Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model Pembelajaran Cooperative Learning

by Arby Suharyanto

Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi merupakan suatu proses pembelajaran dengan sistem pembentukan kelompok dengan jumlah peserta didik 2 sd 5 angggota dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal.

Dalam Model pembelajaran cooperative learning menekankan pada pemahaman suatu materi dengan cara diskusi kelompok untuk meningkatkan peran masing masing anggota terhadap pemahaman materi yang diberikan, diharapkan dengan diterapkannya Model Pembelajaran Cooperative Learning dapat menjadi jalan untuk peserta didik memahami segala materi secara mandiri dan merata. Berikut ulasan selengkapnya.

1. Pengertian

Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi adalah suatu strategi belajar mengajar yang diterapkan oleh pengajar atau pendidik yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau sikap saling membantu diantara peserta didik dalam struktur kerjasama proses pembelajaran yang teratur dalam kelompok tersebut, yang terdiri dari 2 sd 5 peserta didik. (Baca juga mengenai cara mencari bakat dalam diri kita)

Dimana pada anggota di tiap kelompok tersebut terdiri dari peserta didik berbagai tingkat kemampuan sehingga dapat berbaur dan menjadi satu serta memahami satu sama lain, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari atau meningkatkan pemahaman dengan cara diskusi. (Baca juga mengenai teori bakat dalam psikologi)

Setiap anggota kelompok yakni peserta didik masing masing bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan dalam belajar dan mengerti secara menyeluruh, sehingga bersama sama mencapai keberhasilan dan pemahaman. Semua peserta didik harus berusaha sampai semua anggota kelompok berhasil memahami dan memiliki pengetahuan yang sama. (Baca juga mengenai hambatan dalam menyalurkan bakat)

  • Depdiknas (2003:5) “Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi yaitu strategi pembelajaran melalui kelompok kecil peserta didik yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
  • Bern dan Erickson (2001:5) “Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi yaitu strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana peserta didik bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”. (Baca juga mengenai peran guru dalam mengembangkan bakat peserta didik)
  • Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi yaitu pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
  • Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi yaitu konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk bentuk yang dipimpin oleh pengajar atau pendidik atau diarahkan oleh pengajar atau pendidik”. (Baca juga mengenai model pembelajaran problem based learning)

2. Fungsi

Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi tentunya memiliki fungsi untuk pengajar atau pendidik dalam melakukan tugasnya sebagai pengajar dan fungsi untuk peserta didik dalam belajar dimana peserta didik dapat belajar menjelaskan atau menerangkan apa yang dipahami dan apa yang kurang dipahami dan belajar membantu sesama untuk mencapai tujuan bersama.

  • Meningkatkan aktifitas belajar peserta didik dan prestasi akademiknya

Belajar mengajar yang dilalui dengan proses satu arah seperti pengajar atau pendidik menjelaskan dan peserta didik mendengarkan jika dilakukan terus menerus tentu akan terasa sangat membosankan bagi pengajar atau pendidik maupun bagi peserta didik. Peserta didik menjadi sosok yang cenderung pasif sebab hanya mendengarkan semata dan tidak berusaha memahami sendiri.

Sedangkan jika dilakukan dengan cara diskusi atau dengan Model pembelajaran cooperative learning dalam psikologi tentu akan terjalin suasana belajar mengajar yang lebih bersemangat dimana peserta didik secara mandiri bersama anggota kelompoknya mampu memahami materi tanpa pengajar atau pendidik harus menjelaskan panjang lebar.

  • Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi secara lisan, mengembangkan keterampilan sosial  peserta didik

Tentunya dalam Model pembelajaran cooperative learning akan saling menjelaskan dan saling bertanya antara peserta didik sehingga terjalin kecerdasan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan lama kelamaan timbul rasa percaya diri pada peserta didik untuk menyampaikan segala sesuatu yang ada di pikirannya.

  • Membantu meningkatkan hubungan positif antar peserta didik

Peserta didik yang saling membantu untuk memahami materi tentu akan lebih dekat satu sama lain karena merasa terbantu dalam proses pembelajaran, hal ini akan menguatkan rasa kebersamaan anatar peserta didik sehingga terdapat persatuan dan kerjasama yang kuat dan saling empati ketika ada peserta didik kurang dalam memahami materi.

3. Penerapan

Model pembelajaran cooperative learning dapat diterapkan secara langsung dalam jenjang pendidikan apapun, berikut langkah langkah penerapannya :

  • Pengajar atau pendidik menyampaikan tujuan proses pembelajaranan dan mengkomunikasikan materi dasar yang akan dicapai serta memotivasi peserta didik untuk bisa memahaminya dan mengerti secara menyeluruh.
  • Pengajar atau pendidik menyajikan informasi kepada peserta didik secara singkat mengenai materi yang diberikan dan selanjutnya pemahaman mengenai materi tersebut dilakukan secara mandiri dengan membentuk kelompok di kelas.
  • Pengajar atau pendidik menginformasikan pengelompokan peserta didik di kelas yakni dengan anggota 2 sd 5 orang yang beragam tingkat kemampuannya, pengajar atau pendidik dapat membentuk kelompok secara acak atau sesuai dengan kondisi peserta didiknya.
  • Pengajar atau pendidik harus bisa memotivasi serta memfasilitasi kerja peserta didik dalam kelompok kelompok proses pembelajaran, sehingga pengajar atau pendidik tidak hanya diam saja di kelas dan membiarkan peserta didik memahami namun juga melakukan pendampingan.
  • Pengajar atau pendidik selanjutnya menilai hasil proses pembelajaran tentang materi proses pembelajaranan yang telah  dilaksanakan dengan cara presentasi atau dengan dituliskan, intinya tentang sejauh mana pemahaman yang diperoleh oleh kelompok peserta didik tersebut.
  • Pengajar atau pendidik memberi penghargaan hasil proses pembelajaran individual dan kelompok serta memberi kesempatan untuk peserta didik bertanya tentang segala hal yang belum dipahami sehingga jika ada kekurangan atau kesalahan dapat segera dibenarkan.
  • Pengajar atau pendidik harus memastikan semua anggota kelompok aktif dan mampu berperan untuk memberikan pemahaman pada diri sendiri mengenai materi pelajaran yang disampaikan sehingga proses pembelajaran benar benar berjalan dan materi benar benar dipahami.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk proses pembelajaran dalam jenjang pendidikan apapun, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.

You may also like