Setiap anak tentunya menginginkan untuk memiliki keluarga yang utuh, harmonis dan penuh dengan kehangatan. Anak-anak membutuhkan peran orang tua dalam memberikan perhatian dan kasih sayang. Hanya saja tidak setiap anak mendapatkan keinginan ini, ada beberapa kasus dimana anak menjadi korban dari permasalahan keluarga yang menyebabkan mereka harus kehilangan perhatian dan kasih sayangnya tersebut, salah satunya dikarenakan perceraian. Tidak mudah untuk anak menerika kondisi perceraian orang tuanya di dalam kehidupan mereka. Bahkan terkadang hal ini memberikan dampak bagi anak.
Kondisi rumah tangga yang mengalami broken home tidak hanya akan berpengaruh pada pasangan, namun juga pada anak-anak yang ada di dalamnya. Secara tidak langsung kondisi ini akan mempengaruhi baik fisik dan psikis anak, bahkan tak jarang dampak broken home terhadap anak dapat bersifat negatif yang mana nantinya mempengaruhi masa depan anak-anak tersebut. Lalu bagaimana cara mengatasi agar anak-anak yang mengalami broken home tidak sampai merasakan efek negatif dari kondisi keluarganya tersebut? Berikut ini penjelasannya.
1. Jangan Memperlihatkan Permasalahan Di Depan Anak
Hal ini berlaku bagi orang tua, meskipun kondisi keluarga sedang ditimpa banyak permasalahan. Akan lebih baik untuk tidak menunjukkannya pada anak-anak. Orang tua, terutama ibu harus dapat menaha dan mengontrol emosi serta lebih peka pad aperasaan anak. Peran ibu dalam keluarga adalah untuk memberikan rasa nyaman dan anak serta merangkul anak agar bisa merasakan senang dan bahagia tanpa harus masuk ke dalam permasalahan yang sedang dihadapi orang tuanya.
2. Ajaklah Untuk Berpikiran Positif Dalam Segala Kondisi
Cobalah untuk mengajak anak untuk selalu berpikir positif dalam segala kondisi yang dihadapinya. Memang tidak mudah untuk selalu berpikiran positif meskipun dalam kondisi yang seakan membuat kita menyerah. Namun jika membiarkan anak terus termenung sedih dan selalu berpikir negatif bukanlah solusi yang tepat. Ajarkan anak dengan pelan untuk mulai bisa menerima kenyataan dan mencoba berpikiran positif.
3. Jangan Biarkan Anak Menyesali Diri
Jangan sampai membiarkan anak menyalahkan diri ataupun menyesali dirinya sendiri. Kondisi ini nantinya menyebabkan anak dapat melakukan hal-hal negatif yang mana seahrusnya tidak boleh dilakukan, hal ini pula lah yang menjadi faktor penyebab kenakalan anak di lingkungan masyarakat.
Ajaklah anak untuk mencoba hal-hal yang baru, selama itu dapat bersifat positif dan membentuk karakter anak yang positif maka hal-hal tersebut bisa dilakukan. Misalnya saja mencoba hobi baru, ke tempat-tempat baru yang mengasyikkan, dan lainnya yang membuat pikiran menjadi lebih fresh serta pikiran-pikiran buruk dapat terlupakan sejenak
Masalah yang terjadi pada anda dan pasangan, janganlah sampai mempengaruhi peran anda sebagai orang tua. Jangan membiarkan anak merasakan beban tersebut sendirian. Cobalah untuk selalu menjaid tempat berbagi untuk anak, sehingga segala keluh kesah yang anak rasakan dapat tersalurkan dengan baik dan tidak menyebabkan anak mencari perhatian di tempat lainnya.
6. Butuh Treatment Khusus
Dibutuhkan treatment khusus untuk mengatasi anak-anak yang merupakan korban dari perceraian maupun broken home. Ada banyak perubahan sifat anak broken home yang mungkin tidak diketahui oleh setiap orang tua. Sehingga nantinya menyebabkan kenakalan remaja atau bahkan menyebabkan gangguan jiwa pada anak karena merasa tidak siap dengan kondisi yang ada. Banyak sekali kasus-kasus anak yang mengalami broken home mengalami trauma yang terkadang sulit untuk disembuhkan hingga dewasa. Untuk itulah dibutuhkan tindakan atau treatment khsuus yang dilakukan oleh terapis sehingga kondisi broken home nantinya tidak akan sampai mempengaruhi psikologi anak.
7. Tetap Menjaga Keintiman Keluarga
Meskipun orang tua telah bercerai, namun jangan sampai kondisi ini mengubah kehidupan anak. Anak tetap membutuhkan peran dari kedua orang tua, dan itu lah yang harus dipikirkan setiap orang tua yang mengalami perceraian. Singkirkan perasaan egois dari masing-masing pihak, dan belajarlah dewasa untuk anak. Meskipun kondisi keluarga sudha bercerai, namun sebisa mungkin tetap jaga keintiman keluarga. Sehingga anak tetap merasakan perhatian dan kehangatan dari kedua orang tuanya meskipun kondisinya sudah bercerai sekalipun.
Kondisi broken home memang memberikan dampak psikologis anak broken home yang mungkin belum semua orang tua menyadarinya. Sehingga kembali lagi kepada pihak orang tua untuk mencari solusi atas segala permasalahan yang terjadi pada keluarga. Solusi apapun yang didapatkan, agar jangan sampai berpengaruh negatif pada anak. Bagaimanapun anak tetap membutuhkan peran kedua orang tuanya yang tidak mungkin dapat digantikan oleh siapapun. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.