Psikologi berperan dalam banyak bidang, hampir semua bidang keilmuan atau profesi membutuhkan ilmu psikologi di dalamnya. Psikologi mempelajari tentang kejiwaan manusia dan perilakunya sehari hari. Manusia erat sekali dengan hubungan antara jiwa dan perilaku untuk menjadi bagian dari masyarakat yang positif. Psikologi pun ditemukan sangat berguna dalam dunia olahraga.
Baca juga: Cabang – cabang Psikologi
Psikologi olahraga mempelajari kejiwaan pada aktivitas olahraga atau pada atlet atlet olahraga. Perkembangan atau capaian dari olahraga yaitu kesehatan atau perkembangan secara fisik akan berdampak pula pada kondisi psikis seseorang.
Hal tersebut juga bisa didapatkan bahwa kondisi psikis juga berpengaruh pada proses pencapaian kesehatan atau latihan fisik. Kedua hal tersebut saling berpengaruh timbal balik terhadap keberhasilan olahraga. Untuk mengetahui lebih jelas tentang psikologi olahraga, berikut ini penjelasannya.
Baca juga: Antropologi
Psikologi sendiri merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan atau proses mental. Sedangkan psikologi olahraga merupakan keilmuan yang mempelajari tentang kejiwaan dalam kaitannya dengan aktivitas olahraga. Para ahli membedakan psikologi olahraga dengan psikologi latihan.
Weinberg dan Gould memiliki pandangan bahwa psikologi olahraga dan psikologi latihan itu serupa, karena banyak persamaan. Weinberg dan Gloud menyatakan dasar tujuan dari psikologi olahraga dan psikologi latihan adalah mempelajari tentang bagaimana psikologis mampu mempengaruhi aktivitas fisik individu.
Selain itu mereka juga menyampaikan bahwa psikologi olahraga ini ditujukan untuk para atlet agar bisa berprestasi, untuk memberi dukungan para orang tua dan orang cacat untuk hidup lebih sehat, sebagai bagian dari sebuah terapi. Perbedaan antara psikologi olahraga dan psikologi latihan masih bulem bisa dijelaskan, meskipun mereka memiliki definisi yang berbeda namun dalam praktiknya hampir serupa.
Baca juga: Psikologi Pendidikan
Willis dan Campbell mengemukan bahwa psikologi olahraga berhubungan dengan respon psikofisiologis dimana respon somatik mempengaruhi kognisi, emosi, dan performance.
Aktivitas olahraga memiliki dampak pada emosi saat pelaksanaan aktivitas. Psikologi olahraga diarahkan untuk memberikan dukungan, semangat, yang bersifat kompetitif agar atlet olahraga mencapai prestasi tertentu saat berkompetisi.
Psikologi olahraga menurut beberapa ahli :
Baca juga: Psikologi Abnormal
Psikologi olahraga dikaji melalui beberapa aspek berikut ini:
Pikiran ini dimaksudkan untuk membina pada pikiran positif serta diikuti dengan tindakan dan perkataan yang positif. Pikiran positif berpengaruh pada peningkatan semangat, percaya diri dalam kompetisi, keinginan yang lebih gigih untuk mencapai kemenangan, motivasi diri, meningkatkan kerja sama dengan koleganya, memperkuat status mental terhadap apapun hasil yang akan didapatkan, ketangguhan mental dan ketrampilan psikologis lainnya. Sebagai contoh :
[box title=”” align=”centeratlet dengan pikiran positif akan jauh dari perasaan “takut kalah, tidak bisa melawan, tidak bisa berjuang, pesimis, gerakan jadi tidak maksimal, dan lainnya”.[/box]
Hal ini berlaku juga untuk pelatih, tidak hanya atletnya saja. Pelatih harus mampu memahami karakteristik masing masing atletnya termasuk psikologis dan kemampuan fisinya. Pelatih tidak boleh memaksakan kehendaknya yang mungkin tidak sesuai dengan karakteristik atlet. Pelatih juga perlu menerapkan pemikiran positif dan tindakan positif ini. Seperti contoh : pelatih harus berkata kata positif yang bersifat mendukung bukan marah marah dan memaksakan kehendak.
Atlet membutuhkan power atau tenaga yang kuat untuk bisa menjalani profesinya dengan baik dan berlaga dengan sempurna dalam kondisi fit. Faktor fisiologi pada atlet sangat dipentingkan seperti kelincahan, kekuatan, kecepatan, dan kemampuan motorik lainnya.
Ketahanan diri dan kakuatan sangatlah penting. Namun segi psikologis pada atlet ini juga mempengaruhi tubuh secara fisik. Psikologis berkaitan dengan kesiapan atlet untuk berlatih, berolahraga, bertanding, dan berjuang meraih prestasinya. Kekuatan psikologis merupakan dasar dari kekuatan fisiologis.
Baca juga: Cabang – Cabang Psikologi
Semangat bisa didapatkan dari motivasi. Motivasi bisa didapatkkan dari diri sendiri maupun dari orang lain. Motivasi digunakan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan pendekatan psikologis, diharapkan atlet mampu memiliki motivasi kuat untuk bertanding dengan maksimal dan memperoleh kemenangan. Semangat dan motivasi ini juga diperlukan dukungan dari luar seperti orang tua, rekan, dan pelatih.
Kesehatan merupakan hal yang paling utama terkait dengan stamina dan kebugaran atlet saat melakukan latihan dan tanding. Definisi sehat yaitu secara jiwa dan fisik. Kesehatan fisik pada atlet berperan pada kekuatan dan performancenya saat bertanding, sedangkan kesehatan jiwa terkait dengan pikiran atlet apakah ada faktor pengganggu yang nantinya dapat berpengaruh terhadap performance pertandingan. Kesehatan psikis bisa terkait dengan lingkungan keluarga, sosial, pola pikir dan sebagainya sedangkan kesehatan fisik bisa didukung dengan pola hidup, pola aktivitas, dan sebagainya.
Olahraga merupakan sarana edukasi, rekreasi, prestasi, tanpa adanya unsur unsur negatif yang merugikan. Kekalahan dalam setiap pertandingan merupakan hal yang wajar karena pertandingan dalam olahraga dilaksanakan untuk tujuan persahabatan dan perdamaian. Kekalahan ataupun kemenangan tidak menjadi alasan untuk menekan optimistik seseorang.
Baca juga: Psikologi Keluarga
Psikologi olahraga memiliki banyak manfaat. Berikut ini adalah manfaat psikologi olahraga bagi para atlet olahraga:
Pertandingan olahraga seringkali memberikan stres atau tekanan pada para atlet. Selain keinginan mereka untuk menang tinggi, mereka tidak mau mengecewakan negara dan semua pendukungnya sehingga meningkatkan stres.
Stres ditandai dengan peningkatan denyuut nadi, pernafasan, dan terlihat restless secara fisik. Stres pada atlet ini bisa mengganggu penampilannya saat bersaing nanti, sehingga butuh psikologi sebagai teknik penurunan tingkat stres pada para atlet saat bertanding.
Seorang atlet harus optimis sebelum bertanding dan selalu optimis untuk pertandingan pertandingannya selanjutnya. Apabila atlet pesimis dari awal, sudah pasti kemenangan tidak akan pernah diraih. Optimis berarti memiliki pokiran positif atas kemungkinan kemenangan yang akan diraihnya sehingga dia bisa menampilkan pertandingan yang baik.
Psikologis membantu para atlet untuk menemukan tujuan dari aktivitas yang mereka lakukan. Tujuan yang merupakan hasil yang ingin dicapai akan suatu aktivitas olahraga atau pertandingan. Misalnya tujuannya adalah untuk mendapatkan medali atau membanggakan nama negara di kancah Internasional.
Psikologi membantu para atlet untuk lebih memahami diri mereka sendiri dari intelegensi, kemampuan, batas diri, untuk mendukung latihan atau olahraga yang maksimal dan tujuan yang maksimal.
Psikologi juga mengajarkan dan membentuk karakter yang lebiih tegar. Persaingan antar atlet untuk bisa berlomba di kancah yang lebih tinggi cukup berat belum lagi jika mendapat kekalahan yang membuat orang yang mendukung mereka kecewa.
Kekuatan untuk bangkit kembali dari semua hal buruk atau yang tidak diinginkan sangat diperlukan. Oleh karena itu, seorang atlet harus tegar. Psikologi mengajarkan bagaimana memberikan respon positif terhadap apapun yang terjadi dan memotovasi diri sendiri untu bangkit lebih kuat dan tangguh.
Terdapat beberapa peran psikologi olahraga, diantaranya:
A. Peran Psikologi Olahraga terhadap Prestasi Olahraga
Peran psikologi olahraga yaitu berkontribusi untuk mengingkatkan prestasi. Terdapat tiga peranan utama psikologi olahraga dalam meningkatakan prestasi olahraga :
Menjelaskan karakteristik dan tingkah laku para atlet kaitannya dengan gejala psikologis. Karakter ini yang membedakan daya tangkap dan respon masing masing individu.
Bentuk perilaku manusia juga bisa dinilai. Berdasarkan perilaku tertentu, seorang individu sedang mengalami situasi tertentu. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pikiran, perasaan, pengalaman, pengetahuan, pengaruh internal dan eksternal, dan lain sebagainya.
Kemungkinan atau prediksi akan suatu situasi bisa dibuat dengan memperhatikan permasalahan psikologis. Prediksi yang tepat ini biasa digunakan untuk menentukan bahwa atlet tersebut lebih cocok di bidang olahraga apa sesuai dengan karakter dan kemampuannya.
Baca juga: Psikologi Faal
Mengontrol tingkah laku dalam olahraga, perilaku negatif yang berdampak buruk, hal yang kurang menguntungkan, sehingga perkembangan positif sajalah yang didapat. Contohnya yaitu apabila seorang atlet merasa lelah maka harus diberi dukungan lebih besar, jika tlet memiliki bakat lebih maka harus diberikan kesempatan untuk lebih mengembangkannya lagi.
Hal hal tersebut diatas tidak lepas dari peranan pelatih yang merupakan mentor yang melihat perkembangan atlet setiap harinya. Pelatih harus memperhatikan unsur psikis, sosial, dan emosi setiap atletnya agar perkembangan yang terjadi sesuai yang diharapkan.
B. Peran Psikologi Olahraga terhadap Kesehatan
Sehat merupakan kondisi baik secara rohaniah maupun jasmaniah. Kondisi mental erat kaitannya dengan respon fisiologis. Bahkan melalui beberapa penelitian stres juga mampu mempengaruhi kesehatan seseorang dari mulai mampu meningkatkan nadi, pernafasan, tekanan darah, kadar lemak dalam darah, meningkatkan gula darah, dan lain sebagainya.
Maka dari itu manajemen stres berkaitan dengan psikologis olahraga ini pun juga memiliki peranan penting dalam hal kesehatan. Olahraga merupakan aktivits gerak yang sangat disarankan dilakukan semua orang minimal 30 menit per hari untuk menjaga tubuh tetap bugar. Namun nyatanya banyak yang malas untuk melakiukan kegiatan baik ini.
Psikologis olahraga merupakan perubahan pemikiran atau mental terhadap perilaku seseorang. Pengendalian mental diri bisa mempengaruhi pola tingkah laku seseorang. Pemikiran positif, niat, optimistik dalam melakukan kegiatan olahraga tentu akan berdamppak baik untuk kesehatan tubuh. Maka orang yang sehat merupakan orang dengan pikiran yang positif dan mampu melakukan perubahan perilaku dari negatif ke positif.
Orang dengan mental atau pemikiran positif terhadap aktivitas olahraga ini maka akan mencapai kesehatan tubuh yang diinginkan. Berbalik apabila pikiran seseorang sudah negatif dari awal maka tubuh yang sehat tidak akan bisa didapatkan.
Baca juga: Teori Belajar dalam Psikologi
Seseorang yang memiliki berat badan besar atau obesitas, tanpa psikologi olahraga berat badannya tidak akan pernah turun dan kesehatan tubuhnya akan memburuk. Namun dengan psikologi kesehatan orang tersebut akan mulai mencari cara seperti diet sehat rendah kalori dan lemak, olahraga gerak, membatasi diri dari cemilan, dan sebagainya sebagai upaya pencapaian tujuan.
C. Peran Psikologi Olahraga terhadap Belajar
Psikologi olahraga banyak digunakan pada atlet atlet olahraga. Psikologi merupakan pendekatan kejiwaan atau mental dengan perilaku seseorang. Psikologi Olahraga memiliki kemampuan atau peranan dalam proses belajar seseorang. Diantaranya :
Masalah yang Umum pada Atlet
Sullivan dan Nashman menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang merupakan maslaah yang sering dihadari oleh para atlet, sebagai berikut :
Hal hal tersebut merupakan masalah yang cukup umum ada di tiap atlet sehingga dibutuhkan adanya psikolog olahraga untuk memberikan bantuan. Namun sayangnya hal ini kurang bisa direspon baik, karena adanya ketakutan pengambilan wewenang terhadap diri atlet terhadap para pelatih.
Sehingga para psikolog olahraga hanya akan berfokus pada pengembangan diri sang atlet. Secara spesifik, psikolog olahraga mengarahkan pembinaan pada beberapa hal berikut :
D. Peran Psikologi Olahraga dalam Persiapan Pertandingan
Psikologi olahraga dibutuhkan dalam persiapan atlet untuk pertandingin mulai dari pre pertandingan, hari pertandingan, saat pertandingan, maupun setelah pertandingan. Berikut ini penjelasannya :
a. Sebelum hari pertandingan
Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan pada tahap pre hari pertandingan, yaitu:
b. Pada hari pertandingan
Pada hari pertandingan, hal berikut yang perlu dilakukan :
Baca juga : Psikologi Konseling
c. Saat pertandingan
Saat pertandingan dimulai, ini yang bisa Anda lakukan :
d. Setelah hari pertandingan
Setelah pertandingan selesai, inilah hal hal yang bisa dilakukan oleh atlet:
Baca juga : Psikologi Eksperimen
Psikologi olahraga dari berbagai pernyataan diatas menyatakan peranannya yang begitu penting untuk menjaga atlet agar lebih berkualitas lagi. Faktor psikologis mampu mempengaruhi faktor fisiologis secara bermakna. Faktor psikologis inilah yang juga merupakan dasar dari perkembangan seorang atlet untuk tumbuh menjadi atlet yang luar biasa. (Baca juga: Kode Etik Psikologi)
Peran psikologis ini akan mempengaruhi atlet dari segi ketenangan jiwa, berfikir positif, oprimis, penuh semangat, penuh rasa percaya diri, kekuatan fisik yang meningkat, ketangguhan tubuh yang cukup, niat yang bulat, kebanggan atas diri juga meningkat, dan manfaat manfaat positif lainnya.
Kemudian, apabila semua atlet sudah mampu mencapai tahap demikian, mereka akan bisa bermain dengan lebih rileks, fokus konsentrasi, mengeluarkan semua kekuatannya yang maksimal, berjuang tanpa mengenal putus asa, dan suportif atas hasil apapun yang akan dicapai di akhir pertandingan.
Sebuah pertandingan pasti ada menang dan kalah dan kedua hal tersebut bukanlah sebuah masalah namun merupakan tahapan perkembangan untuk menjadi seorang atlet yang lebih baik untuk membawa nama negara dan menjadi orang yang membanggakan bagi negara.
Artikel Lainnya
Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…
Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…
Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…
Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…
Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…
Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…