Jika ditanya apakah parenting atau cara mengasuh itu sangat dibutuhkan atau tidak? Maka jelas bahwa parenting itu sangat dibutuhkan dan wajib diketahui terutama bagi para orang tua atau teruntuk kalian para calon orang tua. Pola asuh sangat penting untuk diketahui karena gaya pengasuhan orang tua akan sangat berpengaruh pada tumbuh kembang anak yang akan terbawa ketika mereka dewasa nanti.
Maka dari itu, para orang tua wajib untuk mengetahui ilmu terkait pola pengasuhan atau parenting yang baik bagi anak.
Parenting merupakan ilmu yang mempelajari dan berhubungan dengan pola atau cara pengasuhan dan pendidikan terhadap anak. Memastikan anak-anak sehat, aman, tumbuh menjadi pribadi yang produktif, dan paham nilai-nilai budaya serta norma yang ada.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Parenting merupakan sebuah interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak dalam tujuan untuk mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual.
Sebagai orang tua, Anda tidak usah merasa akan kebingungan ketika memikirkan bagaimana caranya mendidik anak yang baik ketika mereka di rumah atau disekitar pengawasan Anda. Karena ada banyak hal-hal sederhana dan menarik yang bisa Anda selaku orang tua ajarkan kepada anak-anak Anda. Misalnya seperti membiarkan mereka membantu Anda memasak atau berkebun. Hal seperti itu secara tidak langsung dapat membuat anak mendapat pembelajaran yang berharga, seperti mengajarkan anak melatih kesabaran dan belajar untuk tidak menyia-nyiakan sesuatu. Atau mengajarkannya untuk mulai merapikan mainan-mainan juga tempat tidurnya sendiri agar ia bisa lebih mandiri dan sedikit demi sedikit menghilangkan sifat manjanya.
Jika Anda masih agak kurang paham mengenai parenting dan takut bahwa cara pengasuhan Anda sebagai orang tua masih belum benar, berikut akan saya paparkan jenis-jenis pola dalam pengasuhan.
Jenis-jenis pola asuh menurut Diana Baumrind
1. Pola asuh Otoriter (Authoritarian parenting)
Orang tua yang memiliki pola asuh ini biasanya terlihat dari cara mereka yang terlalu membatasi dan menghukum ketika anak melakukan suatu kesalahan. Orang tua dengan pola pengasuhan ini mendesak anak supaya mengikuti kemauan mereka. Mereka membatasi ruang gerak dan imajinasi anak yang menurutnya tidak sesuai atau bertentangan dengan apa yang dipikirkan oleh orang tua karena orang tua merasa mereka lebih tahu mana yang terbaik. Mereka juga tidak segan memberikan hukuman fisik dan menunjukkan kemarahan kepada anak saat anak dirasa melakukan kesalahan. Akibatnya anak akan sering ketakutan, komunikasi yang tidak lancar dan tidak percaya diri.
2. Pola Asuh Demokratis/otoritatif (authoritatif parenting)
Orang tua yang memiliki gaya pengasuhan ini biasanya terlihat ketika dimana orang tua mendorong anak untuk mandiri namun orang tua tetap memberikan batasan dan kendali pada tindakan anak. Orang tua memberi kebebasan untuk memilih dan melakukan tindakan meski masih dalam pengawasan. Komunikasi mereka juga terbilang lancar sebab dari orang tua maupun anak saling memberikan pendapat masing-masing dan saling mendukung satu sama lain.
Anak-anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis ini akan terlihat dewasa, mandiri, ceria, bisa mengendalikan dirinya, berorientasi pada prestasi, dan bisa mengatasi stres dengan baik.
3. Pola Asuh Permisif (Permissive/indulgent Parenting)
Orang tua yang menerapkan pola asuh ini biasanya memiliki gaya pengasuhan dimana orang tua tidak pernah berperan dalam kehidupan anak. Anak diberikan kebebasan untuk melakukan apapun tanpa orang tua merasa perlu untuk mengawasi anak-anaknya. Orang tua mengabaikan tugas inti mereka dalam mengurus anak, yang dipikirkan hanya kepentingannya saja. Orang tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan, hanya membimbing anak seperlunya yang membuat anak menyukai hal itu sebab mereka merasa lebih bebas dan tidak diatur. Orang tua yang memiliki pola asuh ini seperti tidak memikirkan dan mengkhawatirkan bagaimana perkembangan kehidupan anak kedepannya karena terlalu membebaskan mereka. Yang akan terjadi pada anak yang berada dalam pola asuhan ini biasanya sering Melakukan pelanggaran-pelanggaran, tidak dewasa, dan kurang sopan.
4. Pola Asuh Situasional
Gaya pengasuhan ini orang tua memang terlihat sangat terlibat dengan anak, akan tetapi orang tua tidak terlalu menuntut dan tidak selamanya mengontrol anak. Orang tua dengan pengasuhan ini membiarkan anak melakukan sesuka hati selama masih dalam hal yang baik dan benar. Mungkin pola pengasuhan ini terlihat baik karena orang tua tetap terlibat dengan anak walaupun orangtua tidak terlalu menuntut dan mengontrol. Memang kelihatannya seperti win-win solution bagi kedua belah pihak karena terasa menguntungkan. Akan tetapi dampak pola pengasuhan ini bagi anak adalah menjadikan mereka tidak dewasa, manja, dan sulit menyadari adanya peraturan juga sulitnya berhubungan baik dengan temannya.
Dampak dari keempat pola pengasuhan ini merupakan gambaran yang biasa terjadi di sekeliling kita. Dampaknya mungkin berbeda pada setiap keluarga karena bisa saja ada faktor lain yang memengaruhinya. Tapi meskipun begitu, para orang tua harus tetap mengusahakan dan memastikan untuk memberikan anak-anaknya pola pengasuhan yang baik agar anak tumbuh menjadi individu yang baik, sopan, percaya diri, produktif, dan sukses.
Karena ketika orang tua salah dalam menerapkan pola pengasuhan yang baik dan benar, hal itu tentu saja akan berimbas kepada anak sebagai korban. Dengan pola asuh yang salah anak kemungkinan besar bisa saja terjerat ke dalam pergaulan yang salah, seperti terjebak dalam lingkaran seks bebas, narkoba, perjudian, atau tindakan tidak terpuji dan kriminal lainnya.
Inilah beberapa perilaku akibat orang tua menerapkan pola asuh yang salah;
- Anak menjadi mudah tersinggung/baperan. Biasanya ini terjadi karena mereka merasa kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua.
- Menjadi sering berbohong. Anak akan sering berbohong disebabkan karena orang tua biasanya bereaksi berlebihan dari kesalahan yang dilakukan oleh anak. Sehingga anak akan terpaksa berbohong karena takut akan reaksi dari orang tuanya. Hal itu malah akan membuat anak menjadi kebiasaan dalam berbohong.
- Sering merasa ketakutan. Orang tua yang selalu melarang anaknya melakukan sesuatu sebab merasa khawatir yang berlebih pada anak akan berdampak anak selalu merasa takut dalam melakukan suatu hal dalam mencapai rintangan menuju kesuksesan dalam hidupnya.
- Iri hati. Orang tua terkadang selalu membanding-bandingkan anaknya entah itu dengan orang lain atau bahkan dengan saudaranya sendiri. Hal itu akan membuat anak merasa minder dan tidak percaya diri dengan kemampuannya karena anak merasa orang lain selalu lebih unggul dari dirinya.
- Manja dan terlalu bergantung pada orang lain. Orang tua yang selalu ikut campur dan melarang ini dan itu pada anaknya akan membuat anak tidak dapat mengambil keputusan sendiri untuk hidupnya. Anak juga akan menjadi manja dan tidak bisa mandiri karena merasa selama ini orang tuanya selalu membantunya dalam segala hal. Hal itu akan membuat anak tidak akan bisa berdiri sendiri jikalau suatu saat ia terpuruk.
Orang tua perlu tahu dan mengingat bahwa ilmu parenting merupakan hal yang sangat penting dalam mendidik anak. Bagaimana caranya berbicara pada mereka dan bagaimana caranya mengasuh mereka supaya menjadi individu yang baik.
Maka dari itu, orang tua perlu mengetahui beberapa hal yang perlu dilakukan untuk dapat memberikan pola pengasuhan yang baik pada anak:
- Berikan mereka pujian atas usaha yang telah dilakukan oleh anak
- Hindari dan jangan sampai orang tua memberikan trauma pada fisik dan terutama pada psikisnya
- Berikan mereka kasih sayang yang penuh
- Jangan pernah membanding-bandingkan anak dengan siapapun
- Selalu memberi motivasi dan semangat pada anak, apalagi ketika mereka merasa tertekan dan stres. Juga hargai usaha mereka saat berhasil maupun tidak. Jangan otoriter atau memaksakan segala sesuatu pada anak
- Aktif berkomunikasi dan lakukanlah pembicaraan dua arah agar anak merasa dimengerti dan dihargai
- Ciptakan lingkungan yang positif agar dapat mendukung dan mengembangkan bakat atau kreativitas anak agar mereka lebih percaya diri.
Setelah mengetahui beberapa jenis pola asuh beserta penjelasannya. Anda sebagai orang tua mungkin langsung memahami mana dan bagaimana pola pengasuhan yang baik untuk anak. Dan Anda pun pasti tahu bahwa pola pengasuhan yang salah akan berdampak buruk pada anak seperti apa yang sudah dijelaskan diatas. Maka dari itu, janganlah Anda merasa bosan untuk belajar menjadi orang tua yang baik dengan terus belajar dan memahami berbagai ilmu parenting. Karena parenting merupakan ilmu yang sangat berperan penting dalam tumbuh kembangnya anak.