Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Teori Peran Dalam Psikologi dan Manfaatnya

Teori Peran Dalam Psikologi dan Manfaatnya

by Bernadet Maress

Teori peran merupakan perspektif dalam psikologi sosial dan juga sosiologi yang beranggapan jika sebagian besar kegiatan yang dilakukan setiap hari menjadi pemeran dalam kategori sosial seperti guru, ayah, ibu dan sebagainya. Selain itu, teori peran atau role theory adalah gabungan dari banyak teori, orientasi dan juga disiplin ilmu yang juga masih digunakan dalam antropologi selain dalam sosiologi dan juga psikologi. Dalam ketiga ilmu tersebut, peran sendiri diambil dari dunia teater dimana seorang aktor harus bermain menjadi tokoh tertentu dan dalam posisi sebagai tokoh tersebut diharapkan untuk berperilaku tertentu yang kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat.

Konsep Teori Peran

Berdasarkan dari teori peran, pergaulan sosial sebetulnya sudha ada dalam skenario yang disusun masyarakat yang menjadi pengatur tentang apa dan bagaimana peran setiap orang dalam sebuah pergaulan. Menurut teori ini, jika seseorang sudah patuh terhadap skenario, maka hidupnya bisa berjalan secara harmoni. Namun jika menyalahi skenario, maka hanya mendapat cemooh.

Park memberi penjelasan mengenai dampak masyarakat terhadap perilaku abnormal atau normal dalam hubungan peran. Akan tetapi jauh sebelumnya, Robert Linton yang merupakan seorang antroplog sudah mengembangkan teori peran tersebut. Teori peran memberi gambaran mengenai interaksi sosial dalam terminologi aktor yang bermain sesuai dengan apa yang sudah menjadi ketetapan budaya. Menurut teori ini, harapan peran adalah pemahaman bersama yang akan menuntun seseorang untuk berperilaku dalam kehidupan setiap hari.

Menurut teori peran, seseorang akan memiliki peran tertentu seperti contoh sebagai siswa, guru, orang tua, peran ayah dalam keluarga, pria dan sebagainya yang diharapkan seseorang bisa berperilaku sesuai dengan peran tersebut. Contoh lainnya adalah seseorang yang mengobati orang lain dilakukan karena ia merupakan seorang dokter sehingga status tersebut membuat individu merasa harus mengobati pasien.

Sementara sosiolog bernama Glen Elder memperluas penggunaan dari teori peran dimana pendekatan yang digunakan bernama life course yang berarti jika setiap individu memiliki harapan pada setiap anggota agar memiliki perilaku yang sesuai dengan kategori usia dan berlaku pada masyarakat tersebut.

Pengertian Teori Peran

Dari sekian banyak sudut pandang membuat teori peran akhirnya disusun yang sebenarnya ada banyak teori peran dalam psikologi seperti beberapa pengertian teori peran berikut ini.

  • Cooley & Mead

Cooley and Mead menyatakan jika hubungan antara aktor dan target dilakukan untuk membentuk identitas person, self dan ego yang dipengaruhi olej penilaian atau sikap orang lain [target] yang sudah digeneralisasikan oleh aktor tersebut.

  • Secord & Backman

Secord dan Backman pada tahun 1964 menyatakan jika aktor memiliki posisi pusat atau vocal position. Sementara target menempati posisi padanan dari posisi pusat atau counter position.

Kegagalan Teori Peran

Berhubungan dengan peran yang dilakukan, tidak semua bisa menjalankan peran yang sudah melekat pada dirinya sehingga tidak sedikit rasa kurang berhasil terjadi dalam menjalankan peran tersebut. Pada ilmu sosial, ketidakberhasilan ini diwujudkan pada role conlict dan juga role stain.

  • Role conflict: Semua orang memiliki peran berbeda dan terkadang membawa harapan yang bertentangan. Role conflict sering terjadi pada individu yang memiliki beberapa peran yang berbeda sehingga jika peran tersebut memiliki pola kelakuan saling berlawanan meski subjek atau sasaran yang dituju sebenarnya sama. Bentrokan nantinya akan terjadi saat mentaati sebuah pola dan membuat individu harus melanggar pola lainnya yang kemudian menyebabkan dua macam konflik peran yakni konflik antara berbagai peran berbeda dan juga konflik dalam peran tunggal sehingga dibutuhkan cara menyelesaikan masalah menurut psikologi.
  • Role strain: Adanya harapan yang bertentangan dalam sebuah peran sama dinamakan dengan role strain yang disebabkan karena peran sering menuntut interaksi dari berbagai status berbeda. Pada tingkatan tertentu, setiap interaksi akan merumuskan peran berbeda sebab membawa harapan yang juga berbeda sehingga terlihat seperti 1 peran tunggal yang sebenarnya terdiri dari beberapa peran.

Faktor Penyesuaian Peran

Ada banyak faktor dan macam macam teori belajar dalam psikologi yang berpengaruh pada individu dalam menyesuaikan diri terhadap peran yang akan dilakukan, beberapa diantaranya adalah:

  • Kejelasan pengetahuan dan perilaku yang sesuai dengan peran tersebut.
  • Konsistensi respon orang yang sangat berarti pada peran yang dijalankan.
  • Keseimbangan dan kesuaian antara peran yang dilakukan.
  • Keselarasan budaya dan harapan individu pada perilaku peran.
  • Pemisahan perilaku yang menghasilkan ketidak sesuaian pada perilaku peran.

Proses Memperkecil Peran

Horton dan Hunt memandang jika individu kemungkinan tidak memandang sebuah peran dengan cara sama yang dilakukan orang lain. Kepribadian seseorang entah itu kepribadian impulsif atau lainnya akan berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut bisa merasakan peran. Ada beberapa proses umum yang dilakukan untuk meminimalisir ketegangan peran sekaligus melindungi diri dari perasaan bersalah.

  1. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah sebuah proses fenesif untuk mengartikan kembali sebuah situasi yang menyakitkan dengan istilah sosial dan pribadi bisa diterima. Rasionalisasi akan menutupi kenyataan konpfik peran yang kemudian mencegah kekerasan jika terdapat konflik.

Sebagai contoh, orang percaya jika semua manusia memiliki derajat yang sama namun tetap merasa tidak berdosa saat orang tersebut mempunyai budak dengan alasan budak bukanlah manusia namun benda yang dimiliki.

  1. Pengkotakan

Pengkotakan atau compartmentalization merupakan usaha memperkecil ketegangan peran dengan cara memberi pagar peran seseorang dalam kotak kehidupan yang terpisah. Hal ini kemudian membuat seseorang beranggapan seperangkat tuntutan peran pada waktu tertentu.

Sebagai contoh, politisi pada acara seminar akan berbicara dengan semangat mengenai pembelaan kepentingan rakyat. Namun kenyataan yang terjadi, ia masih melakukan korupsi dan merugikan kepentingan masyarakat luas yang dikenal dengan kepribadian impulsif.

  1. Ajudikasi

Ajudikasi adalah prosedur yang resmu untuk mengalihkan penyelesaian konflik peran sulit pada pihak ketiga yang membuat seseorang merasa bebas dari dosa dan tanggung jawab.

  1. Kedirian

Kedirian atau self mengartikan terkadang seseorang membuat pemisah secara sadar antara peran dan kedirian yang membuat konflik antara peran dan kedirian timbul sebagai bentuk dari konflik peran. Jika individu memperlihatkan peran yang tidak disenangi, maka mereka terkadang mengatakan jika hanya menjalankan apa yang harus dilakukan yang secara tidak langsung menjelaskan jika karakteristik sesungguhnya tidak bisa disamakan dengan tindakan yang dilakukan.

Manfaat Teori Peran

Manfaat mendasar dari teori peran adalah untuk menyediakan model perilaku pada sebuah situasi. Individu yang berasumsi mengenai karakter dan aktivitas seseorang dalam situasi nyata akan menganggap seolah olah situasi tersebut memang nyata yang menimbulkan gangguan mood dalam psikologi. Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan seorang aktor dalam sebuah drama. Bahkan, bermain akting juga sering dipakai untuk menggambarkan permainan peran.

Beberapa manfaat teori peran adalah resolusi konflik sekaligus cara untuk meneukan perilaku lebih terperinci yang dimanifestasikan atau sifat dari sebuah peran. Contohnya, fungsi sosial bisa menjadi provokasi individu untuk memperlihatkan sebuah perilaku. Akan tetapi meminta individu tersebut untuk melakukan sebuah kegiatan bisa menimbulkan hal kecil yang tidak bisa dijelaskan secara umum tentang kegiatan itu. Sebagai contoh lain adalah keampuhan dari teori peran adalah untuk deskripsi aktivitas yang tidak bisa memperlihatkan secara terperinci mengenai tindakan yang dilakukan.

Teori peran juga membantu untuk memberi penjelasan mengenai posisi sosial pada ekonomi, pendidikan, pemerintahan dan juga ilmu pengetahuan di antara sekian banyak kategori. Menggambarkan aktivitas seorang guru contohnya seringkali tidak bisa menangkap secara detail mengenai apa yang harus ditangani oleh seorang guru dalam kegiatan utama.

Semua implementasi teori peran mempunyai satu kesamaan yakni menghasilkan perilaku konforman dalam banyak kasus kemudian diinternalisasikan. Seseorang yang memainkan peran dalam situasi sukarela pada umumnya juga inging menyesuaikan diri seperti kenyataannya. Sedangkan aktor berpura pura untuk memainkan sebuah peran yang mungkin akan melebihi asumsi peran serta kemajuan dalam realitas yang ditiru. Sedangkan seorang pemimpin yang memakai teori peran untuk mengilustrasikan perilaku yang diinginkan bisa memperlihatkan niat dan tujuan dengan sangat jelas untuk mendapatkan peserta kelompok secara realisits meniru tindakan yang diperankan.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial sehingga manusia hanya bisa menjadi apa dan kepada siapa ia bergantung serta bergaul. Manusia tidak dapat hidup sendiri sebab jika hanya hidup seorang diri mengartikan jika ia bukanlah manusia. Teori peran dalam psikologi merupakan perspektif sosiologi dan psikologi sosial dengan macam macam sifat manusia yang beranggapan jika sebagian besar kegiatan yang dilakukan setiap hari akan menjadi pemeran dalam kategori sosial. Selain itu, setiap peranan sosial sendiri merupakan kumpulan hak, kewajiban, harapan, perilaku dan juga norma seseorang untuk menghadapi dan memenuhi sebuah situasi. Sehingga dalam teori peran ini, pergaulan sosial sebetulnya sudah terdapat dalam skenario yang sudah disusun oleh masyarakat sendiri yang mengatur tentang apa dan bagaimana peran masing masing manusia dalam pergaulan.

You may also like