Home » Ilmu Psikologi » 15 Hubungan Psikologi Dengan Filsafat

15 Hubungan Psikologi Dengan Filsafat

by Bernadet Maress

Psikologi dan cabang cabang psikologi adalah sebuah ilmu tentang jiwa atau ilmu yang secara khusus mempelajari tentang gejala dari kejiwaan manusia. Sementara filsafat merupakan sekumpulan masalah langsung yang bisa mendapatkan perhatian dari manusia dan akan ditemukan jawaban jawabannya dari para ahli filsafat. Psikologi dan juga filsafat sendiri memiliki hubungan erat sebab filsafat sebetulnya merupakan akar dari psikologi dan psikologi merupakan salah satu cabang dari filsafat meski sekarang psikologi sudah berdiri sendiri dan terpisah dari ilmu filsafat. Hubungan utama dari filsafat dengan psikologi adalah ilmu pengetahuan dimana subjek psikologi adalah manusia dan mempelajari tingkah laku dari manusia berhubungan dengan kehendak, akal dan juga pengetahuan. Sementara filsafat juga mengulas tentang tingkah laku manusia namun membutuhkan data dari ilmu. Lalu, apa saja sebenarnya hubungan psikologi dengan filsafat yang paling utama?, berikut ulasan selengkapnya untuk anda.

  1. Menegaskan Akar Historis

Kontribusi filsafat dalam psikologi yang pertama adalah untuk menegaskan akar historis. Psikologi dan ilmu ilmu lainnya adalah pecahan dari filsafat dan dalam filsafat sendiri juga bisa ditemukan refleksi yang mendalam mengenai konsep jiwa dan juga perilaku manusia. Refleksi refleksi inilah yang nantinya bisa ditemukan dalam teks kuno filsafat atau teks filsafat modern. Dengan mempelajari tentang ini, maka psikolog bisa semakin paham tentang akar historis dari ilmu yang mereka miliki dan juga tentang perdebatan yang sedang terjadi didalamnya. Jika membaca tentang beberapa teks kuno Aristoteles dan Thomas Aquinas mengenai konsep jiwa dan manusia, maka beberapa teks kuno tersebut akan memberikan sudut pandang dan juga pemikiran yang baru untuk perkembangan ilmu psikologi.

  1. Memberikan Kerangka Berpikir

Jika dilihat secara khusus, fungsi filsafat dalam psikologi juga bisa memberikan kerangka berpikir yang sistematis, logis sekaligus rasional untuk para psikolog baik praktisi dan juga akademisi. Dengan menggunakan ilmu logika yang menjadi salah satu cabang filsafat, psikolog juga akan dibekali dengan kerangka berpikir yang bisa digunakan dalam kerja mereka. Semua ilmu pengetahuan dibangun atas dasar logika begitu juga dengan psikologi. Metode pendekatan dan juga penarikan kesimpulan secara menyeluruh akan diambil atas dasar prinsip logika sehingga dengan belajar logika secara sistematis, para psikolog nantinya bisa mengembangkan ilmu psikologi secara sistematis, rasional dan juga logis.

  1. Pekembangan Etika

Filsafat juga mempunyai cabang yang cukup penting dalam perkembangan ilmu psikologi yakni etika. Yang dimaksud dengan etika dalam hal ini adalah mengenai moral dan moral disini mengartikan semua yang berhubungan dengan baik atau buruk. Sementara dalam praktek ilmiah, ilmuwan juga membutuhkan etika untuk panduan agar penelitian tidak sampai melanggar nilai moral dasar seperti hak asasi manusia dan juga kebebasan. Sebagai praktisi, seorang psikolog juga akan membutuhkan panduan etis dalam kerja mereka dan panduan etis umumnya akan diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi.

  1. Eksistensialisme

Salah satu dari cabang cabang filsafat yang berpengaruh dalam psikologi adalah eksistensialisme. Beberapa tokoh yang berhubungan dalam hal ini diantaranya adalah Friedrich Nietzsche, Viktor Frankl, Soren Kierkegaard, Jean Paul Sartre dan juga Rollo May. Eksistensialisme merupakan cabang filsafat yang merefleksikan manusia dimana akan selalu bereksistensi dalam hidup sehingga manusia akan dipandang sebagai individu yang akan terus berproses untuk mendapatkan makna dan tujuan dalam hidup. Eksistensialisme nantinya akan merefleksikan masalah manusia sebagai individu mengenai kecemasan, makna, otentisitas dan juga tujuan hidup dari manusia sebagai fungsi filsafat manusia dalam psikologi dan kehidupan manusia.

  1. Mengangkat Asumsi

Hubungan filsafat dengan psikologi selanjutnya adalah ilmu filsafat yang bisa mengangkat asumsi dalam ilmu psikologi. Filsafat juga berguna untuk fungsi kritik pada asumsi dan kritik disini bukan mengartikan sebuah kritik yang menghancurkan namun kritik yang konstruktif agar ilmu psikologi nantinya bisa berkembang menuju arah yang jauh lebih manusiawi dan bisa memahami realitas kehidupan dari manusia dimana asumsi tersebut bisa dibagi menjadi tiga yakni antroplogis, epistemologis dan juga metafisis. 

  1. Refleksi Teori Sosial Kontemporer

Dalam perkembangan psikologi sosial, filsafat bisa memberikan wacana atau sudut pandang yang baru dalam bentuk refleksi teori sosial kontemporer. Dalam filsafat sosial yang menjadi salah satu cabang filsafat, para filsuf dibekali dengan banyak cara pandang fenomena sosial politik seperti massa, kekuasaan, negara, masyarakat, legitimasi, ekonomi, hukum dan juga budaya. Pada pembahasan segala teori tersebut, filsafat sosial nantinya bisa menyumbangkan banyak hal dalam perkembangan psikologi sosial dan juga bentuk dialog diantara ilmu yang koperhensif.

  1. Membantu Perkembangan Ilmu Psikologi

Ilmu filsafat sebagai salah satu cabang dari filsafat juga dapat menyumbang besar untuk perkembangan ilmu macam macam psikologi khusus. Ilmu filsafat merupakan cabang dari filsafat yang bisa merefleksikan beberapa konsep dari para ilmuwan seperti contohnya konsep metode, objektivitas, pembuatan kesimpulan dan juga konsep standar kebenaran sebuah pernyataan ilmiah. Psikolog sebagai seorang ilmuwan membutuhkan kemampuan berpikir dari ilmu filsafat dengan tujuan agar para psikolog bisa tetap sadar jika ilmu sebenarnya tidak pernah bisa mencapai kepastian yang mutlak namun hanya dalam level probabilitas.

  1. Memberikan Cara Berpikir Radikal, Sistematis dan rasional

Hubungan berikut dari filsafat dengan psikologi adalah filsafat yang bisa memberikan cara berpikir radikal, sistematis sekaligus rasional pada ilmu psikologi sehingga nantinya macam macam teori belajar dalam psikologi bisa menjelajah ke area yang sebelumnya belum pernah tersentuh. Teori dari psikologi tradisional masih beranggapan jika manusia bisa diperlakukan seperti individu yang mutlak dan manusia bisa diperlakukan sebagai objek. Dengan cara berpikir dalam disiplin filsafat, kepercayaan teori psikologi tradisional nantinya bisa kembali ditelaah serta mencari kemungkinan pendekatan baru yang lebih sesuai.

  1. Memperlancar Integrasi Antara Ilmu

Filsafat juga bisa berguna untuk memperlancar integrasi diantara berbagai ilmu yang dibutuhkan khususnya ilmu pengetahuan dalam berkembang ke arah spesialisasi yang akhirnya bisa menimbulkan kebuntuan yang bisa menyebabkan ciri ciri depresi berat.

  1. Membedakan Antara Ilmu pengetahuan

Filsafat nantinya juga bisa membantu dalam urusan membedakan antara ilmu pengetahuan dan juga scientisme dimana scientisme bertujuan untuk tidak mengakui kebenaran lain dibandingkan dengan kebenaran yang diutarakan ilmu pengetahuan sekaligus tidak menerima cara pengenalan lainnya dibandingkan dengan cara pengenalan yang dilakukan ilmu pengetahuan. Dengan ini, maka ilmu pengetahuan akan melewati batasan batasan dan akan menjadi sebuah filsafat. 

  1. Menilai Secara Kritis

Filsafat ilmu bisa memiliki peran untuk menilai secara kritis tentang apa yang dianggap benar oleh ilmu psikologi kognitif. Seperti yang sudah diungkapkan, ilmu memiliki peran besar bagi manusia dan akan mendukung peradaban dari manusia sehingga harus sangat dihargai. Akan tetapi terkadang kelemahan yang harus diperhatikan adalah jika pelaku ilmu berpendapat jika diluar ilmu mereka tidak ada pengetahuan lain yang bisa dibenarkan. Sedangkan kelemahan lainnya adalah adanya anggapan mengenai kebenaran yang dikemukakan secara eksplisit dengan mengabaikan bidang filsafat yang sebenarnya sudah dimasuki oleh para pelaku ilmu yang bersangkutan.

  1. Memberikan Solusi Dari Permasalahan

Filsafat merupakan ilmu yang mempertanyakan sebuah jawaban, sementara psikologi adalah ilmu yang menjawab pertanyaan atau masalah dengan kata lain berguna sebagai cara menyelesaikan masalah menurut psikologi. Dengan berfilsafat, psikolog nantinya bisa memperoleh solusi dari sebuah permasalahan yang sedang dihadapi klien sebab akan terus diberi pertanyaan seperti kenapa, mengapa, apakah alasannya dan terus seperti itu hingga nantinya diperoleh kesimpulan dari permasalahan tersebut. Padat saat seseorang sudah bisa mempertanyakan dirinya, bagaimana dirinya bisa terbentuk dan seperti apa posisinya dalam alam semesta, itu menandakan seseorang sudah berfilsafat sampai ke taraf tertinggi.

  1. Memiliki Pandangan Ilmu Alam dan Supranatural

Psikologi adalah cabang ilmu yang mengulas tentang manusia dimana untuk orang awam tidak menganggap jika psikologi merupakan ilmu perdukunan atau sebuah ilmu supranatural seperti bisa meramal, membaca pikiran dan sebagainya. Sedangkan filsafat membahas tentang refleksi terhadap alam dan semua fenomena yang ada. Dengan menjelaskan fenomena ilmu alam atau ilmu pengetahuan atau sains, maka psikologi dan filsafat mempunyai pandangan yang bisa dikatakan berbeda.

  1. Berkaitan Dengan Pikiran dan Kognisi

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, psikolog hanya sedikit ambil bagian dari filsafat yaitu tentang pikiran dan juga kognisi. Akan tetapi 30 tahun terakhir sudah berubah yakni kecerdasan buatan, antropologi, psikologi kognitif dan juga linguistik serta ilmu saraf yang akhirnya membuat ilmu psikologi dan filsafat berjalan pada jalur yang sama. Filsuf psikolog bahkan juga bisa berkontribusi untuk membuat karya ilmiah pada kedua disiplin tersebut.

  1. Saling Melengkapi

Hubungan antara filsafat dan juga psikologi juga bersifat saling melengkapi jika dilihat dari fungsi keduanya. Psikologi bisa menjelaskan secara detail tentang gejala psikis dan psikologis seseorang sehingga sebab, dinamika dan juga kemungkinan dari perilaku bisa dijelaskan secara lengkap. Sedangkan filsafat lebih menargetkan pada aspek manusia secara menyeluruh seperti segi rohani dan jasmani, kebebasan dan determinisme, keilahian dan juga individualitas, kesejarahan dan kebudayaan, kebahasaan dan simbolisme merupakan kesatuan dari gejala dan juga kejadian manusia yang selanjutnya akan dilihat sebagai sebuah integral sehingga fungsi keduanya akan saling melengkapi kebutuhan dari ilmu pengetahuan manusia.

Dari ulasan diatas sudah dijelaskan jka hubungan psikologi dengan filsafat sangatlah erat dan terkadang saling berhubungan namun terkadang juga bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lain sehingga tidak bisa saling terpisahkan.

You may also like