Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 10 Contoh Motif dalam Psikologi Pendidikan

10 Contoh Motif dalam Psikologi Pendidikan

by Barzam

Mempelajari contoh motif dalam psikologi pendidikan bisa memberikan pemahaman yang baik untuk kita untuk mengidentifikasi apa saja yang bisa digunakan sebagai dorongan seseorang untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Psikologi pendidikan memang akan banyak sekali membahas hal ini. Motif di dalam psikologi pendidikan ada beragam. Seseorang akan tergerak untuk memenuhi proses pembelajaran karena adanya motif tersebut. Bila diartikan secara harafiah, maka motif memiliki pengertian sebagai keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan suatu aktivitas tertentu.

Berikut ini adalah beberapa macam contoh konkret dari jenis motif dalam psikologi pendidikan. Uraian ini merupakan gambaran secara umum yang bisa kita perhatikan dan amati di lingkungan sekitar. Tentu saja, motif seseorang untuk melakukan kegiatan yang sifatnya pembelajaran akan berbeda satu sama lain. Dorongan tersebut bisa memiliki sifat yang positif, namun ada pula yang memiliki sifat negati. Simak ulasannya berikut ini:

  1. Motif Spontan

Motif spontan mengandung makna bahwa seseorang akan belajar karena memang secara insting memiliki keinginan untuk mencapai keterampilan tertentu. Contoh yang paling bisa terlihat adalah perkembangan kognitif pada anak-anak dimana mereka akan secara spontan mengamati dan mempelajari apa saja yang ada di lingkungan sekitarnya sebagai bagian dari pembelajaran. (Baca juga: Manfaat mempelajari psikologi pendidikan)

  1. Motif Hiburan

Seseorang mungkin memiliki motif atau dorongan untuk belajar, karena yakin belajar itu sifatnya adalah untuk menghibur. Seseorang dengan motif ini akan menganggap proses belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan. Sebagai contoh, seorang individu akan melakukan kunjungan ke museum untuk rekreasi sekaligus melakukan proses belajar.

  1. Motif Informatif

Selanjutnya, ada motif informatif yang menjelaskan bahwa seseorang ketika ingin belajar memiliki keinginan atau dorongan yang kuat karena memang membutuhkan informasi baru. Biasanya, dorongan ini akan timbul karena seseorang merasa butuh untuk mendapatkan informasi tersebut. Dengan adanya motif informatif, maka seseorang akan menjadi lebih cepat untuk berkembang kognitifnya. Sebagai contoh, seseorang akan mencari informasi baru dengan membaca koran atau majalah maupun melihat televisi.

  1. Motif Pembelajaran

Motif pembelajaran lebih ditekankan pada kebutuhan seseorang untuk belajar. Belajar menjadi keinginan seseorang untuk mengembangkan dirinya. Oleh karenanya, biasanya proses ini akan berjalan dengan sangat baik. Hanya saja, dalam motif ini dikenal sebagai “cherry-picking”, yaitu memilih topik belajar apa yang disukai saja. Sebagai contoh, seorang siswa akan memilih kegiatan ekstra kurikuler yang disukainya untuk mengasah keterampilannya. (Baca juga: Kognitif afektif dan psikomotorik)

  1. Motif Integrasi Personal

Integrasi personal memiliki arti bahwa seseorang merasa harus belajar supaya ia bisa menjadi seorang individu yang berguna dan utuh. Kemauan ini muncul dari dalam diri sendiri dan biasanya tanpa paksaan dari siapa pun. Sebagai contoh, saat seseorang memutuskan untuk melanjutkan untuk kuliah meskipun sudah bekerja.

  1. Motif Integrasi Sosial

Integrasi sosial berkebalikan dengan integrasi personal. Seseorang belajar karena adanya keinginan dari lingkungan dan seorang individu akan berusaha untuk memenuhi hal tersebut. Ruang lingkup psikologi pendidikan menjadi luas berkat adanya motif ini. Contoh yang paling mudah adalah sistem pendidikan yang mewajibkan progam wajib belajar untuk warganya.

  1. Motif Fisiologis

Motif fisiologis merupakan contoh motif dalam psikologi pendidikan yang menggambarkan seseorang akan belajar demi menunjang kebutuhan pembelajaran yang komprehensif. Dalam motif ini, kemauan seseorang untuk belajar memang dipengaruhi oleh kebutuhan dan keharusan. Dalam motif ini, seseorang akan belajar apa saja dan tidak memilih-milih. Contohnya adalah sistem pendidikan yang ada saat ini. Belajar adalah sebuah kebutuhan.

  1. Motif Objektif

Motif objektif lebih ditekankan pada logika atau rasa penasaran seseorang pada saat ia akan belajar. Sebagai contoh, seorang ilmuwan akan memiliki motif yang kuat dalam melakukan penelitian. Ini merupakan salah satu contoh dimana motif seseorang untuk belajar memang ada karena keinginan kuatnya dalam mempelajari sesuatu. Umumnya, hasil belajar seperti ini akan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain.

  1. Motif Pelarian

Motif pelarian merupakan dorongan seseorang untuk belajar untuk mengalihkan kesibukan lainnya. Belajar dianggap sebagai suatu kesibukan dan rutinitas untuk mengisi kekosongan. Ada manfaat positif yang bisa didapatkan di sini, hanya saja jika dorongan tersebut karena paksaan dari situasi yang sedang dihadapi kadang hasilnya kurang maksimal. Sebagai contoh, narapidana akan belajar keterampilan baru selama berada di rumah tahanan sebagai bentuk untuk mengisi kekosongan aktivitas mereka. (Baca juga: Teori-teori motivasi)

  1. Motif Distraksi

Motif distraksi hampir mirip dengan motif pelarian. Dalam motif distraksi ini, seseorang mungkin akan memiliki dorongan untuk terlibat dalam proses edukasi karena merasa ingin mengalihkan perhatiannya. Sebagai contoh, seseorang akan belajar dengan giat dan membuat kesibukan baru demi mengalihkan perhatian dari masalah yang sedang dihadapinya. Jika situasi tersebut yang sedang dihadapi, maka hasil pembelajaran mungkin tidak akan maksimal dan hanya sambil lalu saja.

Itulah beberapa macam contoh dari motif di dalam psikologi pendidikan. Masih ada banyak lagi contoh dari perilaku cara belajar seseorang yang bisa diidentifikasi motifnya. Bagikan artikel ini bila contoh motif dalam psikologi pendidikan tersebut bermanfaat.

You may also like