Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Komunikasi » 4 Klasifikasi Kelompok Dalam Psikologi Komunikasi

4 Klasifikasi Kelompok Dalam Psikologi Komunikasi

by Arby Suharyanto

Jika berbicara mengenai psikologi tentunya yang ada dalam benak sobat semua adalah tentang pembahasan atau penelitian yang berhubungan dengan perilaku ya sobat, karena memang psikologi adalah sebuah cabang ilmu pengetahuan yang membahas atau meneliti perkembangan perilaku, sikap dan yang berhubungan dengan pribadi seseorang. Baca juga mengenai penggunaan psikologi komunikasi dalam konseling.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas khusus mengenai psikologi komunikasi ya sobat serta semua penjabaran yang ada di dalamnya, berikut dengan klasifiaksinya. Apakah sobat semua sebelumnya sudah mengerti dan paham dengan psikologi komunikasi ini sobat?

Jika belum dan jika anda ingin menambah wawasan seputar psikologi komunikasi ini, ada baiknya sobat semua menyimak ulasan dalam artikel ini ya sobat, karena penulis akan menjabarkan psikologi komunikasi tersebut untuk sobat semua. Yuk sobat, mari kita simak ulasan berikut ini dengan seksama. Baca juga mengenai faktor situasional dalam psikologi komunikasi.

Komunikasi kelompok atau komunikasi yang berlangsung diantara beberapa orang dalam sebuah kelompok “ kecil “, misalnya seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya. Selain itu, komunikasi kelompok itu juga adalah sebuah bentuk interaksi yang dilakukan secara bertatap muka antara tiga orang atau lebih.

Dengan tujuan yang telah diketahui bersama, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota –  anggotanya dapat mengingat karakteristik -pribadi anggota –  anggota pribadi yang lain secara tepat.

Apabila kita perhatikan, kedua defenisi komunikasi kelompok diatas mempunyai mempunyai kesamaan, yakni adanyaa komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertetnu untuk mencapai tujuan kelompok seperti yanag diinginkan bersama. Baca juga mengenai pengertian sensasi dalam psikologi komunikasi.

Dalam melaksankan komuniksi kelompok tersebut, didalamnya sudah pasti ada yang disebut dengan klasifikasi kelompok. Nah adapaun klasifikasi kelompok yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Adapun kelompok primer ditandai dengan adanya hubungan emosional, personal, dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan keluarga, teman dekat, tetangga rumah, layaknya seperti tetangga di perdesaan yang memang terkenal akrab satu dengan yang lainnya.

Sedangkan untuk kelompok sekunder adalah kebalikan dari kelompok primer, yaitu hubungan yang ditandai dengan ketidak akraban satu dengan yang lainnya, tidak personal, dan tentunya tidak adanya tanda –  tanda menyentuh hati namun layaknya seperti komunikasi massa, fakultas, serikat – serikat kemasyarakatan dan yang lainnya. Baca juga mengenai contoh sensasi dalam psikologi komunikasi.

2. In Group dan Out Group

In group dikenal sebagai kelompok “ kita “ , dan out group dikenal dengan kelompok “ mereka “. In group ini sendiri dapat berbentuk sepeti kelompok primer maupun kelompok sekunder. Keluarga atau kelompok kita dikenal sebagai kelompok primer.

Adapun perasaan in –  group ini diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama. Sedangkan untuk membedakan in –  group dan out –  group sebainya kita membuat batas atau boundaries yang fungsinya untuk menentukan siapa yang masuk kedalam kategori orang dalam dan siapa yang masuk kedalam kategori orang luar.

Dengan adanya pembatasa ini maka akan jelas terlihat kelompok primer maupun kelompok sekunder dalam hubungan komunikasi tersebut.

3. Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Adapun pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodere Newcom yang telah melahirkan istilah membership grup dan reference grup. Kelompok rujukan diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur atau standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap kearah yang lebih baik atau positif.

Apabila anda menggunakan kelompok ini sebagai teladan , anda tentunya paham dan mengerti bagaimana seharusnya bersikap, maka anda sudah termasuk kealam kelompok rujukan positif. Sedangkan apabila anda mengguankannya dan tidak tau bagaimana seharusnya bersikap dan bertingkah laku yang baik maka anda disebut atau masuk kedalam kategori rujukan negatif. Nah sobat semua tergantung anda ya sobat akan masuk ke rujukan komunikasi yang mana.

4. Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

Kelompok deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif mengkalsifikasikan kelompok menurut langkah –  langkah rasional yang ahrus dilewati oleh setiap anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Nah sobat semua, itulah 4 jenis klasifikasi kelompok dalam komunikasi yang tentunya satu dengan yang lainnya saling terhubung ya sobat. Disamping klasifikasi kelompok tersebut, ternyata klasifikasi kelompok itu sendiri mempunyai pengaruh terhadap komunikasi itu sendiri. Adapun pengaruh –  pengaruh yang dimaksud adalah sebagai berikut. Baca juga mengenai contoh persepsi dalam psikologi komunikasi.

  • Konformitas atau Conformity

Konformitas adalah peerubahan perilaku atas kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat dari adanya tekanan kelompok baik secara nyata atau real maupun hanya dalam bentuk bayangan.

  • Fasilitas Sosial

Adapun yang dimaksud dnegan fasilitas sosial dalam hal ini adalah peningkatan prestasi individu karena disaksikan oleh kelompok tersebut. Sebagai contoh, seorang pemain teather yang pada waktu latihan terlihat hanya seperti biasa –  biasa saja dan tidak terlihat ada hak yang istimewa yang dikagumi darinya, dan berbeda pada saat dimulainya pertunjukan, tentunya ini membutuhkan penghayatan yang nyata dari setiap peran yang mereka bawakan agar terlihat bagus dan benar –  benar seperti dalam dunia nyata.

  • Polarisasi

Yang dimaksud dalam polarisasi yang terjadi dalam sebuah kelompok adalah, bahwa sebelum adanya diskusi kelompok, para anggota dalam kelompok tersebut cenderung mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan cenderung lebih kuat dan lebih yakin lagi untuk membuat keputusan tersebut.

Dan keadaan sebaliknya, jika pada saat sebelum diskusi anggota kelompok agak menentang kegiatan atau tindakan tertentu, setelah melakukan diskusi maka sikap yang ditimbulkan biasanya oleh kelompok komunkasi tersebut akan lebih menentang lebih keras lagi.

Dengan memperhatikan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan polarisasi adalah proses mengkutub, baik itu kearah mendukung, pro, join  atau positif ataupun kearah menentang, kontra  atau negatif. Nah sobat semua ke 3 hal ini tentunya harus anda jadikan sebagi bahan pertimabangan dala setiap pengambilan keputusan yang ada dalam kelompok komunikasi anda .

Sampai disini dulu pembahasan kali ini sobat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi sobat semua dan tentunya bisa menambah wawasan anda. Sampai ketemu di artikel selanjutnya sobat. Salam hangat, salam komunikasi.

You may also like