besar, proses berfikir terdiri dari 2 macam yakni berfikir autistik dan juga berfikir realistik. Dengan berfikir autistik, maka individu bisa lari dari kenyataan dan melihat kehidupan hanya sebagai gambaran contoh fantasi dalam psikologi saja.
Sementara berfikir realistik atau disebut juga dengan reasoning atau nalar adalah berfikir untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang nyata. Namun Floyd L. Ruch [1967] menyebutkan jika ada 3 macam berpikir realistik yakni:
- Berpikir Deduktif
Deduktif adalah sifat deduksi yang berasal dari kata Latin deucere. Dengan begitu, kata deduksi yang diturunkan dari kata tersebut memiliki arti mengantar dari sebuah hal ke hal lainnya. Sebagai sebuah istilah penalaran, deduksi adalah proses berfikir atau penalaran yang bertolak dari preposisi yang sebelumnya sudah ada menuju ke preposisi baru yang akhirnya membentuk sebuah kesimpulan.
Reasoning yang deduktif bersumber dari pandangan umum atau general conclusion dan sumber filsafat berfikir atau philosophy thinking seperti yang berasal dari Plato dan juga Aristoteles.
- Berfikir Induktif
Induktif memiliki arti bersifat induksi. Sedangkan induksi merupakan proses berfikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan sebuah kesimpulan atau inferensi.
Berfikir induktif atau inductive thinking merupakan penarikan sebuah kesimpulan umum dari beberapa kejadian atau dara di sekelilingnya yang juga membutuhkan tips meningkatkan daya ingat. Dasarnya ialah observasi dan juga proses pemikiran yang sintesis.
- Berfikir Evaluatif
Berfikir evaluatif merupakan cara berfikir kritis, menilai antara baik dan buruknya, tepat atau tidaknya sebuah gagasan. Dalam berfikir evaluatif ini, seorang individu bisa menambah atau mengurangi sebuah gagasan dan menilai atas dasar kriteria tertentu.
Faktor Penghambat dan Pendukung Dalam Berfikir
Dalam proses berfikir, setiap manusia juga akan menghadapi beberapa faktor penghambat dan juga pendukung dalam berfikir berdasarkan tingkatan kesadaran dalam psikologi.
- Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam berfikit adalah bagaimana seseorang bisa melihat atau memahami sebuah masalah, situasi yang sedang dialami seseorang dan juga situasi dari luar yang dihadapi, pengalaman individu yang bersangkutan, bagaimana inteligasi orang tersebut, data yang kurang sempurna sehingga masih banyak data yang harus dicari dan juga data dalam keadaan membingungkan atau confuse sehingga bertentangan dengan data lainnya.
- Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung dalam proses berfikir diantaranya adalah keadaan emosi individu yang stabil, pendidikan yang sudah terpenuhi, memperlihatkan ciri ciri orang cerdas menurut psikologi dan sesuai dengan perkembangan individu, keadaan lingkungan sekitar yang mendukung proses berfikir, perkembangan intelektual individu dan juga sikap terbuka individu pada sebuah pengetahuan yang baru.
Fungsi Berfikir Dalam Psikologi
Ahli logika berpendapat jika ada 3 macam fungsi dari berfikir yakni untuk membentuk pengertian, membentuk pendapat dan juga membentuk kesimpulan.
Pembentukan Pengertian
- Manusia mengenal dua macam pengertian yakni pengertian empiris atau pengertian pengalaman dan juga pengertian rasionalis atau pengertian ilmiah.
- Pengertian empiris: Diperoleh dari pengalaman seperti contohnya susu dimanan dari pengalam kita dengan susu sehari hari, kita bisa mengetahui apakah susu tersebut. Pengertian pengalaman ini akan berubah atau bertambah sesuai dengan seberapa banyak pengalaman yang didapat dan hasilnya akan berbeda antar setiap individu.
- Pengertian rasionalis: Seseorang yang mempunyai pengertian ilmiah seperti contohnya tentang susu, maka akan mengetahui apa hakekat dari susu tersebut, bagaimana susu dan juga apa saja elemen elemen yang terdapat dalam susu.
Pembentukan Pendapat
Seseorang bisa membentuk pendapat jika mengatakan mengenai sesuatu yang lain. Sebagai contoh, seseorang mengatakan jika Anton adalah orang pandai dan memperlihatkan ciri ciri anak cerdas istimewa. Pendapat ini disebut dengan pendapat positif dan ada pula yang berpendapat negatif jika Anton bukanlah orang yang pandai. Selain itu, ada juga pendapat modalifet yang berfikir mungkin saja Anton pandai.
Masing masing pendapat ini nantinya akan dituangkan dalam bentuk kalimat yang terdiri dari pokok kalimat dan juga sebutan. Pokok kalimat berisikan tentang satu individu yang disebut dengan pendapat individual dan jika pokok kalimat berisi beberapa individu, maka disebut dengan pendapat particular.
Pembentukan Kesimpulan
Pembentukan kesimpulan merupakan proses membentuk sebuah pendapat yang berdasarkan atas beberapa pendapat lain bergantung dari jenis jenis meotde pembelajaran. Kesimpulan ini bisa dibedakan menjadi kesimpulan induktif, kesimpulan deduktif dan juga kesimpulan analagi.
- Contoh kesimpulan induktif: Besi memuai jika dipanaskan, air memuai jika dipanaskan sehingga kesimpulannya adalah semua benda akan memuai jika dipanaskan. Pada kehidupan sehari hari, seringkali kita mengambil kesimpulan hanya atas dasar 1 sampai 2 pendapat yang disebut dengan generaliasi dan jelas jika generalisasi seting tidak tepat atau meleset.
- Contoh kesimpulan deduktif: Manusia adalah fana [proporsi unviersal = mayor], Aristoteles fana [proporsi individual = minor] sehingga kesimpulannya adalah Artistoteles fana.
- Contoh kesimpulan analogi: Merupakan sifat proses pemecahan sebuah masalah atau reasoning dimana masalah simasi yang dihadapi dan belum siap dengan respon pemecahannya sehingga akhirnya membuat seseorang mengambil beberapa langkah jika bisa menanggapinya tidak sebagai sebuah masalah maka tidak berbuat apa apa.
Tingkatan Berfikir
Manusia memiliki beberapa tingkatan dalam berfikir yakni tingkat konkrit, tingkat skematis atau bagan dan ju ga tingkat abstrak yang merupakan salah satu dari macam macam teori belajar dalam psikologi.
- Tingkat Konkrit
Merupaka proses berfikir lewat bayang atau tanggapan khusus yang terjadi dari pengamatan panca indera yang bersifat konkrit. Berfikir dalam tingkatan ini mengandung kesadaran akan hubungan antara pengamatan satu dengan yang lain dan belum ada.
Sebagai contoh, tanggapan hanya khusus mengenai sebuah benda yang sudah pernah diamati. Tingkat ini dialami anak anak sebab mereka belum dapat menyusun pengertian untuk menguasai bayang atau tanggapan dalam fikiran sehingga membuat anak anak belum dapat berfikir secara cepat atau dengan kata lain masih memerlukan peraga benda yang konkrit.
- Tingkat Skematis
Tingkat skematis atau bagan adalah tingkat saat bayang atau tanggapan tidak lagi menjadi kegiatan yang konkrit dan seseorang sudah mempunyai gambaran umum. Untuk itu, seseorang sudah bisa membandingkan keadaan atau sifat dari banyak benda yang diamati sebab sudah mengetahui bagaimana cara membangun sikap kritis.
- Tingkat Abstrak
Tingkat abstrak adalah saat seseorang memakai pengertian yang dibagi atas beberapa golongan. Pada proses berfikir, seseorang tidak lagi membayangkan sebuah benda sebab alam fikiran sudah dipenuhi dengan pengertian umum sebagai bahasa.
Sedangkan dalam jiwa digunakan untuk menyusun pengertian atas dasar arah yang sudah ditentukan oleh problema atau soal yang harus diselesaikan. Aturan beberapa pengertian tersebut memiliki hubungan yang sudah dikuasai seperti hubungan sebab akibat, persamaan dan juga perbedaan.
Konsep berfikir dalam psikologi bisa dikatakan proses memanipulasi atau mengelola dan juga mentransformasi informasi ke dalam memori dimana terdapat macam macam berfikir yakni deduktif, induktif dan juga evaluatif. Dengan ini diharapkan jika seseorang bisa meningkatkan proses berfikir dengan cara yang kreatif.