Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Keluarga » Pahami 6 Penyebab Anak Tidak Terbuka Dengan Orang Tua

Pahami 6 Penyebab Anak Tidak Terbuka Dengan Orang Tua

by Raehatul Jannah

Orang tua terkadang menginginkan anaknya selalu terbuka dalam urusan apapun. Sampai pada saat anak merasa lebih tertutup dan tidak pernah bercerita, orang tua akan merasa cemas dan khawatir anak telah salah dalam memilih pergaulan. Akan tetapi, bisa saja selain karena pengaruh pergaulan anak di luar rumah, salah satu penyebab lainnya anak menjadi tidak terbuka dengan orang tua adalah karena sikap orang tua yang mungkin terlalu pasif dalam menanggapi cerita anak.

Oleh sebab itu, berikut ini merupakan beberapa aspek atau penyebab yang membuat anak merasa sulit atau tidak terbuka dengan orang tua.

1. Anak takut orang tua memiliki pandangan yang berbeda dengannya

Berbeda cara pandang atau berpendapat dengan satu sama lain memang sangat wajar, hal itu berlaku juga antara orang tua dengan anak. Namun, tanpa disadari, ternyata hal tersebut terkadang akan menimbulkan masalah yang dapat membuat anak tidak terbuka lagi dengan orang tua.

Anak takut bahwa apa yang mereka ceritakan justru akan dipojokkan oleh orang tuanya sendiri. Oleh sebab itu, alih-alih mengerti tentang perasaan anak, orang tua malah menyalahkan dan menegurnya sesuai cara pandang yang orang tua yakini.

Hal seperti ini memang wajar karena adanya perbedaan usia yang jauh dan sudut pandang pengalaman, jadi ada baiknya cobalah untuk dengarkan terlebih dahulu dan bayangkan segala aspek dari sudut pandang anak, karena ada macam-macam gaya berpikir yang wajib diketahui untuk memahami setiap orang.

2. Takut membuat orang tua khawatir

Salah satu hal yang membuat anak tidak mau terbuka dan bercerita mengenai masalahnya adalah karena takut apa yang mereka ceritakan akan membuat orang tua khawatir. Dengan keadaan yang diketahui bahwa permasalahan-permasalahan serta tanggung jawab yang dihadapi oleh orang tua sudah sangat banyak.

Anak akan berpikir untuk tidak mau menambah lagi suatu hal yang akan membuat beban kekhawatiran orang tua bertambah. Jadi, untuk membantu meringankan permasalahan orang tua, anak akan lebih memilih untuk memendam masalah dan tidak terbuka dengan orang tua.

Oleh sebab itu, untuk membuat anak tidak berpikir demikian, cobalah untuk menghindari pertengkaran antar pasangan di hadapan anak, karena dampak pertengkaran orang tua bagi anak tentulah buruk.

3. Orang tua terlalu pasif terhadap anak

Suasana yang menyenangkan tidak hanya di dapat di luar lingkungan rumah saja, akan tetapi anak juga menginginkan suasana yang menyenangkan tersebut terjadi di dalam rumah. Namun, suasana seperti itu tidak akan tercipta apabila anak memiliki orang tua yang pasif.

Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, jarang mengajak anak berbicara dan cenderung dengan suasana hening yang saling diam tanpa obrolan satu sama lain justru akan membuat anak perlahan-lahan akan memilih untuk diam dan tidak mau terbuka dengan orang tua.

Oleh sebab itu, cobalah untuk memulai komunikasi yang aktif dengan anak, cari tahu bagaimana gaya komunikasi dalam psikologi, ciptakan suasana yang nyaman dan penuh kasih sayang, sebab dengan begitu orang tua akan tau apa saja perkembangan dan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh anak. Sebab hal itu akan menjadi salah satu langkah dalam memahami apa saja peran orang tua dalam perkembangan anak yang perlu diketahui.

4. Orang tua sering menceritakan masalah anak kepada orang lain

Hal yang satu ini tentu saja menjadi alasan paling mendasar kenapa anak tidak mau lagi terbuka dengan orang tuanya. Karena jangankan anak, semua orang pasti tidak akan suka apabila masalahnya diceritakan ulang kepada orang lain. Oleh sebab itu, apabila anak sedang menceritakan keluh kesahnya, cukup dengarkan saja dan jadilah pendengar yang baik untuk anak, berikan masukan-masukan yang positif dan membangun.

Dan janganlah sekali-kali untuk membocorkan cerita anak kepada orang lain. Karena apabila hal itu terjadi, anak akan kehilangan kepercayaannya terhadap orang tua yang sudah dipercaya untuk menjadi tempat bercerita dan akan berakhir dengan mencari tempat bercerita baru yang anak percaya bahwa ceritanya tidak anak dibocorkan seperti yang orang tua mereka lakukan.

5. Orang tua terlalu acuh dan tidak peduli terhadap keluh kesah anak

Saat anak aktif dan masih sering untuk bercerita tentang kehidupan sehari-hari dan keluh kesahnya, orang tua jangan sampai pasif dalam mendengarkan dan memberikan tanggapan mengenai keluh kesah anak. Karena respon orang tua yang malas dan acuh tak acuh akan membuat anak enggan dan tidak mau lagi untuk terbuka dengan orang tua. Jadi sebisa mungkin berilah respon dan tanggapan yang baik pula di saat anak masih aktif dalam menceritakan kehidupan sehari-harinya dengan orang tua.

6. Orang tua selalu menyalahkan dan berpikir negatif mengenai anak

Terkadang ada saja orang tua yang selalu menyalahkan anak di saat anak sedang bercerita mengenai masalahnya. Sebab, alih-alih memberinya solusi atau menjadi pendengar yang baik untuk anak, orang tua justru cenderung menyela setiap ucapan anak dan menuduh bahwa segala sesuatu yang terjadi pasti akibat kesalahannya.

Maka akibat segala tuduhan, pemikiran negatif tentang anak, dan selalu menyalahkan anak, pada akhirnya akan membuat anak tidak mau lagi terbuka dengan orang tua. Anak akan merasa bahwa orang tua tidak memahami perasaan dan permasalahan mereka dan hanya bisa menghakimi mereka.

Anak tidak akan terbuka terhadap orang tua yang biasanya otoriter, tidak bisa memahami perasaan anak, acuh, suka membocorkan cerita anak kepada orang lain, dan pasif terhadap apapun yang sedang diceritakan oleh anak.

Akan tetapi, di samping itu penyebab lain anak menjadi tidak terbuka dengan orang tua adalah karena anak tidak ingin menambah beban kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tua. Maka ada baiknya untuk orang tua juga dapat mengetahui cara memahami orang menurut psikologi.

You may also like