Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 15 Peran Orang Tua Dalam Motivasi Belajar Anak di Sekolah

15 Peran Orang Tua Dalam Motivasi Belajar Anak di Sekolah

by Devita Retno

Sebagian orang tua barangkali berpikir bahwa tugas gurulah untuk mengajar dan bahwa mengajar bukanlah tugas mereka. Akan tetapi kepercayaan semacam itu akan mendatangkan kerugian, baik untuk orang tua maupun untuk anak. Anak tidak berhenti belajar atau mulai belajar hanya ketika di sekolah. Mereka justru selalu terhubung dengan belajar ketika sedang berada di rumah, bermain bersama teman, dan berbagai pengaruh lainnya dari lingkungan. Dengan kata lain, proses belajar anak tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah saja.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ronald Ferguson, bahwa hampir setengah pencapaian anak di sekolah dapat dikatakan dipengaruhi oleh faktor – faktor diluar sekolah, termasuk dukungan orang tua. Dukungan terpenting bahkan didapatkan anak dari orang tua yang bervariasi dari bertanggung jawab untuk memastikan anak tiba di sekolah tepat waktu, cukup makan pagi dan siap untuk belajar hingga menetapkan harapan yang tinggi untuk anak. Peran orang tua dalam motivasi belajar anak memang sangat besar dan dapat mempengaruhi efektivitas belajar anak dalam satu atau berbagai cara.

Pentingnya Dukungan Orang Tua Bagi Proses Belajar Anak

Sangat penting bagi orang tua untuk menjadi pengemudi dalam proses belajar anak, menyediakan bimbingan dan informasi di seluruh waktu agar anak – anak tetap berada dalam jalurnya dan tidak teralihkan dari potensi akademik mereka. Pentingnya keterlibatan orang tua dalam memotivasi proses belajar anak yaitu:

1. Menjadi panutan bagi anak

Pada tahun – tahun awal, peran orang tua dalam motivasi belajar anak adalah sebagai guru pertama anak untuk melakukan berbagai hal. Misalnya mengeksplorasi alam, membaca bersama, memasak, dan belajar berhitung serta lain sebagainya. Ketika anak usia dini memasuki sekolah formal, tugas orang tua adalah untuk menunjukkan kepada anak bagaimana sekolah dapat menjadi perpanjangan dari proses belajar yang dimulai sejak di rumah bersama orang tua, dan bagaimana mengasyikkan serta berartinya tahap ini. Ketika anak usia dini bertumbuh menjadi anak usia sekolah dasar, orang tua akan menjadi pelatih atau panutan bagi anak dalam proses belajarnya. Melalui bimbingan dan petunjuk yang diberikan orang tua, anak akan belajar untuk mengatur waktu mereka dan mendukung minat anak untuk mempelajaro hal – hal baru di dalam dan diluar sekolah.

2. Memperhatikan minat atau kesukaan anak

Salah satu hal terpenting yang bisa dilakukan orang tua adalah untuk memperhatikan anaknya dalam melakukan peran orang tua dalam motivasi belajar anak. Misalnya, mengenali apakah anak senang bicara ataukah ia anak yang pemalu, mengetahui apa yang menarik minat anak dan membantu anak mengeksplorasinya. Biarkan anak menunjukkan cara yang disukainya untuk belajar, dan Anda akan menemukan cara belajar efektif menurut psikologi.

3. Terlibat dalam cara belajar anak

Banyak anak menggunakan kombinasi model belajar dan mempelajari suatu hal. Beberapa anak akan belajar secara visual melalui membuat dan melihat gambar – gambar, lainnya melalui pengalaman, seperti membangun menara balok atau bekerja dengan clay. Sebagian anak lainnya adalah pelajar auditory yang belajar melalui apa yang mereka dengar, dan mereka bisa saja memiliki cara belajar yang berbeda walaupun bersaudara. Dengan memperhatikan macam – macam gaya belajar anak, Anda mungkin saja mampu untuk menemukan minatnya dan mengetahui bagaimana cara menjelaskan satu topik pada anak. Konsep dasar belajar dalam psikologi pendidikan , macam – macam metode pembelajaran dan metode belajar dalam psikologi pendidikan juga akan memberi sedikit pandangan mengenai proses belajar anak.

4. Berlatih apa yang dipelajari anak di sekolah

Para guru kerap mendorong orang tua untuk mengikuti perkembangan pelajaran anak dengan cara yang tidak menekan dan juga untuk berlatih apabila anak memerlukan bantuan. Hal ini tidak berarti memaksa anak untuk sukses, melainkan membantu anak dengan kesulitan yang mungkin dialaminya pada pelajaran sekolah. Ada waktunya orang tua akan meninjau kemajuan pelajaran anak di  sekolah, tetapi tidak dengan cara pemaksaan atau tekanan melainkan dengan keterlibatan anak secara sukarela.

5. Menyediakan waktu untuk membaca bersama

Bacakan buku untuk anak dengan suara yang jelas, bahkan untuk anak – anak yang lebih tua. Jika anak Anda kurang berminat dengan buku, membaca dengan suara keras akan menunjukkannya bagaimana struktur dan kosa kata dari bacaan yang bagus dan membuatnya makin berminat untuk membaca. Anda bisa membaca tiap bab bergantian dengan anak. Biarkan anak memilih buku yang disukainya. Buku berseri  biasanya bagus untuk anak yang kurang gemar membaca.

6. Hubungkan pelajaran anak dengan dunia nyata

Peran orang tua dalam motivasi belajar anak adalah untuk menghubungkan pengetahuan yang didapat anak dengan dunia nyata. Jadikan belajar sebagai bagian dari pengalaman sehari – hari anak khususnya jika itu berhubungan dengan pertanyaan – pertanyaan yang diajukan anak. Misalnya ketika sedang memasak, Anda bisa melakukannya sambil menghitung bahan – bahan makanan bersama anak. Ketika sedang berada di dalam mobil, Anda bisa mengajak anak menghitung pohon, rumah, dan ban mobil yang ada di sepanjang jalan. Ketika cuaca sedang hujan atau panas, Anda bisa menjelaskan kepada anak bagaimana dan mengapa cuaca bisa terjadi. Lakukan komunikasi dua arah dengan anak, dengarkan pikiran – pikiran anak dan jangan menjejali anak dengan informasi terlalu banyak.

7. Hubungkan pelajaran anak dengan kondisi dunia

Temukan cara yang sesuai dengan usia anak untuk membantu anak terhubung dengan kejadian – kejadian yang ada di dunia dalam melakukan peran orang tua dalam motivasi belajar anak. Mulailah dengan mengajukan pertanyaan. Misalnya, bagaimana pendapat anak untuk membantu para korban bencana alam, bagaimana perasaannya mendengar berita tersebut, dan mencari tahu apa yang dipahami anak. Cara ini akan membantu anak untuk menjadi peduli.

8. Bantu anak untuk bertanggung jawab dengan pelajarannya

Orang tua tentunya mengharapkan anak untuk dapat bertanggung jawab terhadap pelajarannya sendiri dan dapat mengatur dirinya sendiri. Dengan demikian, anak dapat bertanggung jawab untuk kesuksesan dan kegagalannya dalam belajar, mengetahui pentingnya belajar dan motivasi untuk belajar tersebut seharusnya berasal dari dalam anak, dan bukan dari luar dirinya. Pengaruh gaya hidup terhadap prestasi belajar anak juga perlu diperhatikan.

9. Jangan membebani jadwal anak

Mungkin Anda akan ingin menambah jadwal kegiatan lain di samping sekolah, namun perhatikan dengan seberapa banyak Anda memasukkan anak kepada aktivitas tersebut. Anak – anak juga memerlukan waktu bersantai sebanyak mereka membutuhkan waktu untuk belajar. Jadwal yang terlalu padat akan membuat anak harus berpacu dengan waktu untuk memenuhi semuanya. Karena itulah, sebaiknya orang tua menjadi sedikit peka untuk melihat apakah anak menikmati kegiatannya atau tidak. Jika tidak, kurangi jadwal anak dengan segera.

10. Minimalkan ekspos televisi

Menonton televisi terlalu banyak tidak akan memberikan anak kesempatan untuk mengembangkan minat mereka sendiri dan juga mendorong eksplorasi diri mereka sendiri. Waktu yang disediakan untuk buku, mainan, kerajinan tangan dan teman akan tersita hanya dengan menonton televisi, padahal kegiatan – kegiatan tersebut dapat mengajarkan anak bagaimana untuk bertanggung jawab dengan jadwal mereka, dan untuk mengembangkan minat, keahlian, kemampuan memecahkan masalah.

11. Mempelajari hal baru sendiri

Orang tua juga perlu mempelajari berbagai hal baru untuk dirinya sendiri agar bisa memiliki pengetahuan luas untuk mengajari anak mengenai berbagai hal diluar pelajaran sekolah. Peran orang tua dalam motivasi belajar anak akan berjalan dengan baik apabila orang tua juga terus mengasah pengetahuan pribadinya.

12. Memastikan kehadiran anak di sekolah

Kehadiran anak di sekolah penting untuk pencapaian akademoknya. Ketika murid terlalu sering absen dari sekolah, mereka melewatkan berbagai pelajaran penting. Orang tua memiliki kontrol terhadap kehadiran anak di sekolah termasuk jam berapa mereka harus tiba di sekolah agar tepat waktu, jam bangun tidur, dan tidak seenaknya membawa anak keluar sekolah sebelum waktu belajar usai.

13. Memberikan contoh perilaku baik

Orang tua perlu menunjukkan tingkah laku positif kepada sekolah anak secara umum. Jika orang tua memiliki tingkah laku yang positif, maka anak juga akan berlaku baik di sekolah. Orang tua harus berhati – hati bagaimana mereka menunjukkan sikap terhadap sekolah di depan anak. Jika orang tua menunjukkan perilaku negatif mengenai sekolah, anak mungkin saja akan menirunya.

14. Memprioritaskan pendidikan

Pendidikan harus diberikan prioritas teratas dalam hubungannya dengan sekolah. Peran orang tua dalam motivasi belajar anak adalah untuk memastikan hal tersebut. Pelajaran sekolah harus menjadi hal yang utama diatas berbagai aktivitas sekolah lainnya, termasuk juga berbagai aktivitas yang dilakukan anak di luar sekolah. Ketahuilah juga macam – macam teori belajar dalam psikologi, hambatan psikologis dalam belajar, dan prinsip belajar dalam psikologi.

15. Menjaga hubungan baik dengan guru

Orang tua harus menjaga hubungan baik dengan guru anak di sekolah dan juga menjaga komunikasi yang baik dengan guru mengenai prestasi anak. Komunikasi antara orang tua dan guru harus terjalin dengan lancar untuk dapat mendukung suasana belajar yang nyaman bagi anak di sekolahnya.

Peran orang tua dalam motivasi belajar anak sangat besar dan berguna agar dapat membantu anak untuk mencapai potensi maksimalnya dalam belajar. Sebab semua anak memiliki potensi tidak terbatas, namun ada faktor – faktor yang akan turut mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya akan dapat mencapai potensi tersebut. Para ahli berpendapat bahwa orang tua memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap kehidupan anak. Keterlibatan orang tua terutama sangat penting bagi anak agar dapat berhasil baik di sekolah.

You may also like