Jenis emosi pada anak usia dini akan berkembang sesuai dengan kematangan si anak usia dini atau bersamaan dengan perkembangan otaknya. Melalui belajar dna lingkungan, hal dan kondisi yang pada mulanya tidak menimbulkan respon jenis emosi pada anak usia dini, di kemudian hari tentu menimbulkan respon jenis emosi pada anak usia dini.
Pertumbuhan dan perkembangan membuat anak usia dini bersifat berbeda terhadap situasai kondisi yang khas. Apa yang menakutkan baginya pada usia tertentu tentu akan menimbulkan reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang sama. Demikian pula rangsangan
atau alasan yang dulunya tidak menimbulkan jenis emosi pada anak usia dini dengan berbagai tingkat intensitas. Belajar dan kematangan terjalin sangat erat satu sama lain sehingga sukar untuk menetapkan pengaruh mana yang relatif lebih kuat. Berikut penjelasan mengenai Jenis Jenis Emosi pada Anak Usia Dini yaitu :
1. Takut
Adanya rasa takut pada anak usia dini ialah hal yang wajar selama rasa takut itu tidak terlalu kuat dan hanya adalah peringatan terhadap bahaya. Tapi, sebagian besar anak usia dini belajar takut terhadap hal hal yang tidak berbahaya, dan rasa takut ini menjadi penghambat terhadap tindakan yang tentu sangat berguna ataupun menyenangkan. (Baca juga mengenai jenis terapi bermain pada anak usia sekolah)
Lebih jelasnya lagi, beberapa anak usia dini yang mengalami berbagai macam rasa takut yang kuat dalam dirinya, sehingga kesehatan fisik dan mentalnya terganggu. Bila tidak ada penyaluran yang memuaskan bagi ketegangan etegangan jenis emosi pada anak usia dini ini, maka kesehatan anak usia dini akan terganggu, pandangan hidupnya akan tercemar, dan penyesuaiannya terhadap sesama manusia tidak menguntungkan. (Baca juga mengenai jenis kecerdasan pada anak)
2. Cemas
Cemas ialah suatu bentuk rasa takut yang bersifat khayalan. Jadi bukan rasa takut yang disebabkan alasan dari lingkungan si anak usia dini. Kecemasan ini tentu datangnya dari kondisi kondisi yang dikhayalkan atau diimajinasikan akan terjadi. Tapi dapat pula alasannya dari buku buku, film, komik, radio, ataupun cara rekreasi populer lain. (Baca juga mengenai jenis autisme pada anak)
Sebab rasa cemas ini disebabkan oleh imajinasi atau khayalandan bukan oleh alasan nyata, maka ia tidak terdapat pada anak u sia dini di usia yang sangat muda. Kecemasan dapat terjadi bila anak usia dini telah mencapai tingkat perkembangan lanjutan yang mana ia (Baca juga mengenai jenis hiperaktif pada anak)
bisa berimajinasi tentang hal hal yang secara langsung tidak ada di hadapannya. Jadi, jelaslah bahwa rasa cemas biasanya hanya sesuatu yang tidak masuk akal dan yang dibesar besarkan. Akan tetapi hai ini tentu adalah hal yang wajar dalam perkembangan anak usia dini. (Baca juga mengenai jenis gangguan kognitif pada anak)
3. Marah
Marah adalah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang lebih sering terjadi pada masa anak usia dini disebabkan lebih beberapa alasan yang menimbulkan kemarahan dalam kehidupan anak usia dini dari pada alasan yang menimbulkan rasa takut, dan beberapa anak usia dini yang pada usia muda telah menemukan bahwa marah adalah cara yang baik untuk mendapat perhatian atau memuaskan keinginannya.
4. Cemburu
Cemburu adalah respon yang normal terhadap kehilangan nyata ataupun ancaman terhadap kehilangan kasih sayang. Cemburu ialah kelanjutan dari marah yang menimbulkan sikap benci atau dendam yang ditujukan terhadap individu, sedangkan marah dapat ditujukan tidak hanya terhadap individu tetapi terhadap diri sendiri, dan benda benda.
Dalam cemburu sering terdapat kombinasi antara marah dan takut. Individu yang cemburu merasa tidak yakin atau tidak aman dalam hubungannya dengan individu yang dicintainya. Apa yang menyebabkan individu cemburu dan bagaimana bentuk kecemburuannya beberapa dipengaruhi oleh pendidikannya dan perlakuan yang diterimanya dari individu lain.
Sifat cemburu pada masa anak usia dini dapat memengaruhi sikap individu terhadap individu lain, tidak hanya pada masa anak usia dini tapi sepanjang hidupnya. Puncak kecemburuan datang pada umur 3 dan 4 tahun, sedangkan puncak kecemburuan berikutnya muncul pada masa remaja dan masa dewasa.
5. Kegembiraan, Kesenangan atau Kenikmatan
Kegembiraan dalam bentuknya yang lebih lunak dikenal sebagai ketenangan atau kebahagiaan, yang adalah jenis emosi pada anak usia dini yang positif sebab individu yang mengalaminya tidak melakukan usaha untuk menghilangkan kondisi yang menimbulkannya. Ia menerima kondisi tersebut atau berusaha untuk mempertahankannya sebab hasil yang menyenangkan yang diperolehnya. Kondisi gembira ini akan berbeda pada setiap perkembangan usianya.
6. Kasih sayang
Kasih sayang atau cinta ialah reaksi jenis emosi pada anak usia dini yang ditujukan terhadap seseindividu atau suatu benda. Kasih sayang anak usia dini terhadap individu lain yang terjadi secara spontan dapat ditimbulkan oleh suatu alasan sosial yang minim sekalipun. Namun, belajar memainkan peranan yang penting dalam menentukkan individu individu tertentu
atau hal hal tertentu terhadap siapa anak usia dini menaruh kasih sayang atau cintanya. Kasih sayang atau cinta itu diperoleh melalui belajar, bukan dibawa dari lahir, maka cintanya maka cintanya terhadap anggota keluarga atau terhadap individu lain yang tidak mempunyai tali persaudaraan dengannya tergantung pada bagaimana anak anak usia dini memperlakukan dan apakah hubungannya adalah pengalaman yang menyenangkan.
7. Ingin Tahu
Minat terhadap lingkungannya sangat terbatas selama usia 2 atau 3 bulan pertama dari kehidupan terkecuali bila alasan yang kuat ditujukan terhadap si anak. Setelah usia itu, apa saja yang baru atau aneh baginya, pasti akan menimbulkan rasa ingin tahunya. Hal ini mendorongnya untuk melakukan percobaan sampai rasa ingin tahunya terpuaskan. Minatnya tidak hanya terbatas pada hal hal umum dalam lingkungannya.
Tidak heran jika pada anak usia dini selalu memiliki banyak pertanyaan mengenai ingkungan di sekitarnya, pertanyaan itu tentu diajukan pada orang terdekatnya seperti apda orang tuanya atau saudara yang sering ditemuinya, anak usia dini akan terus menerus bertanya mengenai apa saja yang ia temui dan ia belum mengerti, hal ini adalah hal yang wajar, jika hal ini tidak terjadi, maka kemungkinan ada kelainan pada anak tersebut pada tumbuh kembangnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan untuk bisa memahami emosi anak anak di sekitar kita semua, oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.