Pernahkah sobat mengisi TTS atau teka teki silang? dalam teka teki silang tersebut tentunya terdapat pertanyaan dan harus dijawab dalam kotak kotak khusus dimana di dalam kotak tersebut sudah tersedia beberapa petunjuk seperti jumlah huruf dan antara satu pertanyaan dengan pertanyaan lain saling berhubungan.
Nah sobat, hal tersebut ternyata juga berlaku dalam dunia pendidikan, yakni dalam Model Pembelajaran Word Square, tentu sobat penasaran ya bagaimana model yang sering dianggap sebagai hiburan semata tersebut dapat menjadi cara belajar yang efektif, berikut penjelasan selengkapnya.
1. Pengertian
Model pembelajaran Word Square dalam pandangan psikologi pendidikan adalah pengembangan dari model penjelasan atau model pembelajaran konvensional yang diperkaya. Hal ini dapat diketahui melalui pengelompokkan model penjelasan yang dilengkapi dengan atau kepada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. (Baca juga mengenai : model pembelajaran konvensional)
Model pembelajaran Word Square dalam pandangan psikologi pendidikan yakni model pembelajaran atau pendidikan terpadu yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak kotak jawaban yang telah disediakan. Mirip seperti mengisi Teka Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/ angka penyamar atau pengecoh. (Baca juga mengenai : model pembelajaran coorperative learning)
Jadi jelas ya sobat, jika di dalam teka teki silang jawaban kosong, di model pembelajaran word square di dalamnya sebenarnya sudah ada jawabannya, namun jawaban tersebut berada bersama dengan huruf huruf lain yang acak sehingga membutuhkan kepandaian dan kejelian peserta didik untuk menemukan jawaban yang tepat. (Baca juga mengenai : model pembelajaran problem based learning)
Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran di semua jenjang pendidikan. Tinggal bagaimana Pengajar atau pendidik dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang peserta didik untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/ angka pengecoh bukan untuk mempersulit peserta didik namun untuk melatih sikap teliti dan kritis dalam berfikir. (Baca juga mengenai : peran guru dalam mengembangkan bakat peserta didik)
Model pembelajaran Word Square merupakan salah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang dapat dipergunakan pengajar atau pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model ini merupakan kegiatan belajar mengajar di kelas dengan cara pengajar atau pendidik membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan. (Baca juga mengenai : hambatan dalam menyalurkan bakat)
Instrument atau sarana utama model ini adalah lembar kegiatan atau lembar kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan sehingga peserta didik sebelumnya sudah mencari tahu atau mengerti terlebih dahulu apa jawabannya selanjutnya peserta didik mencari jawaban di dalam kotak tersebut.
2. Fungsi
Fungsi dari model pembelajaran word square pada umunya ialah untuk memberikan suasana belajar yang lebih menantang dan menyenangkan sehingga tidak monoton, namun tentunya terdapat fungsi lain yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran secara luas.
- Kegiatan tersebut mendorong pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran.
Diharapkan dengan melakukan model pembelajaran word square peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan sebab mendapat pelajaran dua kali berturut turut, yakni saat pengajar atau pendidik memberikan penjelasan dan ketika peserta didik mengisi jawaban sesuai pertanyaan yang disediakan.
Disini secara otomatis peserta didik belajar untuk mengingat apa yang telah disampaikan oleh pengajar atau pendidik dan menerapkan langsung pada kotak kotan jawaban yang tersedia, semua mata pelajaran baik yang berhubungan dengan angka atauun hurup dapat diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran word square ini.
- Melatih untuk berdisiplin.
Tentunya peserta didik yang tidak mendengarkan penjelasan materi pengajar atau pendidik di awa akan kesulitan dalam menjawab pertanyaan sebab terdapat banyak angka dan huruf lain yang mengecoh, sehingga hal itu dapat membuat peserta didik lebih sadar untuk memperhatikan apa yang disampaikan pengajar atau pendidik dan dapat menjawab pertanyaan dengan cepat.
- Dapat melatih sikap teliti dan kritis.
Dalam menjawab pertanyaan di kota kotak jawaban yang tersedia jelas dibutuhkan ketelitian terlebih di awal awal pertanyaan ketika semua kotak jawaban belum terisi, peserta didik harus mencari satu satu di huruf atau angka yang tersedia hingga menemukan jawaban yang tepat sehingga secara langsung akan menjadi peserta didik yang teliti dan pantang menyerah.
- Merangsang untuk berpikir efektif.
Model pembelajaran word square dapat membuat siswa berfikir cepat karena ketelitian yang didapatkan, pertama kali diterapkan mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama namun di tahap selanjutnya peserta didik akan mampu memahami alur dan bisa menyelesaikan segala pertanyaan dengan mudah dan cepat karena terbiasa teliti dan berfikir kritis.
3. Penerapan
Dalam proses pembelajaran, model pembelajaran word square diterapkan dengan cara berikut :
- Pengajar atau pendidik menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Tentu diawali dengan apa yang dibebankan pada materi pembelajaran di awal, misalnya tentang pelajaran sejarah maka dijelaskan bahwa materi kali ini tentang Kerajaan dan silsilahnya, pengajar ata pendidik pada awalnya menjelaskan materi secara lengkap terlebih dahulu kepada peserta didik.
- Pengajar atau pendidik membagikan lembaran kegiatan.
Setelah penjelasan selesai dilakukan, pengajar atau pendidik segera membagikan lembar kerja yang telah berisi pertanyaan beserta kotak kotak yang berisi jawaban dengan disertai huruf huruf atau angka acak dimana untuk menemukan jawabannya peserta didik harus paham dan teliti.
- Peserta didik menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.
Jawaban dapat diberikan dengan cara memberi bundar atau memberi garis dan menuliskan sesuai nomor yang tertulis, hal ini menjadi hal yang menyenangkan bagi peserta didik sebab mereka mendapatkan kemampuan belajar dan mengingat sekaligus kemampuan bermain dan teliti sehingga lebih mampu berfikir cepat dan tepat.
- Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
Dia akhir, tentunya pengajar atau pendidik melakukan penilaian terhadap jawaban yang diberikan apakah sudah sesuai atau ada kesalahan, hal ini membuat peserta didik lebih mengingat materi yang disampaikan sebab berfikir secara sistem hafalan sekaligus secara spontan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi untuk proses pembelajaran dalam jenjang pendidikan apapun, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, Terima kasih.