Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 8 Kesalahan Fatal dalam Mendidik Anak yang Harus dihindari!

8 Kesalahan Fatal dalam Mendidik Anak yang Harus dihindari!

by Raehatul Jannah

Mendidik anak bukanlah suatu hal yang mudah. Terkadang banyak pada orang tua yang terlalu menekan dan mengekang anak untuk mengikuti segala kemauan mereka dengan dalih bahwa itu adalah yang terbaik. Tapi nyatanya, tanpa disadari pola asuh seperti itu justru dapat berakibat buruk bagi anak. Terkadang sebenarnya para orang tua sadar bahwa tindakan mereka tidak selalu benar, sering keliru dalam memahami kemampuan dan keinginan sang anak. Tetapi pada akhirnya mereka memilih menghiraukan kesadaran itu dan tetap melanjutkan cara mendidik yang sesuai kehendak mereka. Sampai pada akhirnya, cara pola asuh mereka dalam mendidik berdampak negatif pada perkembangan anak.

Jadi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti itu, ada baiknya Anda memahami dulu apa saja sih kesalahan-kesalahan fatal yang tidak boleh dilakukan dalam mendidik dan mengasuh anak?

Nah ini dia beberapa kesalahan fatal yang dilakukan orang tua dalam mendidik anak,

1. Terlalu Mengatur

Orang tua yang terlalu mengatur anak tanpa mengetahui dan mendukung hobi atau bakatnya merupakan sebuah kesalahan. Bukan maksudnya tidak boleh mengatur, hanya saja ada waktu dimana orang tua harus membiarkan anak melakukan hobinya. Tidak semua anak memiliki bakat yang sama, tidak semua anak mampu mengikuti dan menerima pilihan orang tuanya, tidak semua pilihan orang tua adalah benar. Biarkan mereka memilih apa yang menjadi kemampuannya, sampai disitu, orang tua hanya perlu mengawasi dan membimbing apa yang menjadi pilihan anak.

Jika orang tua terus memaksakan apa yang diinginkan mereka kepada anak, yang ada anak akank merasa bahwa mereka terkekang dan tidak dapat membuat pilihannya sendiri. Akibatnya suatu saat anak malah akan memberontak dan akan cenderung menjauhi kedua orang tuanya karena merasa orang tua tidak dapat memahami perasaan dan keinginan mereka dengan menekannya melakukan apa yang orang tua inginkan.

Cara mendidik seperti ini merupakan cara yang salah karena akan membuat anak memiliki resiko depresi dengan memperburuk kesehatan mentalnya.

2. Memanjakan Anak

Memanjakan anak memang tidak ada salahnya. Tapi jangan sampai berlebihan. Terlalu sering menuruti dan memenuhi apa yang diinginkan anak malah akan membuatnya menjadi tidak dewasa dan pemalas. Anak akan mengancam melakukan sesuatu yang buruk jika keinginannya tidak terpenuhi saat itu juga. Itu adalah taktik yang jitu karena anak merasa orang tua nya pasti tidak akan tega dan langsung memberikan apa yang anak mau tanpa bersusah payah dan berusaha.

Memberikan pujian secara berlebihan juga tidak baik. Anak akan menjadi pribadi yang jumawa karena menganggap segala hal yang dilakukannya adalah benar walau terkadang ada kalanya mereka keliru. Lalu membenarkan serta membela anak habis-habisan disaat nyatanya mereka bersalah adalah tindakan yang tidak baik juga. Hal itu akan membentuk karakter anak yang egois dan ingin menang sendiri.

3. Menegur Anak Secara Berlebihan

Jika anak Anda memang telah melakukan kesalahan, langkah yang perlu Anda sebagai orang tua ambil adalah dengan menasehatinya secara baik-baik. Jangan menegur atau memarahinya secara berlebihan apalagi sampai memarahinya di tempat umum. Karena memarahi anak berlebihan akan berdampak pada faktor psikologis nya, yang justru membuat mentalnya terguncang. Memarahinya seperti itu malah akan melukai harga diri anak dan membuat anak menjadi pemalu dan pesimis dalam melakukan sesuatu karena takut salah dan akan membuat anak berpikir akan dimarahi.

Maka dari itu, diskusikan lah masalahnya ditempat yang nyaman dan sepi dengan kepala dingin. Buat mereka merasa tenang dan dihargai dengan mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu alih-alih memarahinya.

4. Sering Membandingkan Kemampuan Anak

Kesalahan yang satu ini sering sekali terjadi. Banyak anak yang mengeluh bahwa orang tua mereka selalu membandingkan dirinya dengan orang lain seperti anak tetangga atau bahkan sering membandingkan sang anak dengan kakak atau adiknya. Sering membandingkan kelebihan-kelebihan orang lain dengan anak Anda akan membuat mereka merasa tidak berharga karena belum bisa memenuhi harapan orang tua. Hal ini akan berakibat buruk pada anak karena akan menimbulkan sifat pesimis dalam dirinya. Anak akan merasa bahwa apapun yang akan dilakukannya tidak akan pernah cukup dimata orang tua sebab akan selalu ada hal yang dibanding-bandingkan dengan orang lain.

Jangan meminta pada anak untuk menjadi seperti orang lain karena setiap anak berhak untuk menentukan impian mereka. Jika Anda terus membandingkan dan memaksa, itu hanya akan membuat anak merasa depresi dan menimbun amarah dalam dirinya. Anak juga akan menyalahkan dirinya sendiri karena merasa tidak berguna.

5. Mengharuskan Anak Menjadi Pintar

Biasanya orang tua akan melakukan segala cara untuk membuat anak nya menjadi pintar. Misalnya mendaftarkan anak mereka ke lembaga-lembaga les setelah mereka pulang sekolah. Memaksanya terus belajar agar mendapatkan nilai yang sempurna. Sah-sah saja memang untuk orang tua melakukan hal seperti itu, karena banyak juga anak yang memang mau belajar lebih dengan mengikuti suatu les. Tapi, jika memang anak tersebut tidak mau dan tidak sanggup, jangan sampai memaksakan kapasitas kemampuan mereka. Biarkan mereka belajar sesuai kemampuan yang mereka miliki. Gali apa kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh anak dan dukung mereka sesuai kemampuannya. Karena setiap anak terlahir dengan keistimewaan yang berbeda-beda. Terlalu memaksakan anak untuk penjadi pintar dan sempurna malah membuat anak menjadi tertekan dan stres karena merasa harus selalu memenuhi tuntutan orang tua nya.

6. Tidak Bangga dengan Prestasi Anak

Banyak orang tua yang tidak pernah memuji anak atas segala prestasi yang dimiliki. Tidak pernah memuji dan memberikan penghargaan atas keberhasilan sang anak. Bahkan ada pula orang tua yang meremehkan prestasi anaknya. Misalnya ada seorang anak yang berprestasi dalam bidang menggambar, tapi orang tua mereka tidak pernah merasa bangga karena menurutnya berprestasi dalam bidang pendidikan dan sains teknologi lebih berguna dibandingkan menggambar. Orang tua terlalu meremehkan prestasi anak sampai tidak membanggakan prestasi mereka.

Hal itu membuat anak merasa tidak dihargai dan tidak diinginkan dan akan berpikir bahwa usahanya untuk membuat orang tua bangga selama ini adalah sia-sia. Anak juga akan menjadi tidak percaya diri lagi pada kemampuannya dan berakhir dengan stres berkepanjangan.

7. Menjadi Contoh yang Buruk

Anak cenderung akan mencontoh dan mengikuti tingkah dan perilaku orang tua nya. Terlebih ketika mereka masih dalam masa pertumbuhan dan peralihan menuju dewasa. Jika orang tua tidak memberi contoh dan perilaku yang baik, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang buruk. Berikan anak teladan-teladan yang anak membentuk karakter baik agar ketika dewasa mereka tidak akan menjadi anak yang kasar dan tidak tahu sopan santun. Anak yang kasar biasanya cenderung akan dijauhi oleh teman-temannya.

8. Terlalu Overprotektif

Orang tua yang terlalu berlebihan dan ikut campur dalam segala keputusan anak akan membuat anak tidak akan pernah bisa mengambil keputusannya sendiri. Anak jadi kehilangan jiwa pemimpin dan tegas dalam diri mereka.

Orang tua yang terlalu melindungi anak dari berbagai hal dan terlalu banyak melarang anak melakukan keinginannya juga tidak lah baik. Anak akan menjadi individu yang penakut dan cenderung tidak berani dalam mengambil risiko. Anak juga akan memiliki sifat pemberontak bila orang tua terlalu overprotektif.

8 kesalahan fatal dalam mendidik anak seperti yang sudah saya jelaskan diatas merupakan kesalahan-kesalahan yang sering Anda sebagai orang tua lakukan secara sadar atau tidak sadar. Maka ada baiknya Anda para orang tua merenungkan lagi bagaimana caranya mendidik dan menerapkan pola asuh yang baik untuk anak agar tidak terjadi kesalahan dalam mendidik. Karena jika anda terus mengabaikan kesalahan-kesalahan itu, tidak menutup kemungkinan kesehatan mental anak Anda akan terganggu, yang akan berpengaruh pada kehidupan dewasa mereka.

You may also like