Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 6 Penyebab Anak Menjadi Pendiam dan Tertutup

6 Penyebab Anak Menjadi Pendiam dan Tertutup

by Raehatul Jannah

Anak yang pendiam dan tertutup tentu saja akan menyulitkan mereka saat berinteraksi dengan banyak orang. Akan tetapi, pasti ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak tersebut menjadi pendiam dan tertutup seperti itu.

Sebagai orang tua, apabila Anda mendapati anak Anda cenderung pendiam, kurang aktif dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan banyak orang, cobalah untuk perhatikan tingkah laku anak, cari tahu apa yang terjadi terhadap anak, serta rajin-rajinlah membuka obrolan dengan anak dan dengarkan keluh kesahnya. Sebab pasti ada suatu hal yang membuat akan bersikap demikian.

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi pendiam dan tertutup.

1. Trauma psikis

Dampak yang ditimbulkan dari trauma memang sangat lah serius, salah satunya adalah membuat anak menjadi pendiam dan tidak mau banyak berbicara dan cenderung menghindar dari banyak orang. Trauma psikis bisa terjadi pada anak yang jiwanya pernah terguncang akibat mengalami, melihat, dan mendengar peristiwa yang menyakitkan.

Seperti misalnya anak tersebut adalah korban dari gempa besar atau bencana alam besar lainnya, pernah menjadi korban pelecehan seksual maupun fisik, ataupun pernah menjadi korban kecelakaan yang membuat anak pada akhirnya mengalami stress kronis. Biasanya, selain menjadi pendiam dan menghindar dari banyak orang, anak juga akan cepat marah dan kehilangan minat untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya.

2. Merasa tidak percaya diri atau insecure

Merasa tidak percaya diri atau insecure juga dapat membuat anak menjadi pendiam. Anak akan merasa bahwa dirinya tidak bisa lebih baik ataupun lebih unggul dari pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Anak yang merasa bahwa dirinya memiliki banyak kekurangan dan berakhir akan membuat anak menjadi tertutup.

Dan juga menghindar dari banyak orang akibat rasa tidak percaya dirinya yang terlalu besar dan merasa bahwa dirinya tidak sebanding dengan orang-orang. Oleh sebab itu, jangan pernah mengejek atau menyudutkan kekurangan anak, sebab setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

3. Pola asuh orang tua dalam mendidik anak

Pola asuh orang tua dalam mendidik anak juga dapat menyebabkan anak menjadi pendiam dan tertutup bukan hanya kepada orang tua, melainkan terhadap lingkungan di sekitarnya juga. Hal itu disebabkan karena pola asuh orang tua yang otoriter, menuntut, dan overprotektif terhadap anak.

Biasanya orang tua yang terlalu kaku, ketat, dan keras (strict parents) seperti itu sering sekali membatasi anak dalam melakukan sesuatu yang menurut mereka hal tersebut tidak baik atau tidak sesuai dengan kehendak orang tua, dan juga biasanya orang tua akan membatasi anak mereka mengenai masalah pergaulan dengan teman-temannya.

Tentu saja hal tersebut akan menyulitkan anak ke depannya. Sebab anak akan kesulitan mengetahui dan mengasah keterampilannya. Di samping itu, anak juga akan kesulitan bersosialisasi dengan teman sebayanya.

4. Introvert

Apabila tidak ada masalah yang berarti terjadi di sekelilingnya, mungkin saja anak Anda memang memiliki kepribadian introvert. Sebab anak yang introvert memang sering kali lebih pendiam dan lebih senang menghabiskan waktunya sendiri dengan melakukan hal yang disukainya.

Karena menurutnya, berinteraksi dengan orang banyak akan membuatnya terlalu lelah. Akan tetapi, bukan berarti anak yang memiliki kepribadian introvert tidak bisa bersosialisasi dengan banyak orang, mereka hanya cenderung membatasi siapa saja orang yang nyaman untuk berbicara dengan mereka.

Karena daripada banyak berbicara, anak dengan kepribadian introvert akan lebih banyak diam dan menjadi pengamat yang baik untuk orang-orang di sekitarnya.

5. Pemalu

Anak yang mempunyai sifat pemalu biasanya memang akan sangat susah untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan banyak orang. Dan biasanya, anak yang pemalu juga akan cenderung lebih pendiam sebab mereka akan merasa kebingungan bagaimana memulai pembicaraan dengan banyak orang.

Selain itu, hal lain yang membuat anak pemalu sangat pendiam dan tertutup adalah karena sulitnya mereka akrab dan menyesuaikan diri dengan orang lain, terlebih apabila sedang berada di tempat yang asing.

Anak yang memiliki sifat pemalu memang wajar, akan tetapi apabila keadaan tersebut terus berlanjut di kemudian hari, hal tersebut tentu saja akan menyulitkan kehidupan anak ke depannya.

Misalnya saja anak akan mudah mengalami gangguan kecemasan apabila berinteraksi dengan orang banyak, tidak bisa mandiri sebab selalu berada di belakang orang tua, dan tidak akan mempunyai teman.

6. Korban perundungan atau bullying

Dampak trauma akibat bullying terhadap korban memang banyak, selain berakibat pada fisiknya, salah satu lainnya adalah membuat korbannya mengalami berbagai jenis trauma psikologis. Biasanya anak yang sering menjadi korban bullying di sekolah ataupun di lingkungan sekitar anak adalah karena anak tersebut di nilai lemah dan tidak bisa membalas ataupun memberontak kepada pelaku bullying.

Anak akan memilih diam dan menerima semua perlakuan pelaku. Akibat hal itu, anak yang menjadi korban bullying akan mengalami perubahan dalam sikapnya sehari-hari. Misalnya anak akan menjadi lebih pendiam, tertutup, sering menyendiri, phobia sosial, sulit makan, stress, dan tidak bisa terbuka terhadap orang tua.

Beberapa faktor yang telah dijelaskan tersebut, seperti trauma psikis, tidak percaya diri, pola asuh orang tua, introvert, pemalu, dan korban bullying merupakan faktor yang sering terjadi dan di alami oleh anak yang membuat anak menjadi pendiam dan tertutup. Maka ada baiknya untuk orang tua selalu memerhatikan tingkah laku anak serta terapkanlah pola asuh yang cocok sesuai kriteria anak.

You may also like