Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » Model Pembelajaran Konvensional

Model Pembelajaran Konvensional

by Arby Suharyanto

Model pembelajaran konvensional ialah model pembelajaran yang umum dilakukan dalam proses pembelajaran di keseharian, yakni dilakukan dengan cara  pengajar atau pendidik menjelaskan dan murid mendengarkan. Model pembelajaran ini banyak dilakukan di negara negara yang belum maju atau belum memiliki sarana prasarana yang lengkap, namun tentu saja terdapat kelebihan dan kelemahannya, berikut selengkapnya mengenai Model Pembelajaran Konvensional.

1. Pengertian

Model pembelajaran konvensional dalam pandangan psikologi pendidikan adalah model atau cara yang digunakan  pengajar atau pendidik dalam pembelajaran sehari hari dengan menggunakan model yang bersifat umum dan biasa, bahkan tanpa menyesuaikan cara yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi pembelajaran atau bidang pelajaran yang dipelajari. (Baca juga mengenai : model pembelajaran coorperative learning)

Trianto (2007:1) mengatakan pada model pembelajaran konvensional suasana yanga da di kelas cenderung teacher centered sehingga peserta didik  menjadi sangat pasif sebab hanya melihat dan mendengarkan, peserta didik sama sekali tidak diajarkan model belajar yang dapat memahami bagaimana belajar tentang beragam materi, berfikir dan memotivasi diri. (Baca juga mengenai : model pembelajaran problem based learning)

Wortham (dikutip Wardarita, 2010:54) mengemukakan bahwa model pembelajaran konvensional memiliki ciri tertentu, yaitu:

Burrowes (2003) menyampaikan bahwa model pembelajaran konvensional menekankan pada penjelasan materi, tanpa memberikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk secara dua arah memahami materi materi yang diberikan oleh pengajar atau pendidik, dan menghubungkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau menerapkan kepada situasi kehidupan nyata. model pembelajaran konvensional memiliki pandangan yaitu: (Baca juga mengenai : teori bakat dalam psikologi)

  • Pembelajaran berpusat pada pengajar atau pendidik saja atau satu arah
  • Terjadi passive learning yakni peserta didik hanya diam mendengarkan penjelasan saja
  • Interaksi diantara peserta didik kurang, tidak ada diskusi atau tanya jawab dan kerjasama anatar peserta didik sama sekali
  • Tidak ada kelompok kelompok kooperatif sebab semua materi dipahami secara individu sesuai kemampuan masing masing
  • Penilaian bersifat sporadic atau standart yakni hanya menilai secara teori saja (Baca juga mengenai : hambatan dalam menyalurkan bakat)

Menurut Brooks & Brooks (1993), penyelenggaraan model pembelajaran konvensional ini lebih menekankan kepada tujuan pembelajaran berupa penambahan pengetahuan dan penggambaran secara umum, sehingga proses belajar dilihat sebagai proses menghafal, meniru, dan mengulang kembali sesuai apa yang disampaikan pengajar atau pendidik dan peserta didik dituntut untuk dapat

mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari melalui kuis atau tes biasa. Misalnya pengajar atau pendidik memberikan materi tentang sejarah Kerajaan di Indonesia, materi diberikan begitu saja dengan melihat buku atau sarana lain dan dijelaskan, selajutnya dilakukan tes untuk mengetahui sudah pahamkah dengan apa yang disampaikan.

2. Fungsi

Model pembelajaran konvensional memiliki fungsi khusus untuk diterapkan dalam proses pembelajaran jenis apapun yang pada utamanya ialah mengfokuskan perhatian perserta didik pada pengajar.

  • Peserta didik diharapkan mampu berperan sebagai penerima informasi secara pasif, dimana peserta didik menerima pengetahuan dari pengajar atau pendidik di kelas dan pengetahuan atau materi sebagai sumber dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar.
  • Proses proses pembelajaran dilakukan secara individual yakni peserta didik memahami secara mandiri.
  • Cara proses pembelajaran sangat abstrak dan teoritis dengan menjelaskan materi.
  • Perilaku dibangun atas kebiasaan yakni agar peserta didik terbiasa mendengarkan.
  • Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final sebab apa yang disampaikan pengajar berdasakan pada teori pasti.
  • Pengajar atau pendidik di kelas adalah penentu jalannya proses cara proses pembelajaran.
  • Pengajar atau pendidik di kelas berfungsi dan bertindak memperhatikan proses pemahamanan peserta didik dalam proses pembelajaran.
  • Otoritas atau kewenangan seorang pengajar atau pendidik di kelas lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi peserta didik.
  • Perhatian kepada masing masing peserta didik kurang dan diharapkan peserta didik mampu berusaha sendiri.
  • Cara proses pembelajaranan di beragam jenjang pendidikan lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan dan teoritis, bukan sebagai peningkatan kompetensi peserta didik di saat ini.
  • Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan dapat diserap menyeluruh oleh peserta didik dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak ukur keberhasilan, sementara pengembangan potensi peserta didik terabaikan.
  • Menolong pelajar untuk mengembangkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan sikapnya melalui materi.
  • Membiasakan peserta didik menghafal, memahami, berfikiran sehat, memperlihatkan dengan tepat, mengamati dengan tepat, rajin, sabar dan teliti dalam menuntut ilmu di jenjang pendidikan.
  • Memudahkan proses pengajaran itu bagi peserta didik dan membuatnya mencapai sebanyak mungkin tujuan yang diinginkannya.
  • Menciptakan suasana yang sesuai dengan pengajaran yang berlaku, sifat percaya mempercayai dan hormat menghormati antara pengajar atau pendidik di kelas dan peserta didik serta hubungan baik antara keduanya

3. Penerapan

Dalam tiap model pembelajaran tentu ada cara penerapan masing masing, misalnya kenapa pengajar atau pendidik menyampaikan materi dengan model pembelajaran konvensional, tentu ada caranya tersendiri yakni sebagai berikut :

  • Menyampaikan tujuan

Pengajar atau pendidik tentu melakukan model pembelajaran konvensional untuk menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut misalnya apa saja yang harus dipahami atau dikuasai oleh peserta didik.

  • Menyajikan informasi

Pengajar atau pendidik menyajikan melakukan proses pengajaran untuk  memberikan informasi kepada peserta didik secara tahap demi tahap dengan metode ceramah atau penjelasan dan diharapkan siswa mampu mendengarkan secara menyeluruh dan memahami apa yang dijelaskan.

  • Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Pengajar atau pendidik mengecek atau menilai keberhasilan peserta didik dan memberikan umpan balik seperti melakukan tanya jawab dengan salah saorang peserta didik dan menerima pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik dengan harapan semua peserta didik memahami apa saja yang telah disampaikan.

  • Memberikan kesempatan latihan lanjutan

Pengajar atau pendidik tentunya juga bertujuan memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah yakni untuk mengingatkan kembali kepada peserta didik akan materi pelajaran yang telah disampaikan sehingga apa yang dijelaskan oleh pengajar atau pendidik tidak berlalu dan dilupakan begitu saja.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk proses pembelajaran dalam jenjang pendidikan apapun, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.

You may also like