Di zaman globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi semakin disuguhkan dengan perkembangannya yang sangat pesat dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak sekali diantara aktivitas di seluruh lapisan masyarakat entah itu aktivitas yang meliputi dunia karier, bisnis, ilmu pendidikan, bahkan aktivitas sosial yang memanfaatkan teknologi untuk membantu mernjalankan aktivitas ini.
Salah satu perkembangan teknologi ini adalah adanya media sosial sebagai bentuk pelayanan teknologi dan informasi untuk membantu masayarakat dalam bersosialisasi. Fenomena penggunaan media sosial adalah sesuatu yang sangat lazim di kalangan masyarakat, baik bagi anak-anak, remaja belasan tahun hingga para orang tua. Tak hanya di Indonesia yang saat ini sedang ramai menggunakan media sosial namun seluruh dunia telah ikut kecanduan menikmati penggunaan media sosial.
Namun, segala perkembangan ini memunculkan adanya masalah baru di masyarakat. Frekuensi penggunaan media sosial yang sangat banyak memicu timbulnya dampak yakni dampak pada psikologis penggunanya. Psikologi memang terdiri dari banyak prespektif seperti Psikologi Pendidikan , Psikologi Olahraga, Psikologi Kepribadian, psikologi remaja, psikologi sosial, Psikologi Islam, psikologi kesehatan dan seterusnya. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas dampak psikologis di media sosial. Mari, kita simak bersama-sama!
Arti Media Sosial
Media sosial pada hakekatnya adalah sebuah sarana yang diciptakan untuk mempermudah komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain walaupun harus melintasi jarak,waktu dan ruang. Media sosial dimanfaatkan sebagai wadah untuk saling mempererat silaturahmi antar sudara atau teman, memberi dan menerima informasi, memposting tulisan tertentu seperti status, pengumuman atau sebuah undangan acara, mengupload video inspirasi atau foto-foto pribadi, saling mengomentari satu sama lain dan masih banyak manfaat lainnya. Tidak ada sesuatu yang diciptakan kecuali karena ada manfaatnya.
Begitu pula dengan media sosial, media sosial yang pada awalnya memang diperuntukkan karena sangat berpotensi sebagai mediator yang baik dalam bersosialisasi, pada sisi lain malah disalahgunakan oleh pihak tertentu. Salah satu pemanfaatannya yang sering kita rasakan adalah banyak sekali iklan-iklan yang sering muncul di televisi, kini banyak yang mengikutsertakan para akun media sosial seperti media sosial public figure sebagai ajang untuk mempromosikan atau memberikan informasi yakni berupa tester mengenai suatu produk yang dipasarkan.
Di sisi yang lain, juga banyak sekali pemberitaan negatif akibat media sosial seperti adanya penipuan penjualan produk yang mengatasnamakan salah satu public figure dengan memanfaatkan media sosialnya berupa akun instagram. Bahkan, ada pula berita penipuan dan penculikan melalui jejaring facebook atau twitter denagn modus berkenalan, chattingan, bertemu di sutu temapat kemudian diculik.
Menurut beberapa hasil penelitian dan pemberitaan bahwa penggunaan media sosial terbukti berpengaruh pada keadaan psikologis seseorang. Apa saja dampak psikologis media sosial? Mari kita bahas bersama-sama.
- Media Sosial Sebagai Sarana Pengungkapan Diri yang Baik
Para ilmuwan telah menyetujui bahwa berbicara tentang diri kita sendiri akan memberikan dampak pada psikologis seseorang yakni berupa rasa kepuasan tersendiri dan rasa kesenangan yang sangat baik. Misalkan pada saat kita menggunakan media sosial untuk memberikan postingan berupa status “Sungguh hari ini aku sangat senang karena mendapat juara matematika tingkat nasional”.
Perhatikanlah status tersebut, bahwa selain status ini bermaksud untuk sekedar mengungkapkan rasa gembira dan bangganya seseorang tersebut karena mendapat juara matematika tetapi makna yang sebenarnya bahwa orang tersebut sedang mengungkapan dirinya pada publik, dia sedang menarik perhatian orang lain untuk membicarakan dirinya sendiri.
- Pengaruh Posting-an Media Sosial pada Mood Seseorang
Emosi sangat mungkin untuk ditularkan melaui media sosial. Kita sendiri mungkin saja pernah ikut terbawa atau tertular emosi yangdibagikan melalui media sosial. Posting-an yang mengandung sisi positif atau sisi negatid sudah pasti akan mempengaruhi pembacanya. Kita seolah-olah digiring untuk merasakan hal yang sama dengan orang yang sedang memposting status tersebut. Cobalah untuk menghindari posting-an negatif yang dapat merusak moodmu. Apabila kamu terlanjur melihat posting-an negatif, kamu bisa cepat mencari unggahan yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga mood yang rusak tadi bisa segera kembali membaik.
- Media Sosial Beresiko Menimbulkan Iri Hati
Para ahli membuktikan bahwa unggahan keberhasilan seseorang dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu dapat memicu perasaan iri hati, cemburu dan menderita pada seseorang. Hal semacam ini memang tak bisa untuk dipungkiri. Semua orang akan berlomba-lomba menunjukkan keberhasilannya di media sosial demi sebuah eksistensi dan anjungan dari para netizen.
Seperti posting-an status yang sudah dicontohkan pada dampak psikologis pertama, bahwa pada saat dia mengunggah status tersebut ke media sosial, akan banyak sekali teman-temannya yang iri melihat keberhasilannya dalam mendapatkan juara matematika tingkat nasional.
- Media Sosial Berpotensi Menimbulkan Kecemasan
Adanya tekanan terus menerus yang terdapat dalam media sosial akan menyebabkan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi bagi remaja. Misalkan pada saat ada promosi diskon yang sedang dilaksanakan oleh suatu pusat perbelanjaan dengan mengumumkannya melalui media sosial. Semua orang terutama wanita akan berlomba-lomba mendapatkan diskon tersebut.
Mungkin akan baik bagi orang yang pada saat itu mempunyai uang yang cukup, tetapi bagi orang yang pada saatitu mungkin sedang mengalami kesulitan uang, dia akan senantiasa merasa cemas bahkan depresi karena tidak dapat mendapatkan diskon yang sedang berlangsung.
- Media Sosial Dapat Menghilangkan Stres (bagi) Wanita
Bagi sebagian besar wanita di seluruh dunia menganggap bahwa dengan bermain media sosial adalah Cara Mengatasi Stres dan Depresi. Karena dengan mengakses media sosial, wanita akan dapat mengunggah postingan yang menarik bagi mereka serta dapat menikmati foto dan video yang mereka sukai. Bahkan para peneliti telah menemukan fakta bahwa wanita yang menggunakan media sosial akan memiliki faktor stres yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak bermain media sosial.
- Media Sosial Memberikan Perasaan Menyenangkan
Jika kita sedikit mengulik tentang apa sebenarnya manfaat seseorang untuk mengupload foto atau video, memposting sebuah status yang memberikan informasi kita sedang berada di mana atau apa yang sedang kita melalui media sosial? Namun penelitian menunjukkan bahwa pada saat seseorang menceritakan segal sesuatu yang ia lakukan untuk ditunjukkan kepada orang lain di media sosial akan memberikan rasa kesenangan tersendiri bagi kita yang mengunggahnya.
Atau dalam ilmu psikologi, hal ini dinamakan sebagai Asertif yakni saat kita menyampaikan perasaan kita akan menyebabkan perasaan lebih lega atau menyenangkan.
- Media Sosial Sebagai Ajang Kebutuhan Untuk Didengarkan
Kebutuhan untuk didengarkan ternyata adalah kebutuhan dasar manusia di seluruh dunia, selain kebutuhan temapta tinggal dan makan. Sebagian orang mungkin bukanlah tipe orang yang mudah untuk menceritakan sesuatu kepada orang lain secara langsung. Mereka mungkin saja menganggap orang lain tidak akan mau mendengarkan keluh kesah atau masalah yang sedang dihadapinya.
Inilah salah satu diantara banyak alasan mengapa seseorang akan lebih nyaman untuk mencurahkan isi hatinya melalui status di media sosial. Wajar memang jika banyak orang lebih memilih mengungkapkan perasaannya di media sosial. Akan tetapi ebih baik lagi jiak kita dapat curhat kepada orang lain untuk mengurangi resiko daripada curhat di media sosial.
- Media Sosial Sebagai Wadah Kebutuhan untuk Dikenal
Bukan hal yang langka jika kehadiran atau eksistensi seseorang di media sosial adalah karena adanya kecenderungan untuk dikenal oleh banyak orang. Dengan dikenal banyak orang akan memicu psikologis seseorang untuk merasa lebih bangga. Akan tetapi masalahnya adalah pengguna media sosial akhir-akhir ini terlalu mengekspresikan dirinya secara berlebihan bhakan ada yang bertentangan dengan nilai dan moral masyarakat.
Yang lebih mengerikan lagi ada banyak sekali postingan negatif seseorang di media sosial yang malah dianggap sebagai “goals” oleh banyak orang. Maka dari itu mulailah memahami bahwa dikenal karena sebuah prestasi justru adalah hal yang lebih dibanggakan daripada dikenal karena materi yang sering dipamnerkan di media sosial.
- Media Sosial Berpotensi Menimbulkan Konflik
Tidak dapat dipungkiri bahwa postingan di media sosial akan mempengaruhi diri kita sendiri maupun pasangan kita. Yang dikhawatirkan disini adalah ketika penggunaan media sosial menjadi tidak bijak karena adanya masalah yang timbul karena postingan yang diunggah di media sosial secara bebas tanpa batas.
Penggunaan tanpa batas ini akan mengakibatkan salah paham, lalu menciptakan konflik dan akhirnya berujung pada perceraian. Selai itu pada hubungan pertemanan, media sosial bisa dijadikan sebagai ajang seseorang melakukan penyindiran atau olok-olok. Perilaku semacam ini bukan tidak mungkin akan menjadi masalah dan berakibat pada timbulnya konflik antar teman.
- Media Sosial Menyebabkan Individualisme
Seseorang yang aktif menggunakan media sosial akn membentuk karakter seseorang yang individualis. Artinya mereka menjadi tidak peduli dengan keadaan lingkungan sekitar karena saat seseorang menggunakan media sosial, mereka akan cenderung asyik dengan dunia mayanya dan mengabaikan interaksi sosial dengan orang lain di kehidupan yang nyata. Hal ini akan mengakibatkan buruknya hubungan sosial antar sesama.
- Media Sosial Menimbulkan Gengsi
Para pecandu media sosial akan selalu mengungkapkan dirinya di dunia maya yang berbeda dengan dirinya di dunia nyata. Mereka akan selalu menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang sempurna namun tak sesuai dengan dirinya di dunia nyata. Masalah ini biasanya dipicu oleh rasa gengsi sehingga seseorang menjadi tidak berani untuk mempresentasikan gambaran dirinya yang sebenarnya.
Penanganan Psikologis Media Sosial
Penggunaan media sosial yang berdampak pada psikologis seseorang juga bisadiatasi dengan hal berikut :
- Ubahlah kebiasaan bersosialisasi di dunia maya menjadi bersosialisasi di dunia nyata. Mulailah memperhatikan lingkungan sekitar dan kurangi penggunaan gadget dengan berinteraksi dengan ornag lain
- Alihkan perhatianmu untuk mengisi waktu dengan hal-hal yang lebih bermanfaat sehingga kamu tidak menghabiskan waktumu berjam-jam dengan mengakses media sosial
- Tetapkan batas waktu maksimal penggunaan smartphone agar mengurangi efek kecanduan
Demikian dampak psikologis yang ditimbulkan oleh penggunaan media sosial. Kemajuan teknologi ini harusnya dapat disikapi dengan bijak terlebih oleh anak-anak muda sehingga dapat memberikan dampak yang lebih positif. Penting sekali bagi semua orang untuk mengetahui Cara menghindari kebiasaan buruk ini dan mengganti dengan hal yang lebih bermanfaat. Ayo! Gunakan akun media sosialmu bukan untuk ajang “unjuk gigi” tetapi untuk ajang penyebaran hal-hal yang lebih berguna bagi orang lain.