Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 7 Cara Mengatasi Anak Yang Over Acting

7 Cara Mengatasi Anak Yang Over Acting

by Benny Chen

Over-acting adalah tingkah laku pada seseorang yang berlebihan atau berpenampilan yang berlebihan. Jika anak anak anda overacting atau bertingkah laku yang berlebihan, waspada, bisa jadi anak Anda depresi. Menurut  Psikolog, salah satu ciri seorang anak yang sedang mengalami depresi adalah overacting. Hal ini tentu dilakukan anak sebagai mana caranya untuk meminta perhatian kepada orang tua atau orang di sekitarnya.

Anak yang overacting, atau juga yang sering dibilang nakal, seperti suka mem-bullying yang meresahkan kepada temannya, sebenarnya dia meminta perhatian. Atau jika anak anda berbuat kesalahan atau kenakalan, lantas dia akan merasa tidak nyaman kalau tidak dipukuli orang tuanya, itu berarti anak sudah depresi. Janganlah menggunakan aspek pola asuh otoriter kepada anak anda.

Beberapa faktor yang menimbulkan anak menjadi Overacting

  • Lingkungan baru menjadi anak lebih cepat mengekspresikan apa yang ada pada dirinya. Karena saat mereka dirumah mereka tidak punya media untuk memperlihatkan hal yang mereka punya. Bisa jadi karena kesibukan orang tua atau pola asuh kepada orang tua.
  • Ketika mereka bertemu dengan orang yang baru mereka butuh suport dan pujian dari orang lain. Makanya dari itu pentingnya ilmu parenting bagi tumbuh kembang anak yang perlu dipahami.
  • Suasana dirumah sepi atau hanya di temani seorang babysister, Akan tetapi kalau disekolah mereka punya banyak teman. Kita harus mencari tahu kesalahan fatal dalam mendidik anak yang harus dihindari.
  • Populer Janganlah salah sebagai orang tua memandang anak anak sekarang, mereka ingin menjadi lebih populer diantara teman-teman terkadang lingkungan barunya. Tidak hanya anak usia muda dan dewasa yang ingin populer tetapi juga anak-anakpun sama ada rasa yang kuat di dalam dirinya. Tetapi mereka tidak bisa mengexpresikan melalui kata-kata. Karena itu terkadang anak kecil sudah centil, tidak takut untuk bergaya di atas catwalk.
  • Bisa dikarenakan Overacting karena stress pada anak, atau despresi.

Berikut cara mengatasi anak yang over-akting.

1. Tegas, disiplin dan konsisten

membuat sebuah aturan jelas untuk anak yang over akting adalah sebagai satu langkah untuk membuatnya menjadi disiplin. Tegas kepada anak jika waktu bermain selesai, tidak mentoleransi waktu tidur yang mereka lewatkan untuk bermain dan belajar.

Melakukan dengan konsisten agar anak menjadi terlatih untuk disiplin. Dan selalu mencari penyebab anak tidak mau mendengarkan orang tua, semisalkan anak tidak mau mendengar apa yang orang tua arahkan, tidak perlu kasar tetapi tegas, selalu mencari cara mendidik anak agar patuh kepada orang tua.

2. Arahkan anak untuk menjadi terampil

Keaktifan yang berlebihan tersebut kita arahkan di tempat yang tepat, misalnya untuk kegiatan yang bisa mengasah kemampuan dan keterampilannya. disaat anak usia prasekolah, bisa dengan mengajari mereka untuk terampil menjadi mandiri. Contohnya memakai baju sendiri, makan sendiri dan memberikan ketrampilan seperti menggambar dan lain lain.

3. Ciptakan lingkungan aman untuk anak

Anak yang overakting bisa melakukan hal apa saja, bahkan anak bisa mengerjakan hal-hal yang bisa membahayakan untuk dirinya sendiri. Untuk menghindari hal itu, buatlah anak selalu berada dilingkungan yang aman. Ciri ciri sebagai orang tua yang baik adalah waspada akan keselamatan kepada anak.

4. Memberikan pujian kepada anak

Anak yang over akting ada kalanya berubah menjadi sedikit kalem. Gunakan kesempatan itu untuk memberikan pujian kepada anak. Pujian bagi anak merupakan suatu kebanggaan, sehingga saat mereka mendapatkan pujian, mereka akan lebih semangat untuk menjadi bersikap baik, dan mengetahui pentingnya Ilmu parenting bagi tumbuh kembang anak yang perlu dipahami itu merupakan langkah yang harus diambil.

5. Memperkenalkan permainan yang menarik

Anak-anak yang overakting perlu sekali diperkenalkan pada berbagai macam permainan. Yang bertujuan untuk mengendalikan keaktifan kepada anak. Dengan begitu, anak yang overakting bisa lebih kalem karena asik dalam permainan. Ini menjadi salah satu cara untuk anak yang over-acting.

6. Kelas kreativitas pada anak

Ikutkan mereka pada kelas kreativitas anak, akan membuat mereka lelah dan tersalurkan ke hal yang positive. Semisalkan kalau untuk perempuan kelas sanggar, dan laki laki kelas olahraga. Ini bertujuan untuk anak anak ke lebih ke hal-hal yang positive dan selalu bermanfaat untuk dirinya.

7. Jangan pernah melekatkan label negative pada anak

Ketika anak tidak mau mendengarkan orang tuanya, jangan pernah membentak anak. Semisalkan ”banyak gaya”, ”banyak tingkah”, sikap ini akan mengadopsi sifat negative. Biasakan lah berbicara positive dan membangun energi yang selalu positive disekitarnya, perlu diketahui peran ibu paling berpengaruh untuk di sekitar anak yang bertumbuh.

Seperti yang kita ketahui overacting berbeda dengan hiperaktif. Kalau hiperaktif, bukanlah semata untuk mencari perhatian, tapi memanglah anak yang tidak bisa diam. Disini kita juga diajarkan bagaimana cara menangani anak yang hyperaktif. Kita harus tetap memberikan dampak pola asuh demokratis anak.

Selain over acting, penyebab Anak Menjadi Pendiam dan Tertutup, ada juga anak yang sering murung, suka menyendiri di kamar, tidak mau makan, jika ditanya tidak ingin menjawab, itu juga merupakan salah satu ciri-ciri anak depresi.

Dalam perkembangan anak usia dini. Bukan sedikit kasus yang hampir sama di dalam sebuah perkembangan anak over-acting selama ini, seperti obesitas, introvert dan lain lain. Tetapi kita tidaklah boleh langsung menghakimi anak tersebut tetapi kita lihat dulu faktornya dan kita selalu memahami macam-macam pada ganguan pada anak.

Dan biasanya, anak-anak yang baru pertama kali sekolah lebih cenderung malu-malu untuk bertingkah laku berlebihan. Akan tetapi, ada beberapa anak yang punya bakat aktif, justru mereka akan semakin menunjukkan kreaktivitas kepada teman-teman barunya.

Mengasuh anak bukanlah berarti kita 100 persen memanjakannya. Anak itu juga semestinya harus tahu jika ada perbuatannya yang salah dan terkadang perlu mendapat hukuman agar ia tidak mengulangi kesalahanya lagi. Menghukum  anak sekali-kali dengan cara memukul diperbolehkan untuk mendidiknya.

Tetapi dengan memukulnya harus di tempat yang tepat, agar tidak terlalu sakit. Selain itu, saat memukul anak, janganlah pada kondisi orang tua yang sedang marah, agar energi emosional tidak tertransfer kepada anak.

You may also like