Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » Aspek-Aspek Pola Asuh Otoriter dalam Keluarga Menurut Psikologi

Aspek-Aspek Pola Asuh Otoriter dalam Keluarga Menurut Psikologi

by Derina Asta

Pola asuh otoriter biasanya sangat mempengaruhi sikap dan juga cara seorang anak bersikap serta berhadapan dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Khususnya ketika masa remaja, aspek-aspek pola asuh otoriter sering diterapkan sebagian orang tua sehingga tak jarang pola asuh mempengaruhi kepercayaan diri anak. Dimana masa tersebut adalah masa transisi seorang anak menuju dewasa dan juga melalui siklus perkembangan. Dalam masa tersebut terjadi cukup banyak sekali perubahan di anak remaja. Ada yang bisa memberikan perubahan ke arah lebih baik, namun ada juga perubahan ke arah yang lebih buruk. Karena hal tersebut tergantung dari psikologi keluarga masing-masing.

Ketika anak memasuki usia remaja, ada fase dimana perkembangan emosinya sudah sangat maju pesat. Dan pada usia tersebut juga biasanya menunjukkan sikap-sikap sensitif yang ada pada diri seorang anak, sehingga adanya pola asuh yang otoriter nantinya akan sangat mempengaruhi dari kehidupan anak tersebut. Untuk bisa mencapai sebuah kematangan emosi merupakan tugas dari orang tua agar bisa memilih-milih cara pola asuh yang terbaik untuk anaknya. Karena pada usia tersebut juga seorang anak sudah mampu mengenali perasaannya sendiri.

Adanya kecerdasan emosi akan sangat mempengaruhi dari pola pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua. Dimana hal tersebut juga merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mempersiapkan masa depan anak ke depannya. Agar nantinya bisa kuat dalam menghadapi segala macam tantangan yang ada di depannya. Nah, untuk itu dalam artikel kali ini kita akan membahas mengenai beberapa aspek-aspek pola asuh otoriter.

Baca Juga :


1. Aspek batasan perilaku

Pada aspek ini sebagai orang tua biasanya memang sangat memaksa dan juga bersikap sangat kaku. Sebenarnya pola perilaku atau cara pengasuhan ini juga biasanya cukup sering dilakukan, namun jika dilakukan terlalu keras, nantinya malah akan sangat mempengaruhi sikap anak ke depannya. Anak akan lebih menjadi seseorang yang terlalu berlebihan bahkan cenderung memiliki sikap yang kasar. Cara diktator yang ditunjukan orang tua juga bisa membuat anak sulit melakukan kontrol terhadap dirinya. Sehingga perlu diajari dan dilakukan berbagai cara lain agar membantunya dalam mengembangkan perilaku yang baik.

2. Aspek kualitas hubungan emosional

Aspek yang satu ini merupakan salah satu aspek dari pola pengasuhan yang harus dilakukan dengan baik. Dalam psikologi sosial kita diajarkan untuk bisa melakukan sosialisasi dengan orang banyak. Dan di dalam keluarga salah satunya dalam pola pengasuhan haruslah memiliki kedekatan diantara orang tua dan anak. Pendekatan yang dilakukan juga harus berkaitan dengan saling menghormati, antara orang tua dan anak, dan juga meyakini bahwa anak pada usia remaja memiliki batasan dan kontrol terhadap diri sendiri dengan baik. Da melalui pola jenis terapi perilaku kognitif akan mengajari mereka bagaimana memperlakukan dengan baik.

3. Aspek perilaku mendukung

Untuk aspek yang satu ini biasanya menunjukkan perilaku dari orang tua agar bisa tetap mengontrol anak, anak- anak pada usia remaja umumnya masih harus bisa dibantu dalam melakukan penyelesaian masalahnya. Namun kita pun sebagai orang tua harus bisa mengontrolnya. Melarang anak dalam melakukan perbuatan negatif juga diharuskan, namun tanpa bersikap otoriter yang terlalu keras pada anak. Namun sayangnya kebanyakan orang tua jaman sekarang memang lebih banyak memerintah dari pada memberikan penjelasan dengan baik. Padahal dengan memberi penjelasan dengan baik nantinya juga bisa membantu anak agar bisa melakukan penyelesaian masalahnya dengan baik.

4. Aspek tingkat konflik antara orang tua dan anak

Orang tua yang terlalu mengontrol terlalu jauh dan juga daripada mendukung dalam penyelesaian masalah lebih sering dikategorikan dalam aspek yang satu ini. Dalam aspek yang satu ini kebanyakan orang tua lebih sering melarang anaknya, bahkan dalam melakukan perilaku yang negatif dan juga memberikan sebuah hukuman. Adanya pola pengasuhan yang banyak menimbulkan konflik ini juga biasanya ditunjukkan secara terang- terangan, dna ada akhirnya malah akan bisa memunculkan sebuah konflik perkelahian diantara yang satu dan yang lainnya. hal ini lah mengapa peran orang tua dalam pembentukan identitas remaja sangatlah penting.

5. Aspek menjaga kecerdasan emosi

Dalam pola asuh otoriter juga ada yang dinamakan menjaga sebuah kecerdasan emosi. Anak- anak yang memiliki kecerdasan emosi yang baik biasanya memiliki pola asuh orang tua yang baik. Namun jika pola asuh yang di dapatkan nantinya akan membuat anak tersebut malah kesulitan untuk bisa menjaga kecerdasan emosinya dengan baik.

Dalam aspek-aspek pola asuh otoriter memang biasanya membuat orang tua mampu mengontrol anak sepenuhnya. Padahal dalam hal ini anak- anak yang menerima pola asuh tersebut akan sebaliknya, dia akan kesulitan mengatur dan mengontrol dirinya sendiri, bahkan dari sisi emosi yang dimilikinya.

Baca juga :

Dalam hal ini yang perlu anda perhatikan adalah dalam pola pengasuhan otoriter bisa membuat hubungan negatif diantara anak dan juga orang tua. Adanya siap otoriter yang dibiasakan orang tua juga akan mempengaruhi psikologis seorang anak. Dimana ada beberapa anak yang yang mendapatkan pola asuh otoriter malah berdampak membuat dirinya menjadi lebih penakut, mudah sekali tersinggung. Pemurung dan juga stress. Bahkan bisa juga berdampak pada anak tersebut yang sangat sulit untuk bersosialisasi dengan anak lainnya.

Satu hal lagi dampak yang bisa di dapatkan adalah memiliki kecerdasan emosi yang sangat rendah, padahal yang namanya kecerdasan emosi itu memiliki pengaruh yang sangat kuat pada sebuah perilaku yang ditimbulkan oleh seseorang. Khususnya terjadi pada anak- anak yang masih pada usia rentan peralihan atau usia anak remaja. Karena anak tersebut memang sedang mengalami kesulitan untuk melakukan kontrol terhadap emosi. Nah, untuk itu sebagai orang tua sebelum akan memberikan pola pengasuhan otoriter sebaiknya pikirkan terlebih dahulu, karena anak- anak umumnya tidak bisa menerima sepenuhnya mengenai pola asuh otoriter yang memang diterapkan oleh orang tuanya. Hal tersebut juga akan sangat membantu mengatur pola berpikir anak dan bisa lebih mengontrol emosi yang dimiliki anak tersebut.

Nah, berikut ulasan mengenai aspek-aspek pola asuh otoriter berikut penjelasan mengenai cara pola pengasuhan yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang tua, karena setiap anak memiliki keinginan dan juga tujuannya masing- masing. Sehingga sebagai orang tua yang harus kita lakukan adalah melakukan pengarahan dengan baik, tapi jangan sampai membuat anak tidak bisa mengontrol emosi bahkan keinginannya.

You may also like