Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 7 Dampak Hospitalisasi Pada Anak Dan Keluarga

7 Dampak Hospitalisasi Pada Anak Dan Keluarga

by Rini Sabarini

Perawatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit memang berbeda, tidak semua pasien baik anak, remaja dan orang dewasa diperlalukan berbeda pula.

Apabila Anda berobat ke rumah sakit yang notabene memberikan fasilitas dengan kelas terbaik, maka tidak salah pelayanan mereka akan sangat memuaskan. Waspadai dan ketahui beberapa pengaruh gadget pada psikologi anak jika terlalu berlebihan.

Namun, banyak juga kejadian saat ini, khususnya pasien dengan menggunakan asuransi pemerintah atau askes mendapat pelayanan yang kurang memuaskan. Dari segi komunikasi, keramahan para pekerja, obat yang diberikan, dan sebagainya.

Nah, berikut ini akan dibahas mengenai dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga yang berdampak buruk saja, seperti di bawah ini :

1. Dampak Trauma

Secara psikologi dampak karena hospitalisasi untuk anak yaitu bisa membuat rasa trauma. Baik trauma dalam kurun waktu pendek dan juga dalam waktu yang panjang. Apabila rumah sakit tidak dapat mengobati dan melayani pasien dengan baik dan benar, tentu hal ini bisa saja mengakibatkan keseriusan penyakit pasien menjadi bertambah parah.

Belum lagi dengan pelayanan yang tidak baik, maka jelas hal ini berpengaruh kepada kenyamanan pasien anak – anak, merekan akan sering menangis dan ketakutan. Contoh peran orang tua dalam motivasi belajar anak di sekolah dan di rumah.

2. Dampak Cedera

Dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga selanjutnya yaitu bisa membuat cedera atau cacat. Banyak peristiwa yang dialami beberapa pasein anak – anak, yang dampaknya sangat serius. Contoh karena pelayanan yang tidak maksimal atau karena orangtuanya tidak memiliki cukup uang, sang anak ditelantarkan begitu saja sampai kondisinya parah.

Ada juga yang sampai kondisi anak balita meninggal, karena pelayanan dan tindakan medis yang terlambat. Tentu hal ini sangat miris, dan terjadinya kepada anak – anak yang masih memiliki masa depan yang panjang. Pentingnya peran orang tua pada anak retardasi mental agar anak menjadi lebih mandiri.

3. Dampak Rasa Takut

Ketakutan pasti akan terjadi apabila pihaj rumah sakit memberikan pelayanan yang asal – asalan, belum lagi pemberian obat yang kadang tidak sesuai dengan penyakit pasien.

Pasti orangtua sangat menkuatirkan kondisi seperti ini, bukannya sembuh malah semakin parah penyakitnya, selain beban mental dirasakan orangtua, pasien anak juga akan merasa tidak nyaman dengan perlakukan yang tidak semestinya.

Kondisi seperti ini banyak dialami oleh anak – anak yang tingkat kemampuan ekonomi di bawah standar atau orangtua yang tidak memiliki kecukupan biaya. Ketahuilah contoh – contoh egosentrisme pada anak dari usia balita.

4. Adanya Rasa Tidak Percaya

Akibat dari hospitalisasi rumah sakit terhadap pasien anak, maka timbullah opsi tidak percaya kepada pihak rumah sakit. Rasa trauma, takut, kuatir dan sebagainya, tentu saja untuk mencari rumah sakit dengan fasilitas dan pelayanan baik membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Rumah sakit swasta sendiri yang tidak menerima pasien dengan jaminan askes atau asuransi pemerintah sangatlah sulit bagi pasien. Banyak rujukan rumah sakit yang tidak sesuai dengan harapan pasien, sehingga pasien mengalami reaksi yang semakin parah. Berikut ini langkah dan cara mengatasi rasa takut pada anak – anak kecil.

5. Rasa Sedih

Belum lagi dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga yang berujung kepada perasaan sedih. Kejadian pasien anak balita yang meninggal di rumah sakit akibat pelayanan, tindakan yang salah, diagnosa salah sering terjadi. Sehingga kondisi pasien tidak bisa diselamatkan, ada juga karena dana yang tidak cukup.

Hal ini membuat keluarga dan orangtua merasa sedih, untuk berobat saja mereka diharuskan untuk membayar jaminan dulu, lalu jika tidak maka pasien tidak bisa diobati bahkan sudah tidak tertolong. Hal ini menjadi satu alasan bagi orangtua, betapa menyedihkannya pelayanan di rumah sakit. Beberapa contoh jenis gangguan abnormalitas pada anak yang harus diketahui.

6. Prasangka Buruk Terhadap Rumah Sakit

Ada banyak kasus yang mengecewakan terjadi di rumah sakit, entah itu pelayanannya, petugasnya, obat – obatan dan sebagainya yang terkesan tidak memuaskan pasien.

Akibat hal tersebut, maka timbullah perasaan prasangka buruk terhadap rumah sakit, jangan – jangan ?, itulah yang sering diungkapkan orangtua apabila kondisi anak tidak segera membaik. Atau karena takut jika dokter dan perawat salah memberikan obat dan juga diagnosa penyakitnya. Ketahuilah jenis gangguan emosional pada anak sedari usia kecil.

7. Rasa Malas Untuk Berobat Ke Rumah Sakit

Dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga berikutnya, orangtua menjadi enggan dan malas untuk berobat ke rumah sakit.

Lebih baik berusaha dengan obat herbal, tradisional daripada harus ke rumah sakit. Namun, kondisi darurat barulah orangtua akan bertindak segera, hal ini akibat dari hospitalisasi rumah sakit yang tidak dipercayai oleh keluarga pasien. Berikut ini contoh jenis gangguan kognitif pada anak usia dini.

Banyak kasus yang memang bisa terjadi akibat dari hospitalisasi rumah sakit, namun tidak semua rumah sakit bertindak buruk. Oleh sebab itu lebih sangat penting untuk peka terhadap kondisi si buah hati, apabila mengalami kondisi sakit segera bertindak dengan pengobatan ala rumahan atau ke klinik terdekat.

Semoga penjelasan di atas untuk dampak hospitalisasi pada anak dan keluarga menjadi manfaat untuk Anda.

You may also like