Tidak jauh berbeda dengan artikel sebelumnya, pada kesempatan atau pada artikel kali ini penulis juga masih akan membahas seputar psikologi ya sobat, karena seperti yang sudah kita ketahui bersama aspek psikologi tersebut sangatlah luas cakupannya.
Namun untuk pembahasan kali ini, kita akan membahas mengenai macam – macam asesmen dalam psikologi klinis. Apakah sobat semua sebelumnya sudah mengetahui hal ini? Jika belum sebaiknya sobat semua menyimak ulasan berikut ini dengan seksama. Check it out !
Adapun yang dimaksud dengan psikologi klinis adalah sebuah cabang dari ilmu psikolgi yang merupakan bentuk psikologi terapan untuk menentukan kapasitas dan karakteristik tingkah laku individu dengan menggunakan metode – metode pengukuran asesmen, analisa dan observasi serta uji fisik dan riwayat sosial agar dapat diperoleh saran dan rekomendasi untuk membantu penyesuaian diri individu secara tepat.
Atau dengan kata lain, psikologi klinis tersebut diartikan juga sebagai bidang dalam ilmu psikologi yang meliputi riset, pelayanan, metode – metode dan prosedur aplikasi untuk memahami, menduga dan mengurangi kesalahan, ketidaknyaman dan ketidak mampuan, serta diterapkan pada populasi klien dalam rentang yang luas.
Asesmen klinis merupakan sebuah proses yang digunakan psikologis klinis untuk mengamati dan mengevaluasi masalah sosial dan psikologis klien, baik menyangkut keterbatasan maupun kapabilitasnya. Asesmen ini juga memberikan kontribusi terhadap riset klinis, antara lain dengan menyediakan landasan ilmah untuk mengevaluasi terapi dan membangun teori – teori pemungsian dan disfungsi manusia.
Dalam menjalankan tugasnya tersebut, ada macam macam asesmen dalam psikologi klinis. Adapun asesmen yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Asesmen Pemungsian Intelektual
Yaitu sebuah asesmen yang dianggap paling spektakuler dimasa yang lalu, yang dianggap sebagai pembangkit kapasitas global individu untuk bertindak bertujuan, berpikir rasional, dan bisa berhubungan efektif dengan lingkungannya. (Baca juga mengenai pendekatan behavioral dalam psikologi klinis)
2. Asesmen Kepribadian
Yaitu sebuah asesmen yang mengupayakan untuk menemukan pola perilaku dan pola pikiran atau penyesuaian diri seseorang secara khas dalam lingkungannya. Salah satu yang bersifat khas dari laporan kepribadian adalah bahwa satu – satunya yang dianggap memada adalah laporan yang bersifat dinamis yang menggambarkan interaksi komponen dalam kepribadian sehingga melahirkan suatu pola perilaku yang tentunya juga akan bersifat khas. (Baca juga mengenai peranan psikologi klinis dalam masyarakat)
3. Asesmen Pemungsian Neuropsikologis
Yaitu sebuah asesmen yang melibatkan pengukuran tanda – tanda perilaku yang mencerminkan kesehatan atau kekurangan dalam fungsi otak. Terdapat tiga kegiatan psikologis klinis dalam aasesmnet neuropsikologis ini, yakni menyangkut fokus perhatian asesmen, sejumlah alat tes neuropsikologi yang utama, dan bukti – bukti riset yang menyangkut fokus perhatian asesmnet tersebut, serta bukti – bukti riset yang menyangkut reabilitas dan validalitas tes untuk melakukan asesmen neuropsikologis tersebut. (Baca juga mengenai strategi kelompok dalam psikologi klinis)
4. Asesmen Perilaku
Yaitu sebuah asesmen yang terpusat pada pengidentifikasian perilaku klien secara spesifik atau sistem lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan. Asesmen perilaku ini merupakan pendekatan situasi spesifik, dimana variasi spesifik dalam keadaan lingkungan dengan teliti dalam pemeriksaan untuk menentukan peranan mereka dalam pemungsian klien dalam asesmen klinis tersebut. (Baca juga mengenai terapi humanistik dalam psikologi klinis)
5. Asesmen Objektif
Asesmen objektif ini merupakan bagian dari asesmen kepribadian yang kedua hal tersebut sangatlah memiliki keterkaitan. Adapun asesmen obektif ini adala sebuah asesmen yang melakukan usaha secara ilmiah dan berusaha untuk menggambarkan karakteristik atau sifat – sifat individu dalam kelompok sebagai alat untuk memprediksi perilaku. (peran psikologi klinis dalam psikologi komunitas)
6. Asesmen Projektif
Asesmen projectif ini juga merupakan bagian dari asesmen kepribadian. Dimana dalam asesmen projektif ini menggunakan alat proyeksi, yaitu alat yang dianggap memiliki sensitivitas yang khusus untuk aspek perilaku yang tertutup dan tidak sadar, yang mana didalamnya memungkinkan atau menggali varietas respon subjek yang luas, sagat multidimensional, dan menggali sumber repon yang sangat kaya dan bersenyawa dengan kesadaran subjek yang minimum yang menyangkut dari tujuan dari tes yang dilakukan.
7. Asesmen Perencanaan Dalam Prosedur Pengambilan Data
Yaitu sebuah asesmen yang dilakukan dalam prosedur pemeriksaan dalam psikologi klinis yang pada umumnya terdiri atas observasi, wawancara dan tes yang sudah dipilih sesuai dengan pertanyaan yang harus diajwab. Untuk melakukan efesiensi dalam perencanaan ini, biasanya digunakan cara – cara yang dapat memberi informasi dengan keleluasaan dan kedalaman yang cukup.
8. Asesmen Pengumpulan Data
Setelah melakukan asesmen perencanaan, kemudian asesmen yang dilakukan berikutnya adalah pengumpulan data melalui metode wawancara, onbservasi dan tes. Adapun wawancara itu sendiri bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan dianggap sangat fleksibel. Kemudian untuk observasi dilakukan dengan cara melihat langsung apa yang dilakukan oleh si subjek yang merupakan sasaran dari dilakukannya asesmen tersebut. Sedangkan untuk tes, bisa dilakukan dengan mudah dan ekonomis dan dapat pula dilakukan oleh banyak orang, asalkan terstandarisasi.
9. Asesmen Pengolahan Data
Yaitu sebuah asesmen yang apabila data yang dicari telah terkumpul, pemeriksa dapat memberi maka atau menginterpretasi sesuai dengan tujuan ( klasifikasi, deskripsi dan prediksi ) dan yang paling utama adalah orientasi teoritiknya.
10. Asement Pembuatan Atau Pembentukan Hipotesis
Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya yang dilakukan untuk melengkapi penelitian dalam sebuah objek klinis berikutnya adalah pembentukan hipotesis. Apabila data mentah dari hasil observasi, wawancara, dan tes diubah menjadi sebuah kesimpulan, namun harus dapat dibedakan dalam tingkatan abstraksinya ( dapat bersifat sangat abstrak, atau lebih konkret ) begitupun dengan orientasi teoritiknya harus saling berkaitan dengan tujuan diadakannya asesmen tersebut.
Adapun tujuan dilakukannya asesmen dalam psikologi klinis ini adalah untuk mendapatkan data berupa informasi yang jauh lebih relevansi untuk pengambilan sebuah keputusan, sehingga cara umum perilaku dari orang atau klien yang sedang anda asesmen akan terlihat dengan jelas dari klasifikasi perilakunya.
Oke sobat semua, sekian informasi mengenai macam – macam asemen dalam psikologi klinis yang dapat penulis share pada kesempatan kali ini. Terima kasih bagi sobat semua yang sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel ini. Tentunya penulis berharap artikel ini dapat menambah wawasan dan informasi anda. Sampai jumpa diartikel selanjutnya, salam hangat, salam psikologi klinis.