Permasalahan rumah tangga, ibu dan ayah, orangtua dan anak sangatlah kompleks dan terkadang membingungkan. Sebagian anak di bawah umur beranggapan kedua orangtua mereka sedang melakukan acting dengan adegan marah, menangis, berteriak dan sebagainya. Kenali penyebab anak mudah tersinggung yang perlu dimengerti.
Berbeda hal apabila yang dihadapi anak dengan usia cukup matang atau remaja, apapun yang terjadi dalam keluarga, ayah dan ibu membuat psikologi remaja lebih rentan mengalami rasa trauma. Satu contoh permasalahan dalam keluarga yang saat ini banyak terjadi yaitu kasus poligami.
Berikut ini akan dibahas mengenai masalah dan dampak poligami bagi anak dan tumbuh kembangnya :
1. Anak Sulit Menerima Kondisi Ayah Berpoligami
Salah satu contoh dampak akibat poligami yang dilakukan oleh ayahnya, yaitu anak akan sulit untuk menerima kondisi sang ayah memiliki wanita lain.
Hal ini karena anak melihat kondisi sang ibu yang sedih, terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa. Tidak menerima kondisi tersebut secara ikhlas dan terasa menyakitkan hati sang anak. Berikut ini macam dan jenis emosi pada anak usia dini yang perlu orangtua perhatikan.
2. Anak Menjadi Murung
Selanjutnya dampak poligami bagi anak yang bisa terlihat yaitu adanya perubahan sikap yang tidak biasa. Anak akan menjadi mudah murung, sedih dan menyendiri.
Kondisi ini bisa saja berlangsung lama, tergantung dari bagaimana orangtua serta lingkungan memberikan dukungan dan arahan yang tepat. Beberapa pola dan jenis gangguan kognitif pada anak mulai dari usia dini.
3. Anak Menjadi Temperamental
Setelah anak mengetahui apa yang terjadi terhadap orangtuanya, khususnya poligami hal ini bisa mempengaruhi emosi anak.
Anak menjadi mudah tersinggung dan temperamental, dikarenakan anak merasa kecewa, marah dan juga kesal terhadap kondisi orangtua dan solusi masalah yang tidak selesai dengan bijak. Beberapa contoh jenis gangguan emosional pada anak yang bisa diketahui.
4. Anak Menjadi Masa Bodoh
Dampak poligami bagi anak selanjutnya adalah anak menjadi masa bodoh, apatis, cuek dan sebagainya. Akibat dampak psikologis melihat orangtua yang bertengkar, ribut, ayah yang mengkhianati sang ibu membuat anak menjadi hancur perasaannya.
Sehingga lambat laun menimbulkan rasa tidak peduli terhadap lingkungan. Perhatikan macam juga jenis gangguan abnormalitas pada anak usia dini.
5. Anak Menjadi Pendendam
Pengaruh buruk bagi anak apabila ayahnya berpoligami bisa menimbulkan anak menjadi pendendam. Anak melihat sosok ibunya yang sudah melayani ayahnya dengan sempurna, tiba – tiba dikhianati, maka anak akan berubah.
Sosok ayah yang diidolakan dan menjadi teladan bisa hilang begitu saja, apabila sang ayah tidak dapat memberikan alasan dan nasihat yang tepat dan jelas kepada anak. Ini dia perkembangan juga contoh egosentrisme pada anak dimulai dari usia balita.
6. Anak Mudah Tersinggung
Salah satu dampak poligami bagi anak yang bisa dirasakan oleh orangtuanya yaitu anak memjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Anak merasa orangtua dan rumah yang ia percayai selama ini telah berkhianat. Anak tidak bisa melampiaskan rasa marahnya, hanya bisa diungkapkan dengan perasaan tersinggung, walaupun itu masalah sepele.
Hal ini jika dibiarkan begitu saja, maka anak dengan mudah terjerumus ke dalam perubahan mental, penyalahgunaan kepercayaan dan sebagainya. Karena perasaan marah yang tidak terbendung, juga labilnya emosi. Berikut ini hal dan penyebab anak remaja mudah marah yang orangtua bisa perhatikan.
7. Anak Menjadi Membenci Sosok Ayah
Sosok ayah bagi seorang anak, baik anak laki – laki dan perempuan merupakan sosok pelindung, imam, serta pencari nafkah yang ulung.
Ibu yang setia melayani anak dan juga ayah, mendukung setiap usaha mereka. Namun, di tengah keharmonisan keluarga yang terjalin, tiba – tiba sang ayah berkhianat dengan atau tanpa alasan tertentu. Apapun alasannya, anak mengetahui kalau sang ayah berkhianat dan menyakiti hati sang ibu.
Dengan kondisi seperti ini, maka perasaan anak sangat terganggu dan tidak bisa menerima keadaan. Lambat laun terbentuklah perasaan membenci sosok ayah yang selama ini menjadi panutannya. Penting yang harus dilakukan yaitu peran orang tua dalam pembentukan identitas remaja yang positif untuk masa depannya.
Memiliki permasalahan pologami dalam keluarga, siapapun orangnya pasti akan sulit untuk menerima. Hanya saja, dengan kejujuran, komunikasi, serta alasan yang mampu diberikan kepada anak, maka hal buruk masih dapat dihindari.
Demikian penjelasan mengenai dampak poligami bagi anak, semoga menjadi pembelajaran dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa secara postif dan mencari jalan keluar tanpa menyakiti hati keluarga.