Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 5 Contoh Egosentrisme Pada Anak

5 Contoh Egosentrisme Pada Anak

by Rini Sabarini

Setiap anak memiliki karakter dan sikap yang berbeda, anak usia 2 tahun dan 5 tahun tentu tidaklah sama. Sikap kekanakan yang muncul pada seorang anak tidak terlepas dari sikap yang ego, karena ketidaktahuan mereka akan hal yang baik dan mana yang tidak patut. Salah satu dampak dan pengaruh egosentrisme terhadap remaja yang perlu diwaspadai.

Dalam perkembangan usianya yang masih anak – anak, ada beberapa contoh sikap yang membuat orang dewasa berkata itu sangatlah nakal. Seperti sikap egosentris, sikap ini merupakan sikap ketidaktahuan anak terhadap pola pikir atau sudut pandang dan menilai suatu masalah dengan mementingkan diri sendiri atau ingin menang sendiri, dikarenakan kesadarannya yang belum terbentuk secara sempurna. Berikut ini beberapa contoh egosentrisme pada anak yang dapat Anda ketahui :

1. Tidak Mau Mengalah

Terkadang ada pola sikap dari anak usia dini memiliki tingkah tidak mau mengalah. Terutama pada kasus anak yang memiliki adik atau kakak yang usianya tidak jauh berbeda, atau sesama temannya. Contoh pada saat anak bermain yang tidak mau mengalah dalam memperebutkan mainan. Tingkah laku ini terkadang membuat orang tua merasa tidak sabar atau kesal, namun itulah sikap dasar anak – anak yang tidak tahu apa itu baik dan apa itu tidak baik. Berikut ini kiat dan cara menghilangkan sifat egois dalam diri agar dapat diatasi secara benar dan tepat.

2. Iri dan Cemburuan

Contoh egosentrisme pada anak lainnya adalah sikap cemburu dan iri yang memang dimiliki setiap anak usia dini. Contohnya pada saat anak merasa cemburu karena tidak diperhatikan, cemburu meihat ada anggota keluarga baru seperti memiliki adik baru, atau iri melihat teman atau saudaranya memiliki mainan baru dan sebagainya. Sikap ini memang sangat natural dimiliki anak – anak, karena ketidaktahuannya tentang arti dari sikap cemburu dan iri. Beberapa dampak dan juga pengaruh dongeng pada psikologi anak sejak usia dini.

3. Tantrum

Satu lagi contoh sikap yang biasa diperlihatkan oleh anak – anak adalah sikap yang murah marah secara berlebihan. Apabila anak tidak diberikan apa yang ia minta atau mau, atau diminta untuk tidak melakukan hal yang tidak boleh maka ia akan bersikap marah dan ngambek. Pola tantrum pada setiap anak berbeda – beda, ada yang bisa diatasi dengan bujukan, namun ada yang sulit untuk dibujuk. Karena itu orangtua harus pandai dan memiliki tingkat emosi yang tinggi untuk menghadapi tipe anak dengan sikap yang seperti ini. Salah satu fungsi dan peran orang tua dalam pembentukan kepribadian anak yang sangat penting diterapkan.

4. Pelit Atau Tidak Mau Berbagi

Berikut ini contoh egosentrisme pada anak lainnya adalah anak yang bersikap pelit dan tidak mau berbagi mengenai hal apapun. Biasanya anak belum memiliki kesempurnaan dalam kesadaran dan pola pikirnya, sehingga belum tahu apa yang boleh dan apa yang tidak. Sikap pelit ini biasa ditunjukan apabila anak tidak ingin mainan atau suatu hal yang menjadi milik dan kesayangannya, bisa berupa mainan, makanan dan apapun yang ia punya. Ketahui bagaimana perkembangan psikologi pada anak masa prasekolah yang dapat Anda terapkan.

5. Suka Memukul Teman Main

Kebiasaan dari anak yang memiliki egosentris tinggi lainnya yaitu temperamental, ia suka memukul atau menyakiti teman, saudara bahkan orangtua karena satu hal yang menurutnya tidak disukai. Hal ini tentu bisa diatasi dengan didikan serta pengajaran secara perlahan, dengan menerapkan pola nasihat, keteladanan dan contoh dari orang terdekatnya. Ketahui pengaruh serta pentingnya peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sejak usia dini.

Demikian beberapa penjelasan mengenai contoh egosentrisme pada anak, semoga Anda mampu untuk memberikan contoh sikap dan juga pendidikan dasar kepada anak dengan tepat dan bertanggungjawab. Semoga bermanfaat.

You may also like