Wirausaha atau entrepreneur adalah seseorang yang kreatif dan juga inovatif dalam menanggapi lingkungan sekitarnya sehingga kewirausahaan berarti perilaku. Sebagai perilaku, kewirausahaan juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dimana sebagian diantaranya dianggap sebagai faktor bawaan dan sebagian besar merupakan faktor didikan yang artinya diperoleh dari perjalanan hidup seseorang. Faktor faktor psikologis dan juga keputusan untuk mengeksploitasi nantinya akan bisa membantu seseorang untuk membuat keputusan yang berbeda dari orang lain dimana informasi dan juga keahlian sama serta karakter psikologis akan lebih berpengaruh dalam kemampuan untuk eksploitasi seperti sifat kognitif, motivasi, evaluasi diri, minat, peluang, keberanian untuk mengambil risiko, kreatif sekaligus inovatif dan juga bisa menghasilkan pola pikir kewirausahaan. Berikut akan kami jelaskan tentang beberapa faktor psikologis dalam wirausaha yang penting untuk anda ketahui sekaligus sebagai tips menumbuhkan jiwa wirausaha.
- Keinginan Untuk Bisa Mandiri
Seorang wirausaha biasanya terbentuk karena adanya keinginan untuk bisa mandiri yang mendominasi sikap hidup dalam bekerja. Individu tersebut tidak ingin bergantung pada orang lain dan jika bekerja dibawah pengaruh orang lain, maka akan menimbulkan konflik dengan atasan dan inilah yang memperkuat orang tersebut untuk bisa mandiri dan menjadi seorang wirausaha.
- Dorongan Untuk Mendapatkan Prestasi
Dorongan ini termasuk sebagai faktor kewirausahaan yang sangat penting sebagai cara mengenali potensi diri. Seorang wirausahaan yang berhasil biasanya akan mempunyai dorongan untuk bisa meraih prestasi yang tinggi dan kemungkinan akan memiliki peluang tinggi untuk menjadi wirausaha yang sukses. Dorongan untuk berprestasi ini dianggap sangat penting sehingga di sebagian besar negara sudah mengikutsertakan faktor tersebut di dalam kepribadian seseorang dengan melaksanakan pelatihan Achievement Motivation Training.
- Dorongan Mempengaruhi Orang Lain
Pada saat seorang wirausaha mulai mencoba untuk mewujudkan apa yang menjadi cita citanya, maka orang tersebut juga membutuhkan orang lain sehingga dorongan untuk bisa berpengaruh bagi orang lain juga sangat penting untuk mendukung keberhasilan usaha yang sedang dijalankan. Kebutuhan ini yang akhirnya menempatkan seorang wirausaha pada urutan pemimpin dan diakui sebagai seorang pemimpin yang memiliki salah satu dari macam macam kepemimpinan.
- Menghargai Pekerjaan Tangan
Dalam sebagian penelitian yang sudah dilakukan terlihat jika wirausaha yang berhasil biasanya akan lebih menghargai hasil pekerjaan tangan langsung jika dibandingkan dengan orang yang bukan wirausaha. Hal ini sangatlah maklum sebab yang bukan dihasilkan dari tangan dan keterampilan, maka orang akan melihat terlahirnya berbagai produk produk wirausaha.
- Belajar Dari Sebuah Pengalaman
Seorang wirausaha memiliki kecenderungan untuk lebih terbuka pada umpan balik yang diterima. Umpan balik akan menjadi bagian yang penting untuk mengoreksi sekaligus memperbaiki diri. Umpan balik ini bisa datang dari berbagai sudut seperti pengalaman, pekerjaan, lingkungan dan juga orang lain sehingga seorang wirausaha akan terlihat lebih luwes, gaya komunikasi dalam psikologi yang tidak kaku sekaligus berani berubah jika pada kenyataannya langkah yang ia ambil tidak lagi tepat guna.
- Menghargai Sebuah Hasil
Seorang wirausaha akan lebih mengutamakan hasil dan bukan dari cara. Sebagai individu yang lebih mementingkan hasil dan bukan cara, seorang wirausaha akan berorientasi dalam pemecahan persoalan dan tidak menghindar dari permasalahan yang sedang terjadi.
- Menabung Untuk Hari Depan
Wirausaha juga cenderung berhasil karena mereka dikatakan sangat senang menabung yang diperuntukkan untuk masa depan. Uang atau penghasilan dianggap para wirausaha sebagai sebuah modal, bahan baku yang bisa mewujudkan beberapa ide brilian dan tidak hanya sekedar anggaran untuk belanja yang habis dalam waktu cepat atau hanya sebagai sebuah cara membahagiakan diri sendiri.
- Menyadari Pentingnya Waktu
Seseorang yang selalu menyesali sebuah kegagalan dan mengingat keberhasilan di masa lalu maka tidak bisa hidup secara realistis atau pada kenyataan. Sedangkan untuk seorang wirausaha memiliki orientasi waktu yang bisa dikatakan seimbang. Masa depan akan dipandang sebagai sebuah ladang dari banyak peluang namun juga cukup pragmatis untuk hidup dan selalu memanfaatkan waktu yang ada sekarang ini. Untuk itu, seorang wirausaha bisa dikatakan lebih menghargai waktu dan sadar jika peluang akan tergantung dengan bagaimana kecepatan dalam melangkah dan ketepatan waktu.
- Memandang Jika Nasib Ditentukan Sendiri
Aplikasi ilmu psikologi dalam kewirausahaan ada dua macam cara seseorang dalam memandang beberapa akibat yang terjadi dalam dirinya. Pertama adalah pandangan jika beberapa akibat yang terjadi pada diri seseorang akan ditentukan dari faktor luar dirinya sendiri. Sedangkan yang kedua memiliki pandangan jika beberapa kejadian yang sudah dialami seseorang sebetulnya terjadi karena ulah yang diperbuat. Untuk para wirausaha akan lebih memandang dari cara pandang yang kedua sehingga kegagalan yang telah dialami tidak dianggap sebagai sebuah nasib buruk namun lebih kepada tindakan tidak tepat atau ketidakmampuan yang dimiliki.
- Berhitung Untuk Mengambil Risiko
Semua wirausaha yang memulai usahanya sendiri akan selalu berhadapan dengan banyak risiko. Wirausaha yang berhasil biasanya tidak memandang risiko sebelah mata dan tidak selalu menghindari risiko untuk mengamankan diri sendiri. Wirausaha biasanya berhasil sebab mereka selalu bisa memperhitungkan risiko yang akan dialaminya sebagai salah satu cara membangun sikap kritis.
- Locus of Control
Locus of control diartikan sebagai kepercayaan individu jika ia pasti mampu untuk mengendalikan lingkungan yang ada disekitarnya. Seorang wirausaha atau entrepreneur yang mempunyai internal locus of control akan bisa memanfaatkan segala peluang kewirausahaan. Mereka percaya jika bisa memanfaatkan sumber daya, peluang, mengorganisasi sebuah perusahaan sekaligus membangun strategi terbaik dengan menggunakan macam macam bakat yang dimiliki. Hal ini bisa terjadi karena kesuksesan pada saat menjalani aktivitas wirausaha akan tergantung dari keinginan seseorang untuk bisa percaya terhadap kekuatan yang ia miliki.
- Overconfidence
Overconfidence adalah kepercayaan terhadap pernyataan diri sendiri yang melampaui keakuratan dari data yang sudah diberikan. Sikap percaya yang terlalu berlebihan tersebut akan sangat membantu para wirausaha khususnya dalam membuat keputusan di sebuah situasi yang belum pasti dan informasi yang masih sangat terbatas. Seseorang akan melangkah dengan pasti pada saat menjalani keputusan meski kesuksesan yang ingin ia raih juga belum pasti. Hal tersebut bisa terjadi karena rasa optimisme, cara menghilangkan rasa minder dan overconfidence akan mendorong seseorang agar bisa memanfaatkan segala peluang usaha.
Dari beberapa riset juga mendukung teori jika overconfidence akan mendorong untuk memanfaatkan peluang usaha. Shane mempresentasikan jika dalam beberapa penelitian juga mendukung pernyataan tersebut. Sedangkan Gartner dan Thomas di tahun 1989 membuat survey dari 63 pendiri perusahaan software computer dan dari hasil memperlihatkan jika mereka lebih overconfidence dengan perkiraan rata rata penjualan 29% diatas penjualan tahun sebelumnya.
Seorang wirausaha akan lebih overconfidence jika dibandingkan dengan seorang manager. Dari penelitian Busenizt dan juga Barney pada tahun 1997 yakni membandingkan 124 pendiri perusahaan dan juga 74 orang manajer pada organisasi besar membuktikan jika pendiri perusahaan akan lebih overconfidence jika dibandingkan dengan manajer.
- Representatif
Representatif adalah keinginan untuk bisa meregenalisasi sebuah contoh sederhana yang tidak mewakili populasi. Bias yang dihasilkan representatif bisa mendorong seorang wirausaha untuk membuat keputusan sehingga ia akan lebih mudah ketika membuat keputusan khususnya pada keadaan yang tidak menentu dengan macam macam kecerdasan yang dimiliki. Dalam penelitian yang dilakukan Busenitz dan Barney pada tahun 1997 dengan membandingkan 124 pendiri perusahaan dengan 74 orang manajer juga membuktikan jika para pendiri perusahaan mempunyai representatif yang jauh lebih tinggi dibandingkan para manajer dan ini memperlihatkan jika pemecahan masalah antara wirausaha dengan manajer sangatlah berbeda.
- Intuisi
Sebagian besar wirausaha akan lebih memakai contoh intuisi dalam psikologi jika dibandingkan dengan analisis informasi dalam membuat sebuah keputusan. intuisi ini berguna untuk memberikan fasilitas pengambilan keputusan tentang ketersediaan dari sumber daya, organisasi dan juga membangun strategi yang baru. Dengan memfasilitasi dalam mengambil keputusan, maka argumen akan timbul dan intuisi akan meningkatkan performa pada kegiatan wirausaha.
Beberapa penelitian juga mendukung fakta tersebut dimana pada tahun 2003, Shane memberikan laporan tentang beberapa hasil dari penelitian. Allison dkk membandingkan antara 156 pendiri perusahaan dengan perusahaan yang terdaftar dalam British Publication Local Heroes sebagai perusahaan berkembang dengan 546 orang manajer. Dari hasil penelitian tersebut memperlihatkan jika pendiri perusahaan jauh lebih intuitif ketika mengambil keputusan jika dibandingkan dengan manajer.
- Ekstraversi
Ekstraversi berhubungan dengan sikap asertif, sosial, aktif, inisiatif, ambisi dan juga eksibisionis. Sikap ekstraversi akan membantu para wirausaha dalam mengeksploitasi segala peluang khususnya pada saat memperkenalkan kreasi atau ide mereka yang memiliki nilai pada para calon pelanggan, karyawan dan lain sebagainya. Sikap ekstraversi ini akan sangat membantu para wirausahawan dalam menggabungkan atau mengkombinasikan serta mengorganisasikan sumber daya dalam kondisi yang tidak menentu.
Faktor psikologi dalam wirausaha dalam urusan keberhasilan diantaranya adalah mempunyai karakter, pengendalian diri, tidak selalu berpangku tangan, motivasi, memiliki analisa kesempatan, pemikiran yang kreatif, percaya diri dan juga pemikir yang objektif. Sedangkan penyebab kegagalan dalam kewirausahaan diantaranya adalah tidak memiliki pengalaman manajemen cukup, kurang pintar merencanakan keuangan, tidak mampu menganalisa lokasi, terlalu konsumtif dan juga kurang ingin berkorban. Semuanya ini nantinya akan berpengaruh pada keberhasilan dari kewirausahaan yang dijalani seseorang apakah sukses atau gagal.