Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » 10 Tujuan Asesmen Dalam Psikologi Klinis

10 Tujuan Asesmen Dalam Psikologi Klinis

by Derina Asta

Asesmen sendiri memiliki pengertian sebuah cara pengumpulan sebuah informasi yang digunakan untuk beberapa keputusan mendasar suatu tindakan yang akan dilakukan, sehingga dari sebuah tindakan tersebut nantinya akan ditindak lanjuti dan dikomunikasikan oleh pihak-pihak terkait atau sebuah tim penilai.

Assesmen sendiri merupakan sebuah proses dimana  saat dilakukan pengumpulan beberapa informasi yang akan digunakan nantinya untuk  melakukan penegakan sebuah diagnosa, adapun beberapa cara untuk mendapatkan suatu informasi kita dapat melihat apakah mudah atau sulitnya tergantung dari permasalahan yang sedang terjadi dan dialami, sehingga adanya kelebihan maupun kekurangannya yang dimiliki oleh seseorang tersebut tergantung bagaimana seseorang tersebut menyikapnya.

Biasanya pengumpulan informasi yang sudah dikumpulkan nantinya akan digunakan dalam menunjang sebuah keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan oleh orang tersebut.

Proses Assesment

Proses dari asssesment sendiri terdiri dari 4 komponen diantaranya

  • Planing data collection procedurs
  • Collecting assesment data
  • Processing Assesment Data
  • Communicating assesment data.

Sebenarnya dalam kegiatan sehari-hari pun kita seringkali melakukan sebuah asesment, dimana saat akan bertemu seseorang kita akan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai orang tersebut, sehingga dapat memproses informasi yang kita dapatkan tersebut dan diinterpretasikan. Biasanya informasi yang dicari berupa latar belakang, macam-macam tingkah laku dalam psikologi serta sikap seseorang tersebut atau juga karakter yang dimilikinya, sehingga setelah mengumpulkan beberapa informasi tersebut kita bisa mengetahui bagaimana kita harus bersikap terhadap orang yang akan kita temui tersebut.

Biasanya cara kita menggali informasi dapat disesuaikan dengan beberapa jenis teori yang nantinya akan digunakan, assesment tersebut sendiri berkaitan dengan latar belakang, kepribadian, sifat, tingkah laku, cara orang tersebut bersikap, keadaan lingkungan sosial dan keluarga sampai interaksi yang orang tersebut lakukan pada orang lain.

Adapun beberapa cara mendapatkan informasi untuk ditarik sebagai kesimpulan bisa dilakukan dengan cara subjektif klinis dan juga objektif statistik. Dalam metode penelitian psikologi erdapat depth interview, dimana kita dapat melihat dari suatu latar belakang seseorang apakah terdapat gangguan secara sadar, untuk itu dalam melakukan depth interview dibutuhkan dalam bentuk suatu cerita untuk mengarahkan yang terjadi pada pengalaman seseorang tersebut.

Teknik Interview

Beberapa teknik dalam melakukan interview bisa gunakan sesuai dengan keperluannya masing diantaranya manfaat tes psikologi dalam bidang klinis, beberapa diantaranya teknik-teknik tersebut:

  • Narrowing questions, dimana saat awal mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan cara lebih luas, dan untuk selanjutnya bisa dilakukan secara mendetail. intinya untuk dapat mengetahui sikap klien yang mengungkapkan sejujur-jujurnya.
  • Progressing questions, yaitu dengan cara saat awal akan memberikan suatu pertanyaan bisa mengenai tentang suatu hal yang ingin diketahuinya, lalu bisa dilanjutkan dengan sebuah pertanyaan yang sangat mendetail secara progresif.
  • Embedding question, yaitu dengan cara saat kita akan mengajukan sebuah pertanyaan namun disembunyikan ke dalam suatu pertanyaan lain yang lebih signifikan
  • Leading questin, yaitu dengan cara memberikan suatu pertanyaan dengan cara hati-hati agar nantinya bisa lebih terarah kepada tujuan pertanyaan kita.
  • Haldover Question, yaitu dengan menahan atau menunda suatu pertanayaan yang ingin kita ajukan di saat klien sedang menceritakan sesuatu, hal ini bertujuan agar kita menanyakan sesuatu tersebut di saat yang tepat.
  • Projective question, yaitu menanyakan sesuatu untuk dapat mengetahui sebuah nilai klien pada diri sendiri atau juga terhadap orang lain tentunag suatu hal tertentu.

Jenis Planning Data

Planning data collection procedurs sendiri memiliki tingkatan diantaranya

  • Pola respon somatis, somatis golongan darah, riwayat penyakit
  • Berat badan, fisik, jenis kelamin, kulit, bentuk tubuh
  • Nama, umur, tempat tinggal, status perkawinan, telepon, pekerjaan
  • Kebiasaan yang sering dilakukan, keterampilan, koordinasi mata dan tangan
  • Emosis, lingkungan sosial, karakteristik
  • Pendidikan, minat, hobi
  • Self description

Tujuan Asesmen

Setelah mengetahui dari beberapa jenis planning data collection prosedurs disini juga kita dapat melihat dan memahami dari tujuan dilakukannya asesmen pada psikologi klinis, diantaranya:

  1. Klasifikasi Diagnostik

Biasanya untuk dapat mengetahui jenis yang tepat dari klasifikasi diagnostik, kita bisa melakukan cara yang bergantung dari pemahaman klinis pada keadaan orang yang akan kita temui nantinya, bila untuk keperluan seperti penelitian biasanya yang perlu diketahui seperti penyebab dari suatu kejadian atau gangguan pada validitas dan juga reliabilitas diagnostik yang akan ditegakkan

  1. Untuk Dapat Mengetahui Deskripsi

Umumnya dalam psikologi klinis untuk dapat memahami sebuah content dari seseorang yang akan kita temui pertama kali kita harus dapat mempertimbangkan mengenai beberapa spek seperti budaya orang tersebut, fisik dari orang tersebut hingga perilaku sosial dari orang tersebut. Sehingga nantinya kita dapat mengetahui deskripsi dari orang yang akan ditemui nantinya.

  1. Untuk Mengetahui Prediksi

Tujuan yang ketiga dari asesment dalam psikologi klinis yaitu agar kita dapat memprediksi mengenai dari karakteristik dan juga perilaku dari orang yang akan kita temui nantinya.

Contohnya saja dalam melakukan metode klinis kita diminta untuk menyeleksi pekerjaan pada posisi tertentu pasti dalam kasus ini tentunya akan melakukan asesment pencarian data dan informasi yang akan dijadikan dasar untuk menyeleksi orang tersebut.

  1. Untuk Menyeleksi Kekurangan yang Tidak Disadari

Dalam psikologi klinis tentunya saat kita akan melakukan asesment terdapat beberapa poin yang sangat penting untuk bisa kita jadikan sebagai acuan dalam menyeleksi segala hal-hal yang kurang nantinya, agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.

  1. Untuk Memahami Psikis Seseorang

Dalam memahami psikis seseorang diperlukan suatu cara seperti melakukan pemahaman terhadap suatu kondisi yang terjadi,  agar lebih mudah dalam memahami karakter seseorang yang akan kita temui nantinya.

6. Mengurangi Bias yang Muncul Saat Proses Assesment

Terkadang ketika kita mencari tahu dengan beberapa informasi yang di dapat, tentunya masih saja ada kejanggalan ataupun kekurangan  yang belum bisa dikatakan sempurna untuk itu dalam psikologi klinis setidaknya semua akan jauh lebih jelas dan tidak terjadi kebiasan yang nantinya akan dipertanyakan secara terus menerus

7. Untuk Dapat Mengklasifikasikan Perilaku (Hubungan Perilaku dengan Sikap)

Dalam hal tujuan lain dari dilakukannya asesment secara psikologi klinis yaitu  agar mendapatkan informasi yang jauh lebih relevansi untuk pengambilan sebuah keputusan sehingga secara umum perilaku dari klien atau orang yang sedang kita asesment akan terlihat dari klasifikasi perilakunya.

Lainnya

  • Untuk Dapat Mengetahui Prestasi Klien
  • Untuk Melihat Deskripsi Perilaku
  • Supaya Mengetahui Lebih Luar Dari Diri Klien

Sampai disini dulu sobat pembahasan mengenai tujuan asesmen dalam psikologi klinis kali ini ya. Sampai ketemu di artikel selanjutnya yang tentunya tidak kalah menarik. Salam hangat psikologi. Baca juga mengenai manfaat mempelajari psikologi.

You may also like