Membahas tentang paradigma kognitif dalam psikologi klinis tentu saja tidak akan jauh-jauh dari pembahasan mengenai taksonomi pendidikan. Aspek kognitif merupakan salah satu dari tiga domain utama yang ada dalam taksonomi pendidikan berdasarkan teori dari Benjamin S. Bloom (dikenal sebagai taksonomi Bloom). Bloom menjelaskan bahwa ada tiga fundamental dari taksonomi pendidikan di antaranya adalah aspek afektif, aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Aspek afektif lebih banyak berbicara mengenai sikap dan kemauan seseorang dalam belajar. Aspek kognitif merupakan bagian dari penalaran atau cara berpikir selama proses belajar. Sementara untuk aspek psikomotorik merupakan keterampilan seseorang dalam mempraktekkan apa yang sudah ia pelajari. (Baca juga: pendekatan fenomenologi dalam psikologi klinis)
Aspek kognitif ini memiliki paradigma tersendiri di dalam psikologi klinis. Banyak tokoh yang menjelaskan pula mengenai psikologi kognitif tersebut. Paradigma atau cara pandang tersebut terus berkembang seiring dengan majunya zaman. Dari sini, kita bisa tahu bahwa metode penelitian psikologi merupakan ilmu yang terus bisa berkembang dan menjadi hal yang cukup dinamis untuk mengikuti arus zaman tersebut. Berikut ini adalah beberapa macam paradigma dari psikologi kognitif berdasarkan beberapa ahli. Kita bisa melihat paradigma tersebut dari perbandingan masing-masing teori yang diungkapkan oleh para ahli.
- Max Wertheimer
Max Wertheimer merupakan tokoh paling awal yang meletakkan teori Gestalt sebagai dasar dari psikologi kognitif. Di sini muncul dua hukum wajib yang harus ada dalam teori Gestalt yakni pragnaz (kejelasan) dan closure (totalitas). Dalam teori psikologi perkembangan ini juga dikenal istilah insight, yakni pengamatan atau pemahaman spontan terhadap situasi-situasi yang dihadapi sehingga memunculkan suatu penalaran kognitif.
- Teori Belajar Kognitif dari Lewin
Teori Gestalt kemudian mulai berkembang dan muncul teori belajar kognitif yang dicetuskan oleh Lewin. Dalam teori ini, dikenal istilah life space yakni dunia psikologis dari kehidupan seorang individu. Teori belajar ini kemudian dikembangkan dengan sedemikian rupa sehingga muncul unsur yang terlibat dalam psikologi kognitif, yakni unsur kepribadian dan psikologi sosial.
- Teori Jean Piaget
Siapa yang tidak mengenal Jean Piaget dengan teori fenomenalnya tentang Cognitive Development? Piaget berusaha menjabarkan apa saja tugas-tugas belajar semasa perkembangan seorang individu. Dari teori Jean Piaget pula, semakin jelas bahwa perkembangan kognitif seseorang itu akan sangat berpengaruh dengan cara ia belajar. Teori belajar kognitif ini menarik, sebab menawarkan konsep perkembangan kognitif yang dibagi menjadi empat tingkat yakni sensori motor, pre operasional, operasional konkrit dan operasional formal.
- Discovery Learning oleh J. A. Brunner
Semakin berkembang lagi paradigma kognitif dalam psikologi klinis yang dikemukakan oleh J. A. Brunner dalam teori belajarnya yakni teori tentang discovery learning. Melalui teorinya ini, perkembangan kognitif seorang anak bisa ditunjang dengan keaktifan seorang anak tersebut. Anak bisa menjadi lebih aktif dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan untuk lebih berkembang lagi aspek kognitifnya.
- Teori Penalaran Kognitif Pengembangan Moral dari Lawrence Kohlberg
Jika sebelumnya teori-teori berfokus mengenai bagaimana seorang individu mampu memecahkan masalah, Kohlberg mengembangkan psikologi kognitif dengan mengkaitkannya terhadap perkembangan moral. Kohlberg memberikan suatu situasi yang tidak memiliki jawaban benar atau salah dan meminta subjek untuk memilih pilihan situasi untuk mereka dan mengemukakan alasan-alasannya. Dari sini, Kohlberg kemudian menemukan adanya tingkat perkembangan moral dimulai dari preconventional morality, conventional morality dan post conventional morality.
- Selman
Secara lebih spesifik lagi, Selman kemudian mengembangkan teori psikologi kognitif ini dengan membagi rentang usia ke dalam berbagai tingkatan perkembangan kognitif. Setidaknya ada lima tahap kemampuan perkembangan kognitif yang dimulai dari tahap 0 (egosentris), tahap 1 (pegambilan peran sosial-informasional), tahap 2 (pengambilan peran sebagai ungkapan diri), tahap 3 (pengambilan peran yang setara), tahap 4 (pengambilan peran menurut sistem sosial dan konvensional).
- Heider
Heider menjelaskan bahwa ada dua motif yang sangat berpengaruh pada manusia yang kemudian akan menimbulkan mereka untuk mencari atribusi. Dua motif tersebut adalah kebutuhan untuk mengerti keadaan lingkungan dan kebutuhan untuk sampai pada batas tertentu bisa mengendalikan lingkungannya. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan perkembangan kognitif dari seorang individu.
- Lev Vygotsky
Vygotsky juga merupakan salah satu tokoh dalam perkembangan psikologi kognitif yang menjabarkan bahwa ada proses perkembangan mental seperti ingatan, perhatian dan penalaran. Di sini ada dua orientasi umum dalam pengembangan teori tersebut dimana ada child-in-activity-in context is the unit of study dan zone of proximal development. (Baca juga: jenis-jenis memori dalam psikologi kognitif)
- David Ausubel
Semakin berkembangnya psikologi kognitif ini, maka semakin konkret pula bagaimana penjelasan dalam mengembangkan kognitif seorang individu. Adalah David Ausubel yang juga menjelaskan tentang bagaiman teori belajar bisa diklasifikasikan menjadi ke beberapa macam tipe. Menurutnya, ada empat tipe yaitu belajar dengan penemuan yang bermakna, belajar dengan ceramah yang bermakna, belajar dengan penemuan yang tidak bermakna dan belajar dengan ceramah yang tidak bermakna.
- Robert Gagne
Gagne memberikan landasan yang paling penting tentang bagaimana seorang individu bisa berkembang dengan baik karena adanya proses belajar. Proses belajar itu tentu saja sangat dekat kaitannya dengan proses psikologi kognitif.
Demikian beberapa macam pandangan tentang psikologi kognitif. Berbagai macam aliran atau pandangan tersebut sudah cukup menggambarkan berbagai macam sudut pandang bahwa paradigma kognitif dalam psikologi klinis erat berkaitan dengan proses perkembangan seseorang.